Kupang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) membangun kolaborasi dengan para mitra untuk pengembangan wisata budaya bahari tematik di Kampung Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
"Kami berkolaborasi untuk pengembangan pariwisata Lamalera karena pengembangan kawasan budaya bahari tematik merupakan keunikan satu-satunya di dunia," kata Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu, (3/1/2023).
Ia menjelaskan Kampung Lamalera atau Levo Lamalera memiliki warisan budaya bukan benda yang sangat istimewa.
Mata pencaharian utama warga di sana yakni melaut oleh kaum lelaki, lalu aktivitas membawa pulang ikan untuk dibarter dengan hasil bumi di pedalaman oleh kaum perempuan.
Selain itu ada tradisi leluhur yang diwariskan lintas generasi yaitu aktivitas turun ke laut menangkap ikan Paus dalam kekuatan doa dan keyakinan mendapatkan berkah dalam kebersamaan. Waktu untuk berburu pun, kata Shana tidak dilakukan sembarangan.
Ia menilai masyarakat Lamalera memandang laut dan darat memiliki hubungan timbal balik yang saling menentukan. Perilaku yang sesuai norma itu harus dilakukan agar ekosistem stabil dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Atas dasar itu, menurut Shana, pihaknya berkolaborasi dengan mitra Pertamina Foundation dan Benih Baik yang dimulai dengan inisiasi program Sekolah Adat Lamalera sehingga menjadi landasan literasi budaya Lamalera dan acuan pengembangan kawasan budaya bahari tematik.
Literasi yang baik, kata Shana akan menjadi edukasi bagi masyarakat di luar Lamalera sehingga semakin banyak wisatawan yang datang, lalu pulang dengan ilmu baru yang disampaikan dan dialami selama di Lamalera.
Lebih lanjut ia menjelaskan BPOLBF berkomitmen mengintegrasikan Lamalera menjadi travel pattern utama Lembata dan membuka ruang kreasi bagi masyarakat dan pemuda sepanjang jalur wisata seperti peluang rest area, UMKM ekraf, homestay, tour guiding, dan lainnya.
Ia pun yakin dengan jumlah kunjungan di Lembata yang mencapai angka 14 ribu pada tahun 2023 dapat terus meningkat seiring dengan upaya bersama untuk pengembangan pariwisata daerah.
"BPOLBF di tahun 2024 menargetkan peningkatan kunjungan dengan produk wisata tematik dan peningkatan integrasi rantai pasok parekraf di wilayah Lembata," ucapnya berkomitmen.
Sebagai bentuk keseriusan untuk pengembangan pariwisata Lembata, BPOLBF melakukan beberapa upaya yakni mengaktivasi travel pattern tematik Levo Lamalera dua hari satu malam dengan rute Lewoleba-Boto-Lamalera-Mingar-Lewoleba.
Baca juga: BPOLBF perbanyak kegiatan nasional di Labuan Bajo tingkatkan kunjungan wisatawan
Selanjutnya BPOLBF juga mendukung penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lamalera melalui bimbingan teknis dan pelatihan kepariwisataan, promosi, dan penjualan produk ekonomi kreatif.
Baca juga: Dirut BPOLBF: Semakin banyak pesawat kunjungan wisatawan semakin meningkat
Baca juga: Badan Otorita ingatkan wisatawan waspadai cuaca saat berwisata di Labuan Bajo
BPOLBF juga siap mengaktivasi rest area dengan masyarakat di Boto dan Mingar, serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk integrasi muatan lokal dan Merdeka Belajar.
"Ada juga inisiasi dengan BRIN untuk riset tematik bahari, serta pertimbangan rapat koordinasi desa wisata Floratama 2024 di Lembata dengan kunjungan ke Lamalera untuk peer learning workshop dengan 30 desa wisata Flores, Lembata, Alor, Bima mitra BPOLBF," kata Shana.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOLBF bangun kolaborasi pengembangan wisata tematik budaya Lembata
"Kami berkolaborasi untuk pengembangan pariwisata Lamalera karena pengembangan kawasan budaya bahari tematik merupakan keunikan satu-satunya di dunia," kata Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu, (3/1/2023).
Ia menjelaskan Kampung Lamalera atau Levo Lamalera memiliki warisan budaya bukan benda yang sangat istimewa.
Mata pencaharian utama warga di sana yakni melaut oleh kaum lelaki, lalu aktivitas membawa pulang ikan untuk dibarter dengan hasil bumi di pedalaman oleh kaum perempuan.
Selain itu ada tradisi leluhur yang diwariskan lintas generasi yaitu aktivitas turun ke laut menangkap ikan Paus dalam kekuatan doa dan keyakinan mendapatkan berkah dalam kebersamaan. Waktu untuk berburu pun, kata Shana tidak dilakukan sembarangan.
Ia menilai masyarakat Lamalera memandang laut dan darat memiliki hubungan timbal balik yang saling menentukan. Perilaku yang sesuai norma itu harus dilakukan agar ekosistem stabil dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Atas dasar itu, menurut Shana, pihaknya berkolaborasi dengan mitra Pertamina Foundation dan Benih Baik yang dimulai dengan inisiasi program Sekolah Adat Lamalera sehingga menjadi landasan literasi budaya Lamalera dan acuan pengembangan kawasan budaya bahari tematik.
Literasi yang baik, kata Shana akan menjadi edukasi bagi masyarakat di luar Lamalera sehingga semakin banyak wisatawan yang datang, lalu pulang dengan ilmu baru yang disampaikan dan dialami selama di Lamalera.
Lebih lanjut ia menjelaskan BPOLBF berkomitmen mengintegrasikan Lamalera menjadi travel pattern utama Lembata dan membuka ruang kreasi bagi masyarakat dan pemuda sepanjang jalur wisata seperti peluang rest area, UMKM ekraf, homestay, tour guiding, dan lainnya.
Ia pun yakin dengan jumlah kunjungan di Lembata yang mencapai angka 14 ribu pada tahun 2023 dapat terus meningkat seiring dengan upaya bersama untuk pengembangan pariwisata daerah.
"BPOLBF di tahun 2024 menargetkan peningkatan kunjungan dengan produk wisata tematik dan peningkatan integrasi rantai pasok parekraf di wilayah Lembata," ucapnya berkomitmen.
Sebagai bentuk keseriusan untuk pengembangan pariwisata Lembata, BPOLBF melakukan beberapa upaya yakni mengaktivasi travel pattern tematik Levo Lamalera dua hari satu malam dengan rute Lewoleba-Boto-Lamalera-Mingar-Lewoleba.
Baca juga: BPOLBF perbanyak kegiatan nasional di Labuan Bajo tingkatkan kunjungan wisatawan
Selanjutnya BPOLBF juga mendukung penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lamalera melalui bimbingan teknis dan pelatihan kepariwisataan, promosi, dan penjualan produk ekonomi kreatif.
Baca juga: Dirut BPOLBF: Semakin banyak pesawat kunjungan wisatawan semakin meningkat
Baca juga: Badan Otorita ingatkan wisatawan waspadai cuaca saat berwisata di Labuan Bajo
BPOLBF juga siap mengaktivasi rest area dengan masyarakat di Boto dan Mingar, serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk integrasi muatan lokal dan Merdeka Belajar.
"Ada juga inisiasi dengan BRIN untuk riset tematik bahari, serta pertimbangan rapat koordinasi desa wisata Floratama 2024 di Lembata dengan kunjungan ke Lamalera untuk peer learning workshop dengan 30 desa wisata Flores, Lembata, Alor, Bima mitra BPOLBF," kata Shana.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOLBF bangun kolaborasi pengembangan wisata tematik budaya Lembata