Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa dengan magnitudo 5,3 mengguncang wilayah barat daya Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada kedalaman 76 km, dipicu deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta Jumat, (27/10/2023).
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,78 Lintang Selatan (LS) dan 120,17 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 km arah barat daya Waingapu, NTT.
Hasil analisis mekanisme sumber, kata dia, menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Ia mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 14.49 WIB itu dirasakan di daerah Waingapu dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity). Artinya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa juga dirasakan di daerah Waitabula, Waikabubak, dan Bima, dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono menyampaikan hingga pukul 15.12 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: BMKG catat 87 kali gempa guncang pulau Pulau Sumba
Baca juga: Gempa guncang Timur laut Ruteng
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta Jumat, (27/10/2023).
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,78 Lintang Selatan (LS) dan 120,17 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 km arah barat daya Waingapu, NTT.
Hasil analisis mekanisme sumber, kata dia, menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Ia mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 14.49 WIB itu dirasakan di daerah Waingapu dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity). Artinya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa juga dirasakan di daerah Waitabula, Waikabubak, dan Bima, dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono menyampaikan hingga pukul 15.12 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: BMKG catat 87 kali gempa guncang pulau Pulau Sumba
Baca juga: Gempa guncang Timur laut Ruteng