Kupang (ANTARA) - Self Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia menggelontorkan anggaran Corporate Social Responbility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan lebih dari Rp1 miliar untuk perbaikan, penguatan, dan pengelolaan pariwisata bahari berkelanjutan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Lebih dari Rp1 miliar kami sumbangkan melalui beberapa program unggulan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi NTT Adevi Sobath Sofani di Kupang, Kamis, (5/10/2023).
SRO Pasar Modal Indonesia yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah memberikan CSR untuk beberapa program unggulan dengan menggandeng Yayasan WWF Indonesia.
Pertama, anggaran tersebut akan digunakan untuk perbaikan tata kelola pariwisata menggunakan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC). Selanjutnya program perbaikan ekosistem, penguatan, serta penyadartahuan akan pentingnya peran ekosistem mangrove. "Dua program ini nantinya berkelanjutan," kata Adevi.
Berikutnya anggaran CSR tersebut juga digunakan untuk penguatan mata pencaharian kelompok nelayan dan wisata lokal di Labuan Bajo. Untuk program ini, SRO Pasar Modal Indonesia telah menyumbangkan kotak es (cool box) dan pembangunan Pusat Informasi Nelayan di Desa Seraya Marannu.
Kemudian anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pembersihan pantai dan penimbangan sampah untuk pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, serta terakhir, edukasi pasar modal kepada masyarakat lokal.
Adevi menjelaskan anggaran CSR tersebut merupakan persembahan Panitia Hari Ulang Tahun Pasar Modal Indonesia dan SRO Pasar Modal khusus untuk Provinsi NTT khususnya Labuan Bajo.
Ia mengatakan Labuan Bajo memiliki potensi luar biasa, sekaligus kawasan pariwisata prioritas yang perlu mendapatkan perhatian.
Selain tantangan seperti timbunan sampah di tengah tingginya kunjungan wisatawan yang datang ke Labuan Bajo, wisata bahari tentunya juga harus mendapat perhatian agar tidak rusak dengan menjaga kelestariannya.
Baca juga: BEI bantu pembangunan air bersih di Pulau Timor
Atas hal itu, SRO Pasar Modal Indonesia menilai pentingnya memberikan dukungan pada sektor bahari dan lingkungan di Labuan Bajo lewat pemanfaatan anggaran tanggung jawab sosial tersebut.
Ia berharap mitra gandengan SRO Pasar Modal Indonesia yang mengelola anggaran tersebut dapat menjalankan tata kelola yang telah dirancang sehingga bisa berdampak bagi masyarakat. "Kami ingin berdampak nyata untuk masyarakat NTT," katanya.
Baca juga: SRO Pasar Modal Indonesia canangkan literasi di NTT
Penyerahan secara simbolis bantuan CSR ini pun telah dilakukan pada Selasa di Desa Seraya Marannu, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasar Modal Indonesia menggelontorkan CSR Rp1 miliar di Labuan Bajo
"Lebih dari Rp1 miliar kami sumbangkan melalui beberapa program unggulan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi NTT Adevi Sobath Sofani di Kupang, Kamis, (5/10/2023).
SRO Pasar Modal Indonesia yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah memberikan CSR untuk beberapa program unggulan dengan menggandeng Yayasan WWF Indonesia.
Pertama, anggaran tersebut akan digunakan untuk perbaikan tata kelola pariwisata menggunakan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC). Selanjutnya program perbaikan ekosistem, penguatan, serta penyadartahuan akan pentingnya peran ekosistem mangrove. "Dua program ini nantinya berkelanjutan," kata Adevi.
Berikutnya anggaran CSR tersebut juga digunakan untuk penguatan mata pencaharian kelompok nelayan dan wisata lokal di Labuan Bajo. Untuk program ini, SRO Pasar Modal Indonesia telah menyumbangkan kotak es (cool box) dan pembangunan Pusat Informasi Nelayan di Desa Seraya Marannu.
Kemudian anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pembersihan pantai dan penimbangan sampah untuk pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, serta terakhir, edukasi pasar modal kepada masyarakat lokal.
Adevi menjelaskan anggaran CSR tersebut merupakan persembahan Panitia Hari Ulang Tahun Pasar Modal Indonesia dan SRO Pasar Modal khusus untuk Provinsi NTT khususnya Labuan Bajo.
Ia mengatakan Labuan Bajo memiliki potensi luar biasa, sekaligus kawasan pariwisata prioritas yang perlu mendapatkan perhatian.
Selain tantangan seperti timbunan sampah di tengah tingginya kunjungan wisatawan yang datang ke Labuan Bajo, wisata bahari tentunya juga harus mendapat perhatian agar tidak rusak dengan menjaga kelestariannya.
Baca juga: BEI bantu pembangunan air bersih di Pulau Timor
Atas hal itu, SRO Pasar Modal Indonesia menilai pentingnya memberikan dukungan pada sektor bahari dan lingkungan di Labuan Bajo lewat pemanfaatan anggaran tanggung jawab sosial tersebut.
Ia berharap mitra gandengan SRO Pasar Modal Indonesia yang mengelola anggaran tersebut dapat menjalankan tata kelola yang telah dirancang sehingga bisa berdampak bagi masyarakat. "Kami ingin berdampak nyata untuk masyarakat NTT," katanya.
Baca juga: SRO Pasar Modal Indonesia canangkan literasi di NTT
Penyerahan secara simbolis bantuan CSR ini pun telah dilakukan pada Selasa di Desa Seraya Marannu, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasar Modal Indonesia menggelontorkan CSR Rp1 miliar di Labuan Bajo