Kupang (ANTARA) - Penjual pernak-pernik Kemerdekaan RI di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengaku dalam sehari hanya mampu menghasilkan Rp300 hingga Rp500 ribu per hari dari hasil penjualan Bendera Merah Putih dan umbul-umbul.
Berhy seorang pedagang pernak pernik Kemerdekaan yang ditemui di jalan Frans Seda Kota Kupang, NTT, Senin, (14/8/2023) siang mengaku keuntungan yang diperoleh itu jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya justru mengalami penurunan.
"Tahun sebelum biasanya per hari kami meraup pendapatan berkisar dari Rp1 juta sampai Rp2 juta. Sementara untuk tahun ini, pendapatan kami hanya berkisar dari Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per harinya," katanya.
Menurut Berhy dengan pendapatan yang diperoleh perhari tersebut, tidak sebanding dengan biaya hidup di Kota Kupang. Karena bagi dia biaya hidup di Kota Kupang cukup tinggi.
Berhy yang merupakan warga Garut, Jawa Barat tersebut menambahkan bahwa sejumlah pernah pernik yang dijual itu juga adalah barang yang diambil dari agen.
"Kita penjual hanya mengharapkan komisi dari setiap penjualan barang tersebut,” ujar Berhy.
Penurunan pendapatan tersebut membuat Berhy yang juga sudah sejak 2013 berjualan pernak pernik Kemerdekaan di Kota Kupang tersebut juga memutuskan untuk tidak mengikuti perayaan Kemerdekaan ke-78 RI di Kota Kupang dan lebih memilih pulang lebih awal sebelum HUT RI ke Garut.
Sementara itu Ina Ludji pedagang pernak-pernik yang ditemui tidak jauh dari lapak milik Berhy juga mengaku bahwa terjadi penurunan pembelian pernak pernik kemerdekaan dibandingkan tahun 2022.
"Tahun ini pembelian kurang sekali dibanding tahun lalu, bahkan lebih baik saat Pandemi Covid-19”, katanya.
Ina menambahkan bahwa pada tahun 2022, omset penjualan bisa mencapai angka Rp20-an juta, sedangkan tahun ini hanya berada pada kisaran Rp10-an juta.
Penurunan penjualan tersebut menurutnya dipicu oleh dua faktor. Pertama, bertambahnya jumlah penjual dan kedua, penurunan pesanan dari kantor-kantor.
"Tahun lalu, saat memasuki bulan Agustus omset yang kita peroleh sudah bisa mencapai Rp20-an juta dengan keuntungan Rp4 jutaan. Sedangkan tahun ini, per tanggal 14 Agustus saja omset kita masih Rp10-an juta dengan keuntungan Rp1,5 juta,” ujar Ina yang sudah berjualan sejak 2019 itu.
Ina mengaku harga jual pernak pernik kemerdekaan yang dia jual berada pada kisaran Rp5 ribu hingga Rp250 ribu tergantung dari ukuran pernak-pernak yang dijualnya.
Baca juga: Pemkot Kupang gelar lomba perahu hias jelang HUT RI
Baca juga: Warga Kota Kupang gelar festival budaya jelang peringatan HUT RI-78
Berhy seorang pedagang pernak pernik Kemerdekaan yang ditemui di jalan Frans Seda Kota Kupang, NTT, Senin, (14/8/2023) siang mengaku keuntungan yang diperoleh itu jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya justru mengalami penurunan.
"Tahun sebelum biasanya per hari kami meraup pendapatan berkisar dari Rp1 juta sampai Rp2 juta. Sementara untuk tahun ini, pendapatan kami hanya berkisar dari Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per harinya," katanya.
Menurut Berhy dengan pendapatan yang diperoleh perhari tersebut, tidak sebanding dengan biaya hidup di Kota Kupang. Karena bagi dia biaya hidup di Kota Kupang cukup tinggi.
Berhy yang merupakan warga Garut, Jawa Barat tersebut menambahkan bahwa sejumlah pernah pernik yang dijual itu juga adalah barang yang diambil dari agen.
"Kita penjual hanya mengharapkan komisi dari setiap penjualan barang tersebut,” ujar Berhy.
Penurunan pendapatan tersebut membuat Berhy yang juga sudah sejak 2013 berjualan pernak pernik Kemerdekaan di Kota Kupang tersebut juga memutuskan untuk tidak mengikuti perayaan Kemerdekaan ke-78 RI di Kota Kupang dan lebih memilih pulang lebih awal sebelum HUT RI ke Garut.
Sementara itu Ina Ludji pedagang pernak-pernik yang ditemui tidak jauh dari lapak milik Berhy juga mengaku bahwa terjadi penurunan pembelian pernak pernik kemerdekaan dibandingkan tahun 2022.
"Tahun ini pembelian kurang sekali dibanding tahun lalu, bahkan lebih baik saat Pandemi Covid-19”, katanya.
Ina menambahkan bahwa pada tahun 2022, omset penjualan bisa mencapai angka Rp20-an juta, sedangkan tahun ini hanya berada pada kisaran Rp10-an juta.
Penurunan penjualan tersebut menurutnya dipicu oleh dua faktor. Pertama, bertambahnya jumlah penjual dan kedua, penurunan pesanan dari kantor-kantor.
"Tahun lalu, saat memasuki bulan Agustus omset yang kita peroleh sudah bisa mencapai Rp20-an juta dengan keuntungan Rp4 jutaan. Sedangkan tahun ini, per tanggal 14 Agustus saja omset kita masih Rp10-an juta dengan keuntungan Rp1,5 juta,” ujar Ina yang sudah berjualan sejak 2019 itu.
Ina mengaku harga jual pernak pernik kemerdekaan yang dia jual berada pada kisaran Rp5 ribu hingga Rp250 ribu tergantung dari ukuran pernak-pernak yang dijualnya.
Baca juga: Pemkot Kupang gelar lomba perahu hias jelang HUT RI
Baca juga: Warga Kota Kupang gelar festival budaya jelang peringatan HUT RI-78