Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menebar telur nyamuk Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu upaya mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut.
"Kami melihat ini (Wolbachia) bagus, makanya kita lakukan pilot project di empat kabupaten/kota, dan Kupang salah satunya," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, (25/10/2023).
Menkes Budi menjelaskan Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga, terutama nyamuk. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk Aedes Aegypti sehingga tidak dapat menularkan virus DBD kepada manusia.
Pada program ini bakteri Wolbachia telah dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti agar tidak menularkan virus dengue ketika telur tersebut menetas. Telur-telur nyamuk Wolbachia itu didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kemenkes memprakirakan setidaknya 2,6 juta telur nyamuk ber-Wolbachia dibutuhkan setiap minggunya di Kota Kupang, demi mencapai populasi 80 persen nyamuk dengan Wolbachia dari keseluruhan nyamuk Aedes Aegypti.
"Mudah-mudahan dengan pilot project ini penularan dengue yang lumayan banyak bisa menurun," ujar Menkes Budi.
Upaya tersebut mendapatkan dukungan dan apresiasi dari pemerintah daerah (pemda) setempat. Penjabat (Pj) Walikota Kupang Fahrensy P. Funay menyebutkan pihaknya menyambut baik adanya program tersebut.
"Pemerintah Kota Kupang berupaya kuat melakukan langkah-langkah mengatasi DBD, termasuk program Wolbachia ini kami dukung penuh," ujar Fahrensy.
Sebagai informasi, pada September 2023 tercatat sejumlah 187 kasus DBD dengan dua kematian di Kota Kupang. Sebelumnya pada tahun 2022 jumlah kasus DBD mencapai 445 kasus. DBD masih menjadi masalah kesehatan setiap tahun di Kota Kupang, akibat jumlah kasus yang besar dengan angka kematian yang tinggi.
Baca juga: Pasien DBD perlu banyak minum air gula
Baca juga: Kemenkes: Waspadai dampak El Nino picu kasus dengue
"Kami melihat ini (Wolbachia) bagus, makanya kita lakukan pilot project di empat kabupaten/kota, dan Kupang salah satunya," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, (25/10/2023).
Menkes Budi menjelaskan Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga, terutama nyamuk. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk Aedes Aegypti sehingga tidak dapat menularkan virus DBD kepada manusia.
Pada program ini bakteri Wolbachia telah dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti agar tidak menularkan virus dengue ketika telur tersebut menetas. Telur-telur nyamuk Wolbachia itu didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kemenkes memprakirakan setidaknya 2,6 juta telur nyamuk ber-Wolbachia dibutuhkan setiap minggunya di Kota Kupang, demi mencapai populasi 80 persen nyamuk dengan Wolbachia dari keseluruhan nyamuk Aedes Aegypti.
"Mudah-mudahan dengan pilot project ini penularan dengue yang lumayan banyak bisa menurun," ujar Menkes Budi.
Upaya tersebut mendapatkan dukungan dan apresiasi dari pemerintah daerah (pemda) setempat. Penjabat (Pj) Walikota Kupang Fahrensy P. Funay menyebutkan pihaknya menyambut baik adanya program tersebut.
"Pemerintah Kota Kupang berupaya kuat melakukan langkah-langkah mengatasi DBD, termasuk program Wolbachia ini kami dukung penuh," ujar Fahrensy.
Sebagai informasi, pada September 2023 tercatat sejumlah 187 kasus DBD dengan dua kematian di Kota Kupang. Sebelumnya pada tahun 2022 jumlah kasus DBD mencapai 445 kasus. DBD masih menjadi masalah kesehatan setiap tahun di Kota Kupang, akibat jumlah kasus yang besar dengan angka kematian yang tinggi.
Baca juga: Pasien DBD perlu banyak minum air gula
Baca juga: Kemenkes: Waspadai dampak El Nino picu kasus dengue