Kupang (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan terjadi tujuh kali letusan akibat erupsi di puncak gunung tersebut selama Senin (26/2) pukul 00.00 WITA sampai 24.00 WITA waktu setempat.
"Sejak kemarin ada tujuh kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut," kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanilaus Arakian dalam laporannya dari Lembata, Selasa, (27/2/2024).
Dari tujuh kali letusan itu, kata dia, tinggi kolom abu berada pada kisaran tinggi 200-1000 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Arakian menambahkan tujuh letusan itu terpantau terjadi guguran dengan jarak luncur 300 hingga 1.000 meter mengarah ke wilayah tenggara dan selatan dan gunung tersebut. Selain itu, aliran lava juga terpantau ke arah tenggara dengan jarak luncur via drone lk 1,8 kilometer dari pusat erupsi dan ke selatan dengan jarak 600 meter.
.
Saat terjadi letusan, kata dia, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal sekitar 100 meter di puncak kawah.
Dia menambahkan saat ini gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2020 itu, kini berada pada status level II atau waspada.
Karena itu, pihaknya mengeluarkan rekomendasi berupa larangan masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, serta wisatawan memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Potensi ancaman bahaya dari lontaran lava/material pijar harus tetap diwaspadai. Saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Berdasarkan data pemantauan instrumental terkini gunung tersebut, kata dia, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi, sehingga harus dilakukan perubahan jarak rekomendasi dalam tingkat aktivitas masih di level II (waspada).
Beberapa rekomendasi itu, seperti masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Lewotolok.
Selain itu, masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung itu.
Baca juga: PVMBG catat erupsi Gunung Semeru selama 102 detik
Baca juga: PVMBG catat Gunung Gamalama alami 14 kali gempa vulkanik
Baca juga: Gunung Dukono meletus muntahkan abu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos pemantau catat tujuh kali letusan di puncak Gunung Ile Lewotolok
"Sejak kemarin ada tujuh kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut," kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanilaus Arakian dalam laporannya dari Lembata, Selasa, (27/2/2024).
Dari tujuh kali letusan itu, kata dia, tinggi kolom abu berada pada kisaran tinggi 200-1000 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Arakian menambahkan tujuh letusan itu terpantau terjadi guguran dengan jarak luncur 300 hingga 1.000 meter mengarah ke wilayah tenggara dan selatan dan gunung tersebut. Selain itu, aliran lava juga terpantau ke arah tenggara dengan jarak luncur via drone lk 1,8 kilometer dari pusat erupsi dan ke selatan dengan jarak 600 meter.
.
Saat terjadi letusan, kata dia, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal sekitar 100 meter di puncak kawah.
Dia menambahkan saat ini gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2020 itu, kini berada pada status level II atau waspada.
Karena itu, pihaknya mengeluarkan rekomendasi berupa larangan masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, serta wisatawan memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Potensi ancaman bahaya dari lontaran lava/material pijar harus tetap diwaspadai. Saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Berdasarkan data pemantauan instrumental terkini gunung tersebut, kata dia, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi, sehingga harus dilakukan perubahan jarak rekomendasi dalam tingkat aktivitas masih di level II (waspada).
Beberapa rekomendasi itu, seperti masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Lewotolok.
Selain itu, masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung itu.
Baca juga: PVMBG catat erupsi Gunung Semeru selama 102 detik
Baca juga: PVMBG catat Gunung Gamalama alami 14 kali gempa vulkanik
Baca juga: Gunung Dukono meletus muntahkan abu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos pemantau catat tujuh kali letusan di puncak Gunung Ile Lewotolok