Kupang (ANTARA) - TAKA dan penyuluh perikanan dan Dinas Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur membentuk kelompok perempuan yang bertujuan sebagai wadah bagi para istri nelayan untuk berkreasi dan melakukan pengolahan ikan bersama-sama.
Hal itu dilakukan melalui program penguatan livelihood perikanan skala kecil dengan Burung Indonesia dalam Hibah Skala Kecil RIT-Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) Wallacea II.
Dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Sabtu, TAKA dan penyuluh perikanan menawarkan olahan produk yang mudah dibuat dengan harga bersaing yang bisa menjadi ciri khas makanan Alor yakni produk ikan asap dan sambal ikan asap menggunakan ikan belo-belo sebagai bahan utamanya.
Setelah berdiskusi dengan masyarakat, terbentuk kelompok pengolah pemasar (POKLAHSAR) Sebanjar Maju, Desa Alor Besar pada tanggal 9 Juni 2023.
Untuk mempertahankan kualitas rasa yang gurih dan lezat, produk menggunakan ikan belo-belo segar dari tangkapan nelayan yang kemudian diolah langsung di rumah ikan asap.
Dalam proses pembuatannya, ikan diasap selama dua jam menggunakan batok kelapa untuk menghilangkan kadar air dalam ikan secara perlahan dan menghasilkan warna yang bagus dan bersih.
Ikan asap belo-belo dapat bertahan selama satu sampai dua minggu dalam suhu ruang. Hingga saat ini, ikan asap produksi Kelompok Sebanjar Maju sudah dikirim ke Kupang, Belu, Alor, dan Atambua.
Tidak lengkap rasanya jika hanya ikan asap belo-belo saja, melihat orang Alor suka makan ubi sering dicocol dengan sambal sehingga sambal ikan asap cocok dibuat untuk ubi dan lauk tambahan untuk nasi.
Dalam testimoni yang sudah dicoba oleh beberapa pihak dan masyarakat dalam pembukaan dan peresmian rumah ikan asap banyak yang suka dengan sambal ikan asap karena rasanya yang khas. Untuk sambal ikan asap dapat bertahan satu minggu apabila dalam kulkas/freezer.
Mendengar rekomendasi makanan ini, banyak wisatawan yang telah berkunjung untuk makan di rumah ikan asap. Dari kunjungan para wisatawan untuk menikmati secara langsung ikan asap dan sambal ikan asap, beberapa dari mereka yang berasal dari luar daerah membawanya sebagai oleh-oleh khas Alor yang dapat dinikmati oleh keluarga di rumah.
Desa Alor Besar merupakan desa pesisir yang terletak di Kabupaten Alor. Mayoritas masyarakat laki-laki bekerja sebagai nelayan dan perempuan sebagai pembuat kain tenun, penjual ikan, dan ibu rumah tangga.
Biasanya, sebagian hasil tangkapan para nelayan dijual di sekitar desa dan sebagian lainnya dijual langsung di Kalabahi oleh istri nelayan. Hasil tangkapan biasanya berupa ikan dasar dan ikan pelagis kecil seperti ikan layang atau “belo-belo” dalam bahasa Alor.
Ikan tersebut kadang tidak terjual sepenuhnya sehingga banyak yang dibawa pulang ke rumah untuk dijadikan lauk pauk. Kini belo-belo dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan yang bernilai ekonomis.
Hal itu dilakukan melalui program penguatan livelihood perikanan skala kecil dengan Burung Indonesia dalam Hibah Skala Kecil RIT-Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) Wallacea II.
Dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Sabtu, TAKA dan penyuluh perikanan menawarkan olahan produk yang mudah dibuat dengan harga bersaing yang bisa menjadi ciri khas makanan Alor yakni produk ikan asap dan sambal ikan asap menggunakan ikan belo-belo sebagai bahan utamanya.
Setelah berdiskusi dengan masyarakat, terbentuk kelompok pengolah pemasar (POKLAHSAR) Sebanjar Maju, Desa Alor Besar pada tanggal 9 Juni 2023.
Untuk mempertahankan kualitas rasa yang gurih dan lezat, produk menggunakan ikan belo-belo segar dari tangkapan nelayan yang kemudian diolah langsung di rumah ikan asap.
Dalam proses pembuatannya, ikan diasap selama dua jam menggunakan batok kelapa untuk menghilangkan kadar air dalam ikan secara perlahan dan menghasilkan warna yang bagus dan bersih.
Ikan asap belo-belo dapat bertahan selama satu sampai dua minggu dalam suhu ruang. Hingga saat ini, ikan asap produksi Kelompok Sebanjar Maju sudah dikirim ke Kupang, Belu, Alor, dan Atambua.
Tidak lengkap rasanya jika hanya ikan asap belo-belo saja, melihat orang Alor suka makan ubi sering dicocol dengan sambal sehingga sambal ikan asap cocok dibuat untuk ubi dan lauk tambahan untuk nasi.
Dalam testimoni yang sudah dicoba oleh beberapa pihak dan masyarakat dalam pembukaan dan peresmian rumah ikan asap banyak yang suka dengan sambal ikan asap karena rasanya yang khas. Untuk sambal ikan asap dapat bertahan satu minggu apabila dalam kulkas/freezer.
Mendengar rekomendasi makanan ini, banyak wisatawan yang telah berkunjung untuk makan di rumah ikan asap. Dari kunjungan para wisatawan untuk menikmati secara langsung ikan asap dan sambal ikan asap, beberapa dari mereka yang berasal dari luar daerah membawanya sebagai oleh-oleh khas Alor yang dapat dinikmati oleh keluarga di rumah.
Desa Alor Besar merupakan desa pesisir yang terletak di Kabupaten Alor. Mayoritas masyarakat laki-laki bekerja sebagai nelayan dan perempuan sebagai pembuat kain tenun, penjual ikan, dan ibu rumah tangga.
Biasanya, sebagian hasil tangkapan para nelayan dijual di sekitar desa dan sebagian lainnya dijual langsung di Kalabahi oleh istri nelayan. Hasil tangkapan biasanya berupa ikan dasar dan ikan pelagis kecil seperti ikan layang atau “belo-belo” dalam bahasa Alor.
Ikan tersebut kadang tidak terjual sepenuhnya sehingga banyak yang dibawa pulang ke rumah untuk dijadikan lauk pauk. Kini belo-belo dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan yang bernilai ekonomis.