Kupang (ANTARA) - Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur terpantau relatif mengalami penurunan akibat meningkatnya pasokan komoditas di ibu Kota Provinsi NTT tersebut.
“Bulan lalu, harga bawang merah mencapai Rp 45.000 per kg, bulan ini turun menjadi Rp25.00 per kg. Cabai mulai dari rawit sampai kriting dari harganya Rp60.000 per kg di bulan lalu, turun menjadi Rp40.000 per kg di bulan ini,” kata Ina Koro seorang Pedagang yang ditemui di pasar Tradisional Oebobo, Kota Kupang, Senin, (21/8/2023).
Ina mengaku penurunan harga tersebut dipicu oleh musim panen bawang dan cabai yang telah tiba.
“Harga mulai turun karena sudah masuk musim panen bawang dan cabai” katanya.
Kendati demikian pasokkan komoditas bawang dan cabai meningkat di pasar tradisional Kota Kupang, tetapi harga bawang putih relatif naik dibandingkan dengan bulan lalu.
“Harga bawang putih bulan ini Rp45.000 per kg, dibandingkan dengan bulan lalu Rp40.000 per kg,” tegas Ina.
Pedagang lain di Pasar Tradisional Oebobo Kota Kupang, Melki Dolu menyebut harga tomat dan wortel juga relatif menurun.
“ Harga tomat saat ini Rp10.000 per kg, sementara harga wortel Rp12.000 per kg, dari sebelumnya Rp25.000 per kg,” katanya.
Sementara itu harga telur ayam ras sendiri kini berada pada harga Rp60.000 per satu rak (isi 30 butir, red), dari sebelumnya Rp66.000 per rak. Sementara jika dihitung per ikat dengan jumlah rak, maka enam rak harganya mencapai RP350.000, dari sebelumnya berada pada harga Rp360.000
Berbeda dengan penjual daging sapi dan daging ayam. Para pedagang mengaku mengalami penurunan daya beli pada tahun 2023, meskipun harga daging relatif stabil.
“Tahun ini daya beli masyarakat menurun, ketimbang tahun sebelumnya meskipun harga daging sapi relatif stabil Rp110.000 per kg,” kata Johan Seubelan pedagang daging sapi di pasar Inpres Naikoten, Senin.
Johan mengaku, tahun lalu dia mampu meraup keuntungan sebesar Rp150.000 per harinya di luar dari uang operasional, sementara sekarang pendapatannya dari jualan tidak stabil.
“Pendapatan kita sekarang menurun ketimbang tahun sebelumnya. Tahun lalu per hari kita bisa meraup keuntungan Rp150.000 per hari. Sedangkan sekarang tidak menetap, apalagi kita berjualan hanya tiga kali dalam seminggu,” tambah Johan
Baca juga: Kota Kupang perluas operasi pasar murah kendalikan inflasi
Ibu Adi pedagang daging ayam di pasar Naikoten mengaku penurunan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu dirinya mengaku meraup keuntungan Rp300.000 per hari. Sementara tahun ini, dirinya hanya mampu meraup keuntungan sebesar Rp150.000 per hari.
Baca juga: Dirjen Perhubungan Darat gelar pasar murah di Kupang jelang HUT RI
“Tahun ini daya beli masyarakat menurun ketimbang tahun sebekumnya. Tahun lalu, per harinya kita bisa menggaet keuntungan Rp 300.000 per hari, sementara tahun ini hanya Rp150.000 per hari,” kata pedagang asal pekalongan tersebut.
“Bulan lalu, harga bawang merah mencapai Rp 45.000 per kg, bulan ini turun menjadi Rp25.00 per kg. Cabai mulai dari rawit sampai kriting dari harganya Rp60.000 per kg di bulan lalu, turun menjadi Rp40.000 per kg di bulan ini,” kata Ina Koro seorang Pedagang yang ditemui di pasar Tradisional Oebobo, Kota Kupang, Senin, (21/8/2023).
Ina mengaku penurunan harga tersebut dipicu oleh musim panen bawang dan cabai yang telah tiba.
“Harga mulai turun karena sudah masuk musim panen bawang dan cabai” katanya.
Kendati demikian pasokkan komoditas bawang dan cabai meningkat di pasar tradisional Kota Kupang, tetapi harga bawang putih relatif naik dibandingkan dengan bulan lalu.
“Harga bawang putih bulan ini Rp45.000 per kg, dibandingkan dengan bulan lalu Rp40.000 per kg,” tegas Ina.
Pedagang lain di Pasar Tradisional Oebobo Kota Kupang, Melki Dolu menyebut harga tomat dan wortel juga relatif menurun.
“ Harga tomat saat ini Rp10.000 per kg, sementara harga wortel Rp12.000 per kg, dari sebelumnya Rp25.000 per kg,” katanya.
Sementara itu harga telur ayam ras sendiri kini berada pada harga Rp60.000 per satu rak (isi 30 butir, red), dari sebelumnya Rp66.000 per rak. Sementara jika dihitung per ikat dengan jumlah rak, maka enam rak harganya mencapai RP350.000, dari sebelumnya berada pada harga Rp360.000
Berbeda dengan penjual daging sapi dan daging ayam. Para pedagang mengaku mengalami penurunan daya beli pada tahun 2023, meskipun harga daging relatif stabil.
“Tahun ini daya beli masyarakat menurun, ketimbang tahun sebelumnya meskipun harga daging sapi relatif stabil Rp110.000 per kg,” kata Johan Seubelan pedagang daging sapi di pasar Inpres Naikoten, Senin.
Johan mengaku, tahun lalu dia mampu meraup keuntungan sebesar Rp150.000 per harinya di luar dari uang operasional, sementara sekarang pendapatannya dari jualan tidak stabil.
“Pendapatan kita sekarang menurun ketimbang tahun sebelumnya. Tahun lalu per hari kita bisa meraup keuntungan Rp150.000 per hari. Sedangkan sekarang tidak menetap, apalagi kita berjualan hanya tiga kali dalam seminggu,” tambah Johan
Baca juga: Kota Kupang perluas operasi pasar murah kendalikan inflasi
Ibu Adi pedagang daging ayam di pasar Naikoten mengaku penurunan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu dirinya mengaku meraup keuntungan Rp300.000 per hari. Sementara tahun ini, dirinya hanya mampu meraup keuntungan sebesar Rp150.000 per hari.
Baca juga: Dirjen Perhubungan Darat gelar pasar murah di Kupang jelang HUT RI
“Tahun ini daya beli masyarakat menurun ketimbang tahun sebekumnya. Tahun lalu, per harinya kita bisa menggaet keuntungan Rp 300.000 per hari, sementara tahun ini hanya Rp150.000 per hari,” kata pedagang asal pekalongan tersebut.