Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara menyebut Kabupaten Nagekeo di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu kabupaten yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
"Gunakan masker, karena Nagekeo juga terdampak," kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja, dari Kecamatan Wulanggitang Flores Timur, Kamis, (4/1/2024).
Zakarias mengatakan Kabupaten Nagekeo terdampak abu vulkanik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki karena arah abu letusan menyebar ke arah barat hingga barat daya searah dengan angin yang membawa material itu.
Kadar gas belerang (sulfur) yang tinggi terpantau menyebar ke wilayah barat daya-barat laut Kabupaten Nagekeo.
Sedangkan kadar gas belerang menengah berada di wilayah timur laut hingga selatan Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Ngada.
Ia pun mengimbau masyarakat Kabupaten Nagekeo harus menggunakan masker untuk mewaspadai gangguan pernapasan akibat terpapar debu vulkanik.
Lebih lanjut ia menjelaskan sebaran gas belerang itu terlihat dari peta yang telah menyebar ke beberapa wilayah.
Kadar gas belerang yang tinggi terlihat di sebagian besar wilayah Kabupaten Ende, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, dan wilayah barat laut Kabupaten Sikka.
Kandungan gas belerang mulai berkurang di wilayah tenggara Kabupaten Ende, timur laut-barat daya Kabupaten Sikka, serta wilayah barat laut Kabupaten Manggarai Barat.
Baca juga: Bupati Ende imbau warga gunakan masker hindari debu vulkanik dari Lewotobi
PVMBG telah menyatakan kenaikan status Gunung api Lewotobi Laki-laki sejak tanggal 1 Januari 2024 pukul 04.00 Wita dari Waspada menjadi Siaga.
Baca juga: Flores Timur siaga darurat bencana erupsi Lewotobi
Baca juga: Basarnas Maumere siagakan tim rescue di lokasi terdampak erupsi Lewotobii
Kejadian erupsi yang terjadi hari itu menyebabkan beberapa desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura terdampak abu vulkanik yang berpengaruh pada kesehatan warga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVMBG: Kabupaten Nagekeo NTT terdampak erupsi Gunung Lewotobi
"Gunakan masker, karena Nagekeo juga terdampak," kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja, dari Kecamatan Wulanggitang Flores Timur, Kamis, (4/1/2024).
Zakarias mengatakan Kabupaten Nagekeo terdampak abu vulkanik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki karena arah abu letusan menyebar ke arah barat hingga barat daya searah dengan angin yang membawa material itu.
Kadar gas belerang (sulfur) yang tinggi terpantau menyebar ke wilayah barat daya-barat laut Kabupaten Nagekeo.
Sedangkan kadar gas belerang menengah berada di wilayah timur laut hingga selatan Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Ngada.
Ia pun mengimbau masyarakat Kabupaten Nagekeo harus menggunakan masker untuk mewaspadai gangguan pernapasan akibat terpapar debu vulkanik.
Lebih lanjut ia menjelaskan sebaran gas belerang itu terlihat dari peta yang telah menyebar ke beberapa wilayah.
Kadar gas belerang yang tinggi terlihat di sebagian besar wilayah Kabupaten Ende, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, dan wilayah barat laut Kabupaten Sikka.
Kandungan gas belerang mulai berkurang di wilayah tenggara Kabupaten Ende, timur laut-barat daya Kabupaten Sikka, serta wilayah barat laut Kabupaten Manggarai Barat.
Baca juga: Bupati Ende imbau warga gunakan masker hindari debu vulkanik dari Lewotobi
PVMBG telah menyatakan kenaikan status Gunung api Lewotobi Laki-laki sejak tanggal 1 Januari 2024 pukul 04.00 Wita dari Waspada menjadi Siaga.
Baca juga: Flores Timur siaga darurat bencana erupsi Lewotobi
Baca juga: Basarnas Maumere siagakan tim rescue di lokasi terdampak erupsi Lewotobii
Kejadian erupsi yang terjadi hari itu menyebabkan beberapa desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura terdampak abu vulkanik yang berpengaruh pada kesehatan warga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVMBG: Kabupaten Nagekeo NTT terdampak erupsi Gunung Lewotobi