Kupang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memastikan penyebaran nyamuk Wolbachia oleh pemerintah pusat ke sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Kupang, untuk menekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD)
"Nyamuk ini tidak berbahaya, justru untuk menekan angka penyebaran DBD di Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, (29/11/2023).
Hal ini disampaikan terkait munculnya penolakan sejumlah masyarakat atas nyamuk Wolbachia yang disebar ke sejumlah wilayah di NTT untuk mengatasi kasus DBD.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menebar 250 butir telur nyamuk Wolbachia di Kota Kupang.
Melki menjelaskan program nyamuk Wolbachia tujuannya menekan penyebaran nyamuk penyebab DBD. Selama ini uji coba sudah dilakukan dan sudah berhasil.
"Uji coba sudah dilakukan di UGM dan hasilnya kasus DBD turun dratis," ucapnya.
Melki mengatakan banyaknya penolakan dari warga ini karena minimnya edukasi sehingga masyarakat kurang mengetahui fungsi dari nyamuk yang menjadi program pemerintah itu.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunandi Sadikin untuk membahas soal program tersebut.
Baca juga: Kemenkes: Masyarakat tidak perlu khawatir nyamuk ber-Wolbachia
Sekaligus membahas soal pro dan kontra penyebaran nyamuk Wolbachia di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Kupang, yang perlu segera direspon.
Baca juga: Kemenkes tebar telur nyamuk Wolbachia di Kota Kupang
"Yang jelas saat pertemuan nanti kami berharap sudah ada penjelasan soal hal apakah menyebarkan mutasi genetik atau tidak, lalu ada semacam zat tambahan lain yang masuk di nyamuknya atau tidak," ujar Melki.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wakil Ketua Komisi IX DPR pastikan nyamuk Wolbachia tidak berbahaya
"Nyamuk ini tidak berbahaya, justru untuk menekan angka penyebaran DBD di Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, (29/11/2023).
Hal ini disampaikan terkait munculnya penolakan sejumlah masyarakat atas nyamuk Wolbachia yang disebar ke sejumlah wilayah di NTT untuk mengatasi kasus DBD.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menebar 250 butir telur nyamuk Wolbachia di Kota Kupang.
Melki menjelaskan program nyamuk Wolbachia tujuannya menekan penyebaran nyamuk penyebab DBD. Selama ini uji coba sudah dilakukan dan sudah berhasil.
"Uji coba sudah dilakukan di UGM dan hasilnya kasus DBD turun dratis," ucapnya.
Melki mengatakan banyaknya penolakan dari warga ini karena minimnya edukasi sehingga masyarakat kurang mengetahui fungsi dari nyamuk yang menjadi program pemerintah itu.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunandi Sadikin untuk membahas soal program tersebut.
Baca juga: Kemenkes: Masyarakat tidak perlu khawatir nyamuk ber-Wolbachia
Sekaligus membahas soal pro dan kontra penyebaran nyamuk Wolbachia di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Kupang, yang perlu segera direspon.
Baca juga: Kemenkes tebar telur nyamuk Wolbachia di Kota Kupang
"Yang jelas saat pertemuan nanti kami berharap sudah ada penjelasan soal hal apakah menyebarkan mutasi genetik atau tidak, lalu ada semacam zat tambahan lain yang masuk di nyamuknya atau tidak," ujar Melki.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wakil Ketua Komisi IX DPR pastikan nyamuk Wolbachia tidak berbahaya