Wulanggitang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) fokus menjalankan dua program utama pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pada tahun 2024.
"Pertama, kita tingkatkan daya tarik destinasi, lalu kedua, tingkatkan kapasitas masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengembangan parekraf," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata, Yakobus Andreas Wuwur dari Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata, Rabu, (24/1/2024).
Program pertama yakni peningkatan daya tarik pariwisata difokuskan pada sub kegiatan pengembangan destinasi pariwisata kabupaten dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten.
Untuk dua sub kegiatan itu, kata Yakobus, pihaknya melakukan peningkatan daya tarik pada destinasi yang menjadi tanggung jawab langsung dari pemerintah kabupaten.
Selain itu, dinas pariwisata daerah itu juga mendorong pengoptimalan 20 desa wisata yang menjadi tanggung jawab pengelolaan desa masing-masing.
"Tugas pemerintah daerah adalah memberikan pendampingan dan optimalisasi aksi yang berhubungan dengan kepentingan penyelenggaraan event 2024," ucap Yakobus.
Pada program kedua, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata bersiap melakukan fasilitasi pengembangan kompetensi sumber daya ekraf, monitoring dan evaluasi, serta pelatihan, bimbingan teknis, dan pendampingan ekraf.
Beberapa sub kegiatan itu direncanakan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya parekraf.
Yakobus menjelaskan tujuan utama dari dua program ini yakni promosi keberadaan destinasi wisata daerah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang akan memberi dampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Baca juga: Festival Lamaholot di Lembata masuk kelender Kharisma Event Nusantara 2024
Jika daya tarik wisata yang ada di Lembata kuat, menurut Yakobus orang akan berbondong-bondong datang untuk menikmati destinasi yang berbeda dari lainnya.
Baca juga: Bandara Wunopito di Lembata ditutup akibat dampak erupsi Lewotobi
Baca juga: BPOLBF bangun kolaborasi pengembangan wisata tematik budaya Lamalera, Lembata
Hal itu tentunya berpengaruh aktivitas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Lembata.
"Bahwa nanti ada pendapatan asli daerah dari berbagai aktivitas ekonomi masyarakat, tentu itu ikutan-nya, tapi ini lebih kepada kepentingan mempromosikan keberadaan destinasi wisata daerah," katanya.
"Pertama, kita tingkatkan daya tarik destinasi, lalu kedua, tingkatkan kapasitas masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengembangan parekraf," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata, Yakobus Andreas Wuwur dari Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata, Rabu, (24/1/2024).
Program pertama yakni peningkatan daya tarik pariwisata difokuskan pada sub kegiatan pengembangan destinasi pariwisata kabupaten dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten.
Untuk dua sub kegiatan itu, kata Yakobus, pihaknya melakukan peningkatan daya tarik pada destinasi yang menjadi tanggung jawab langsung dari pemerintah kabupaten.
Selain itu, dinas pariwisata daerah itu juga mendorong pengoptimalan 20 desa wisata yang menjadi tanggung jawab pengelolaan desa masing-masing.
"Tugas pemerintah daerah adalah memberikan pendampingan dan optimalisasi aksi yang berhubungan dengan kepentingan penyelenggaraan event 2024," ucap Yakobus.
Pada program kedua, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata bersiap melakukan fasilitasi pengembangan kompetensi sumber daya ekraf, monitoring dan evaluasi, serta pelatihan, bimbingan teknis, dan pendampingan ekraf.
Beberapa sub kegiatan itu direncanakan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya parekraf.
Yakobus menjelaskan tujuan utama dari dua program ini yakni promosi keberadaan destinasi wisata daerah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang akan memberi dampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Baca juga: Festival Lamaholot di Lembata masuk kelender Kharisma Event Nusantara 2024
Jika daya tarik wisata yang ada di Lembata kuat, menurut Yakobus orang akan berbondong-bondong datang untuk menikmati destinasi yang berbeda dari lainnya.
Baca juga: Bandara Wunopito di Lembata ditutup akibat dampak erupsi Lewotobi
Baca juga: BPOLBF bangun kolaborasi pengembangan wisata tematik budaya Lamalera, Lembata
Hal itu tentunya berpengaruh aktivitas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Lembata.
"Bahwa nanti ada pendapatan asli daerah dari berbagai aktivitas ekonomi masyarakat, tentu itu ikutan-nya, tapi ini lebih kepada kepentingan mempromosikan keberadaan destinasi wisata daerah," katanya.