Kupang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajak para pelajar di daerah tersebut mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan damai dan tanpa hoaks.
"Hoaks itu harus dilawan. Kalau ada berita, kita cek. Kalau tahu berita bohong, jangan cepat kirim," kata Anggota KPU NTT Yosafat Koli di Kota Kupang, NTT, Senin, (14/8/2023).
Yosafat menegaskan hal tersebut dalam acara Seminar Pemilu bertema "Optimalisasi Peran Generasi Muda Dalam Mewujudkan Pemilu Damai 2024 Tanpa Hoaks" yang diselenggarakan SMA Swasta Seminari Santo Rafael Oepoi Kupang.
Di hadapan ratusan pelajar yang hadir dalam seminar itu, Yosafat mengatakan bahwa hoaks adalah berita atau kabar bohong.
Ciri-ciri hoaks politik saat ini, lanjutnya, ialah membuat konsep pesan untuk menciptakan kecemasan, kebencian, kecurigaan, ketidakpercayaan, hingga permusuhan
Selanjutnya, sumber informasi atau media yang digunakan dalam menyebarkan informasi bohong itu tidak memiliki identitas jelas. Bahkan, pesan itu bisa mengeksploitasi fanatisme dan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Yosafat menambahkan hoaks berisikan pesan yang tidak lengkap dan menggunakan kata-kata provokatif.
Pemilu 2024 memiliki banyak tahapan yang beririsan satu dan lainnya. Oleh karena itu, seminar pemilu tersebut menjadi salah satu bentuk sosialisasi dan penyebaran informasi kepada para pemilih pemula agar tidak termakan hoaks dan mengetahui sejauh mana proses tahapan Pemilu 2024 yang telah berlangsung.
"Tugas kita selanjutnya memastikan masyarakat sudah paham tentang pemilu sehingga dia ikut berpartisipasi. Bayangkan kalau dia pergi ke TPS (tempat pemungutan suara), tapi tidak tahu apa-apa," ucap Yosafat.
Untuk mengoptimalkan peran generasi muda dalam mendukung Pemilu 2024, KPU NTT telah menjalankan beberapa program, di antaranya KPU Goes to School, KPU Goes to Campus, dan Desa Peduli Pemilu.
Baca juga: KPU NTT: Isu lingkungan jadi materi debat calon kepala daerah di NTT 2024
Dia berharap berbagai upaya yang telah dilakukan KPU tersebut dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya para pemilih pemula, untuk mengetahui tata cara pemilu dan terlibat dalam pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia tersebut.
Baca juga: KPU Mabar pastikan pemilu akses bagi pemilih disabilitas
"Generasi muda adalah generasi penyambung masa depan bangsa dan negara. Maka, hendaklah menjadi generasi yang bersikap kritis," ujar Yosafat.
"Hoaks itu harus dilawan. Kalau ada berita, kita cek. Kalau tahu berita bohong, jangan cepat kirim," kata Anggota KPU NTT Yosafat Koli di Kota Kupang, NTT, Senin, (14/8/2023).
Yosafat menegaskan hal tersebut dalam acara Seminar Pemilu bertema "Optimalisasi Peran Generasi Muda Dalam Mewujudkan Pemilu Damai 2024 Tanpa Hoaks" yang diselenggarakan SMA Swasta Seminari Santo Rafael Oepoi Kupang.
Di hadapan ratusan pelajar yang hadir dalam seminar itu, Yosafat mengatakan bahwa hoaks adalah berita atau kabar bohong.
Ciri-ciri hoaks politik saat ini, lanjutnya, ialah membuat konsep pesan untuk menciptakan kecemasan, kebencian, kecurigaan, ketidakpercayaan, hingga permusuhan
Selanjutnya, sumber informasi atau media yang digunakan dalam menyebarkan informasi bohong itu tidak memiliki identitas jelas. Bahkan, pesan itu bisa mengeksploitasi fanatisme dan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Yosafat menambahkan hoaks berisikan pesan yang tidak lengkap dan menggunakan kata-kata provokatif.
Pemilu 2024 memiliki banyak tahapan yang beririsan satu dan lainnya. Oleh karena itu, seminar pemilu tersebut menjadi salah satu bentuk sosialisasi dan penyebaran informasi kepada para pemilih pemula agar tidak termakan hoaks dan mengetahui sejauh mana proses tahapan Pemilu 2024 yang telah berlangsung.
"Tugas kita selanjutnya memastikan masyarakat sudah paham tentang pemilu sehingga dia ikut berpartisipasi. Bayangkan kalau dia pergi ke TPS (tempat pemungutan suara), tapi tidak tahu apa-apa," ucap Yosafat.
Untuk mengoptimalkan peran generasi muda dalam mendukung Pemilu 2024, KPU NTT telah menjalankan beberapa program, di antaranya KPU Goes to School, KPU Goes to Campus, dan Desa Peduli Pemilu.
Baca juga: KPU NTT: Isu lingkungan jadi materi debat calon kepala daerah di NTT 2024
Dia berharap berbagai upaya yang telah dilakukan KPU tersebut dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya para pemilih pemula, untuk mengetahui tata cara pemilu dan terlibat dalam pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia tersebut.
Baca juga: KPU Mabar pastikan pemilu akses bagi pemilih disabilitas
"Generasi muda adalah generasi penyambung masa depan bangsa dan negara. Maka, hendaklah menjadi generasi yang bersikap kritis," ujar Yosafat.