Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan berbagai upaya penguatan dari aspek hulu untuk meningkatkan produktivitas peternakan di wilayah itu.
"Langkah strategis pertama yang dilakukan yakni penataan wilayah kawasan peternakan dengan Survey Investigasi Desain (SID)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo dari Mbay, Kabupaten Nagekeo, Selasa, (20/2/2024).
Dari pemetaan yang dilakukan, Kabupaten Nagekeo memiliki 21 wilayah padang penggembalaan (ranch) yang sudah ditetapkan melalui surat keputusan bupati.
Langkah selanjutnya dinas peternakan setempat melakukan penyiapan infrastruktur di dalam lokasi ranch atau menuju lokasi ranch dengan membuka akses jalan produksi, penyediaan air berupa embung, sumur bor, dan kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Untuk HMT, kata Klementina, tidak saja dilakukan di dalam kawasan ranch ternak tapi juga dilakukan di lahan masyarakat secara perorangan maupun kelompok.
Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo pun tengah membina tiga kelompok, yakni dua kelompok di Desa Anakoli Kecamatan Wolowae dan satu kelompok di Kelurahan Olakile Kecamatan Boawae.
"Kami motivasi terus peternak untuk tanam pakan juga di lahan mereka selain untuk pertanian," ucapnya.
Langkah strategis lainnya agar adanya peningkatan produktivitas peternakan adalah penyediaan bibit ternak dan penerapan inovasi Inseminasi Buatan (IB) dalam rangka perbaikan mutu genetik hewan.
Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo juga memberikan penguatan kapasitas kelompok dengan menyiapkan petugas baik Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan pendamping peternak desa, serta berkolaborasi dengan penyuluh pertanian lapangan untuk melakukan pendampingan dalam penerapan berbagai inovasi yang mendukung peningkatan produksi ternak.
"Aspek hulu lain yaitu dari segi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, pemberian obat-obatan, vitamin, dan vaksin," kata Klementina.
Ia berharap berbagai langkah strategis yang sedang berjalan ini dapat mendukung peningkatan produktivitas ternak di kabupaten itu pada tahun 2024.
Sebagaimana data Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, jumlah enam ternak besar mengalami peningkatan dari tahun 2022 ke tahun 2023.
Jumlah ternak sapi pada tahun 2023 sebanyak 40.307 ekor, 6.757 ekor kerbau, 1.726 ekor kuda, 56.821 ekor kambing, 8.726 ekor domba, dan 25.490 ekor babi.
Jumlah ternak-ternak ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2022.
Baca juga: Disnak: Sebanyak 66.163 ekor sapi dikirim keluar NTT selama 2023
Baca juga: NTT terapkan konsep zero risk dalam kebijakan ekspor impor peternakan
Baca juga: Pemkab Nagekeo intensifkan vaksinasi hewan untuk cegah rabies
Baca juga: Artikel - Upaya pengendalian wabah PMK
Jumlah sapi pada tahun 2022 sebanyak 39.908 ekor, lalu 6.690 ekor kerbau, 1.709 ekor kuda, 56.258 ekor kambing, 8.640 ekor domba, dan 25.238 ekor babi.
"Langkah strategis pertama yang dilakukan yakni penataan wilayah kawasan peternakan dengan Survey Investigasi Desain (SID)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo dari Mbay, Kabupaten Nagekeo, Selasa, (20/2/2024).
Dari pemetaan yang dilakukan, Kabupaten Nagekeo memiliki 21 wilayah padang penggembalaan (ranch) yang sudah ditetapkan melalui surat keputusan bupati.
Langkah selanjutnya dinas peternakan setempat melakukan penyiapan infrastruktur di dalam lokasi ranch atau menuju lokasi ranch dengan membuka akses jalan produksi, penyediaan air berupa embung, sumur bor, dan kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Untuk HMT, kata Klementina, tidak saja dilakukan di dalam kawasan ranch ternak tapi juga dilakukan di lahan masyarakat secara perorangan maupun kelompok.
Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo pun tengah membina tiga kelompok, yakni dua kelompok di Desa Anakoli Kecamatan Wolowae dan satu kelompok di Kelurahan Olakile Kecamatan Boawae.
"Kami motivasi terus peternak untuk tanam pakan juga di lahan mereka selain untuk pertanian," ucapnya.
Langkah strategis lainnya agar adanya peningkatan produktivitas peternakan adalah penyediaan bibit ternak dan penerapan inovasi Inseminasi Buatan (IB) dalam rangka perbaikan mutu genetik hewan.
Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo juga memberikan penguatan kapasitas kelompok dengan menyiapkan petugas baik Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan pendamping peternak desa, serta berkolaborasi dengan penyuluh pertanian lapangan untuk melakukan pendampingan dalam penerapan berbagai inovasi yang mendukung peningkatan produksi ternak.
"Aspek hulu lain yaitu dari segi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, pemberian obat-obatan, vitamin, dan vaksin," kata Klementina.
Ia berharap berbagai langkah strategis yang sedang berjalan ini dapat mendukung peningkatan produktivitas ternak di kabupaten itu pada tahun 2024.
Sebagaimana data Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, jumlah enam ternak besar mengalami peningkatan dari tahun 2022 ke tahun 2023.
Jumlah ternak sapi pada tahun 2023 sebanyak 40.307 ekor, 6.757 ekor kerbau, 1.726 ekor kuda, 56.821 ekor kambing, 8.726 ekor domba, dan 25.490 ekor babi.
Jumlah ternak-ternak ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2022.
Baca juga: Disnak: Sebanyak 66.163 ekor sapi dikirim keluar NTT selama 2023
Baca juga: NTT terapkan konsep zero risk dalam kebijakan ekspor impor peternakan
Baca juga: Pemkab Nagekeo intensifkan vaksinasi hewan untuk cegah rabies
Baca juga: Artikel - Upaya pengendalian wabah PMK
Jumlah sapi pada tahun 2022 sebanyak 39.908 ekor, lalu 6.690 ekor kerbau, 1.709 ekor kuda, 56.258 ekor kambing, 8.640 ekor domba, dan 25.238 ekor babi.