Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD) sehingga daerah ini bebas kasus penyakit tersebut.

"Kerja kolaborasi yang melibatkan semua pihak maka kasus DBD yang sering terjadi di Kota Kupang dapat diminimalisir," kata Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Kupang A.D.E. Manafe di Kupang, Kamis, (14/9/2023).

Ia mengatakan hal itu terkait dengan sosialisasi implementasi inovasi wolbachia untuk mengatasi wabah DBD.

Ia mengatakan kerja sama berbagai pihak dapat meningkatkan efektivitas upaya bersama sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama Kota Kupang terbebas dari DBD.

"Pemerintah Kota Kupang menyambut baik dengan adanya sosialisasi implementasi inovasi wolbachia untuk mengatasi wabah DBD," kata dia.

Ia mengatakan penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Kupang.

Menurutnya, masalah kesehatan ini berdampak hingga aspek ekonomi, menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan hidup.

Ia berharap, sosialisasi implementasi inovasi wolbachia yang diikuti para lurah dan camat dapat mengoptimalkan upaya pemerintah menurunkan angka DBD di ibu kota provinsi berbasis kepulauan itu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi menjelaskan inovasi wolbachia salah satu bakteri alami yang hidup atau terdapat di hampir 60 persen jenis serangga di sekitar lingkungan masyarakat, seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang, dan sebagian nyamuk yang menggigit manusia.

Dia mengatakan wolbachia merupakan bakteri yang aman bagi manusia dan lingkungan.

"Melalui bakteri wolbachia yang diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti nantinya akan menghambat virus dengue penyebab DBD. Jadi ini aman untuk manusia," kata dia.

Baca juga: Kemenkes: Waspadai dampak El Nino picu kasus dengue

Ia mengatakan nyamuk yang telah mengandung wolbachia akan disebar untuk selanjutnya berkembang biak secara alami,sehingga diharapkan seluruh nyamuk telah memiliki kandungan wolbachia yang mampu menghambat virus dengue, penyebab DBD.

Baca juga: Kemenkes catat 710 kasus dengue mengawali 2023

“Kami mohon dukungan masyarakat, selain pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M Plus yang telah berjalan, kami juga meminta peran serta aktif masyarakat untuk menyukseskan inovasi wolbachia, karena tanpa masyarakat program ini tidak akan berhasil. Ini diharapkan dapat menjadi percontohan menuju Kupang bebas DBD,” kata Imam Pambudi.

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024