Kupang (ANTARA) - Matilda Jebi, warga Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tampak begitu kelelahan saat menyiram bibit kangkungnya yang ditanam di pekarangan rumahnya.
Dua ember dipikulnya kanan kiri saat menyiram sejumlah tanaman sayur yang luasnya tidak lebih dari 1 hektare. Sementara anaknya yang masih berusia 3 tahun tampak duduk santai di dekat pekarangan tidak jauh dari perempuan 34 tahun ini berkegiatan.
Ibu tiga anak itu sesekali menyeka keringatnya. Walaupun masih pagi pukul 08.00 WITA dan banyak pohon yang rimbun di sekitar pekarangan rumahnya, itu tak mampu menahan sengatan sinar Matahari.
"Begini sudah setiap pagi jika tidak hujan, harus bolak balik pikul dua ember air, agar tanaman bisa tersiram semuanya," kata Matilda sambil menimba air ke dalam ember.
Matilda Jebi merupakan ibu rumah tangga dengan tiga anak. Anak pertama kini sudah bekerja dan tidak tinggal bersama dengan mereka.
Sementara anak keduanya sudah di bangku sekolah dasar kelas VI. Anak terakhirnya menemaninya di rumah. Suaminya adalah tukang, yang pekerjaannya tidak tentu, tergantung pesanan.
Dengan adanya kebun sayur yang tidak seberapa itu, dia bisa mengumpulkan uang, bisa membantu suaminya mengumpulkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ia mengembangkan lahan kosongnya dengan menanam sayur. Usaha produktif ini baru dilakukan 2 tahun terakhir setelah rumahnya terpasang sambungan air bersih dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kali Dendeng yang biaya pembangunannya dari Pemerintah Pusat.
Sebelumnya, dia dan suaminya harus membeli air tangki. Namun, kadang mereka kewalahan memenuhinya karena harga air tangki itu mahal.
Satu tangki air dengan ukuran 5.000 liter air, harganya Rp100 ribu. Sebanyak 5.000 liter hanya mampu bertahan sepekan, sebab air yang dibeli itu juga digunakan untuk cuci, minum, mandi, serta kebutuhan lainnya.
"Dalam sebulan, kala itu, kami bisa habis Rp400 ribu," ucapnya.
Memasuki tahun 2022, dia diberi tahu oleh suaminya bahwa ada pendaftaran pemasangan pipa gratis untuk penyaluran air bersih dari SPAM Kali Dendeng.
Ia dan sejumlah keluarga di daerah tersebut juga mendapatkan kesempatan tersebut. Kemudian sekitar pertengahan 2022-- setelah selesainya pembangunan proyek tersebut-- pipa sambungan pun mulai dipasang di rumahnya.
Semenjak itu, dia dan suaminya mengolah lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk ditanami sejumlah sayur yang kemudian dijual.
Baginya, kehadiran SPAM Kali Dendeng seperti mimpi yang terwujud karena di Kecamatan Alak dan sekitarnya dikenal sebagai daerah kering dan sulit menemukan air tanah.
Kalaupun ada, ketahanan air tanah hanya bisa bertahan paling lama sekitar 2 tahun. Oleh karena itu, kehadiran SPAM tersebut sangat berharga buat dirinya dan keluarga lainnya.
Kehadiran SPAM Kali Dendeng memang belum sepenuhnya menjangkau seluruh masyarakat di Kelurahan Penkase Oeleta.
Oleh karena itu, Theresia H. Lewar, perempuan paruh baya yang sudah tinggal sekitar 30 tahun di daerah tersebut, masih mengandalkan sumur miliknya karena belum mendapatkan informasi penyambungan pipa air.
"Sebenarnya ingin sekali. Jika ada SPAM Kali Dendeng kan lebih enak, tidak perlu menimba lagi, cukup buka keran dan air keluar, apalagi saya juga makin tua," ucapnya.
Tak hanya itu, perempuan berusia 58 tahun itu juga ingin agar SPAM Kali Dendeng yang dibangun Pemerintah itu bisa dirasakan oleh anak dan cucunya. Karena sumur yang ada tidak bisa bertahan lama.
Sumber air
"Sekarang, sumber air dekat. Beta sonde pernah terlambat lagi, lebih mudah bantu Mamak ambil air untuk mandi adik karena mudah ambil air, katong bisa hidup sehat, Bapak ikut bantu jeung bapak desa".
Kalimat itu tidak asing bagi seluruh masyarakat NTT dan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Iklan air bersih itu kini bukan janji, melainkan sudah menjadi kenyataan bagi masyarakat di Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Dari 12 kelurahan di Kecamatan Alak, saat ini tiga kelurahan mendapatkan pelayanan dari SPAM Kali Dendeng itu, karena kapasitasnya baru mampu mencukupi tiga daerah tersebut.
Matilda Jebi sedang menyiram tanamannya di pekarangan rumahnya, yang mana airnya diperoleh dari SPAM Kali Dendeng. ANTARA/Kornelis Kaha
Tiga kecamatan itu meliputi Kecamatan Alak, Kota Raja, Kecamatan Kota Lama, sedangkan beberapa kelurahan lain yang belum terjangkau oleh jaringan distribusi air bersih.
Dari 12 kelurahan yang ada di Kecamatan Alak, hanya ada dua kelurahan--sesuai perhitungan PDAM Kota Kupang-- tidak masuk dalam daftar penerima jaringan air bersih melalui SPAM Kali Dendeng.
Tiga kecamatan tersebut memang dikenal sebagai daerah yang minim akan air bersih. Hal ini karena posisi atau letak dari tiga kecamatan itu berdekatan dengan wilayah industri di wilayah Kota Kupang.
Kehadiran SPAM Kali Dendeng, yang kini baru mengaliri kurang lebih 4.000 keluarga di tiga kecamatan itu, dinilai cukup membantu ekonomi masyarakat.
"Bayangkan saja, setiap pekan warga harus membeli air bersih dengan harga masing-masing per tangki ukuran 5.000 liter dengan harga kisaran Rp85 ribu hingga Rp100 ribu. Harganya mahal sekali,” ungkap Camat Alak Ady Pally.
Selain itu, terkadang warga mengharapkan dari sumur resapan, namun hal itu hanya bertahan selama musim hujan, sedangkan saat musim kemarau sumur resapan itu mengering.
Lurah Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Pether Nenohaifeto mengatakan untuk Kelurahan Penkase Oeleta, sampai saat ini baru 800 sambungan rumah (SR) yang terpasang, sementara lebih 1.000-an rumah butuh sambungan air bersih.
Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Penkase sendiri berdasarkan data tahun 2023 terdapat 2.700 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa 11 ribu orang.
Kebutuhan air itu dipastikan akan terus bertambah dengan makin banyaknya perumahan yang dibangun di daerah itu.
Dengan makin banyak perumahan, kebutuhan air bersih yang bersumber dari SPAM Kali Dendeng juga akan terus bertambah
“Kita berharap agar dalam waktu dekat sudah ada pemasangan sambungan pipa baru ke rumah-rumah yang sebelumnya sudah disurvei oleh PDAM. Apalagi bulan Agustus nanti sudah mulai masuk puncak musim kemarau,” ujar dia.
Kebutuhan akan air bersih di Kota Kupang memang sangat tinggi. Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur seharusnya Kota Kupang memiliki pasokan air sendiri dan tidak bergantung kepada pasokan dari luar kota.
Selama ini masyarakat Kota Kupang mengandalkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari Bendungan Tilong yang diresmikan pada tahun 2003.
Namun dalam perjalanannya, kebutuhan air dari bendungan yang dibangun dengan nilai Rp590 miliar itu belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga di Kota Kupang khususnya di pinggiran kota.
Masyarakat masih berharap pada pasokan tangki air, yang bersumber dari sejumlah sumur bor yang dibangun perseorangan di Kota Kupang.
Saat SPAM Kali Dendeng diresmikan pada Desember 2023, SPAM itu bakal memenuhi kebutuhan air minum warga Kota Kupang dan sekitarnya.
Proyek yang dibangun sejak tahun 2020 dengan menghabiskan anggaran Rp173 miliar itu menjadi jawaban terhadap persoalan air yang di Kota Kupang dan sekitarnya.
Air memang selalu menjadi persoalan besar di Provinsi NTT, utamanya saat musim kemarau. Oleh karena itu, kehadiran SPAM Kali Dendeng tersebut bisa menjawab kekurangan air warga.
Kepala Bagian Hubungan Pelanggan Perumda Air Minum Kota Kupang Ferdy Jeremias menyatakan proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) NTT, dibangun dengan debit air 150 liter per detik.
“Seharusnya dengan debit air sebesar itu kami sudah bisa bisa melayani 12 ribu sambungan rumah sesuai target, tetapi saat ini baru 4 ribu sambungan rumah yang terpasang,” ujar dia.
Proses penyambungan ke sejumlah rumah baru tidak segampang yang dipikirkan karena perlu melalui survei bekerja sama dengan BPPW NTT, yang nantinya akan memasang pipa-pipa sambungan ke rumah warga.
Saat ini proses pendataan masih terus dilakukan oleh BPPW NTT dan Perumda Air Kota Kupang agar penyaluran air bersih dari SPAM Kali Dendeng sampai di rumah tangga yang belum mendapatkan sambungan air.
Ada beberapa kepala keluarga yang dinilai tidak layak untuk menerima air bersih dari SPAM Kali Dendeng, karena memang sebelumnya sudah mendapatkan air bersih dari sumber yang lain.
“Jadi yang sudah dapat air dari sumber yang lain, misalnya, air dari Kabupaten Kupang, tidak bisa terima lagi program air bersih dari SPAM Kali Dendeng ini,” ucap dia.
PDAM Kota Kupang menargetkan pemasangan sambungan rumah bisa terealisasi semuanya pada akhir tahun 2024 sehingga warga bisa menikmati air bersih secara layak.
Sekda Kota Kupang Ade Manafe mengatakan bahwa kehadiran SPAM Kali Dendeng yang masih terus berproses akan membantu mencukupi kebutuhan air warga Kota Kupang.
Baca juga: Presiden Joko Widodo resmikan SPAM kali Dendeng di Kota Kupang
Baca juga: Ombudsman bilang warga Kota Kupang masih keluhkan minimnya air bersih
Baca juga: PUPR: 6.400 rumah tangga akan mennikmati air bersih dari SPAM Raknamo
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aliran SPAM Kali Dendeng ringankan beban warga Kupang
Dua ember dipikulnya kanan kiri saat menyiram sejumlah tanaman sayur yang luasnya tidak lebih dari 1 hektare. Sementara anaknya yang masih berusia 3 tahun tampak duduk santai di dekat pekarangan tidak jauh dari perempuan 34 tahun ini berkegiatan.
Ibu tiga anak itu sesekali menyeka keringatnya. Walaupun masih pagi pukul 08.00 WITA dan banyak pohon yang rimbun di sekitar pekarangan rumahnya, itu tak mampu menahan sengatan sinar Matahari.
"Begini sudah setiap pagi jika tidak hujan, harus bolak balik pikul dua ember air, agar tanaman bisa tersiram semuanya," kata Matilda sambil menimba air ke dalam ember.
Matilda Jebi merupakan ibu rumah tangga dengan tiga anak. Anak pertama kini sudah bekerja dan tidak tinggal bersama dengan mereka.
Sementara anak keduanya sudah di bangku sekolah dasar kelas VI. Anak terakhirnya menemaninya di rumah. Suaminya adalah tukang, yang pekerjaannya tidak tentu, tergantung pesanan.
Dengan adanya kebun sayur yang tidak seberapa itu, dia bisa mengumpulkan uang, bisa membantu suaminya mengumpulkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ia mengembangkan lahan kosongnya dengan menanam sayur. Usaha produktif ini baru dilakukan 2 tahun terakhir setelah rumahnya terpasang sambungan air bersih dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kali Dendeng yang biaya pembangunannya dari Pemerintah Pusat.
Sebelumnya, dia dan suaminya harus membeli air tangki. Namun, kadang mereka kewalahan memenuhinya karena harga air tangki itu mahal.
Satu tangki air dengan ukuran 5.000 liter air, harganya Rp100 ribu. Sebanyak 5.000 liter hanya mampu bertahan sepekan, sebab air yang dibeli itu juga digunakan untuk cuci, minum, mandi, serta kebutuhan lainnya.
"Dalam sebulan, kala itu, kami bisa habis Rp400 ribu," ucapnya.
Memasuki tahun 2022, dia diberi tahu oleh suaminya bahwa ada pendaftaran pemasangan pipa gratis untuk penyaluran air bersih dari SPAM Kali Dendeng.
Ia dan sejumlah keluarga di daerah tersebut juga mendapatkan kesempatan tersebut. Kemudian sekitar pertengahan 2022-- setelah selesainya pembangunan proyek tersebut-- pipa sambungan pun mulai dipasang di rumahnya.
Semenjak itu, dia dan suaminya mengolah lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk ditanami sejumlah sayur yang kemudian dijual.
Baginya, kehadiran SPAM Kali Dendeng seperti mimpi yang terwujud karena di Kecamatan Alak dan sekitarnya dikenal sebagai daerah kering dan sulit menemukan air tanah.
Kalaupun ada, ketahanan air tanah hanya bisa bertahan paling lama sekitar 2 tahun. Oleh karena itu, kehadiran SPAM tersebut sangat berharga buat dirinya dan keluarga lainnya.
Kehadiran SPAM Kali Dendeng memang belum sepenuhnya menjangkau seluruh masyarakat di Kelurahan Penkase Oeleta.
Oleh karena itu, Theresia H. Lewar, perempuan paruh baya yang sudah tinggal sekitar 30 tahun di daerah tersebut, masih mengandalkan sumur miliknya karena belum mendapatkan informasi penyambungan pipa air.
"Sebenarnya ingin sekali. Jika ada SPAM Kali Dendeng kan lebih enak, tidak perlu menimba lagi, cukup buka keran dan air keluar, apalagi saya juga makin tua," ucapnya.
Tak hanya itu, perempuan berusia 58 tahun itu juga ingin agar SPAM Kali Dendeng yang dibangun Pemerintah itu bisa dirasakan oleh anak dan cucunya. Karena sumur yang ada tidak bisa bertahan lama.
Sumber air
"Sekarang, sumber air dekat. Beta sonde pernah terlambat lagi, lebih mudah bantu Mamak ambil air untuk mandi adik karena mudah ambil air, katong bisa hidup sehat, Bapak ikut bantu jeung bapak desa".
Kalimat itu tidak asing bagi seluruh masyarakat NTT dan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Iklan air bersih itu kini bukan janji, melainkan sudah menjadi kenyataan bagi masyarakat di Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Dari 12 kelurahan di Kecamatan Alak, saat ini tiga kelurahan mendapatkan pelayanan dari SPAM Kali Dendeng itu, karena kapasitasnya baru mampu mencukupi tiga daerah tersebut.
Tiga kecamatan itu meliputi Kecamatan Alak, Kota Raja, Kecamatan Kota Lama, sedangkan beberapa kelurahan lain yang belum terjangkau oleh jaringan distribusi air bersih.
Dari 12 kelurahan yang ada di Kecamatan Alak, hanya ada dua kelurahan--sesuai perhitungan PDAM Kota Kupang-- tidak masuk dalam daftar penerima jaringan air bersih melalui SPAM Kali Dendeng.
Tiga kecamatan tersebut memang dikenal sebagai daerah yang minim akan air bersih. Hal ini karena posisi atau letak dari tiga kecamatan itu berdekatan dengan wilayah industri di wilayah Kota Kupang.
Kehadiran SPAM Kali Dendeng, yang kini baru mengaliri kurang lebih 4.000 keluarga di tiga kecamatan itu, dinilai cukup membantu ekonomi masyarakat.
"Bayangkan saja, setiap pekan warga harus membeli air bersih dengan harga masing-masing per tangki ukuran 5.000 liter dengan harga kisaran Rp85 ribu hingga Rp100 ribu. Harganya mahal sekali,” ungkap Camat Alak Ady Pally.
Selain itu, terkadang warga mengharapkan dari sumur resapan, namun hal itu hanya bertahan selama musim hujan, sedangkan saat musim kemarau sumur resapan itu mengering.
Lurah Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Pether Nenohaifeto mengatakan untuk Kelurahan Penkase Oeleta, sampai saat ini baru 800 sambungan rumah (SR) yang terpasang, sementara lebih 1.000-an rumah butuh sambungan air bersih.
Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Penkase sendiri berdasarkan data tahun 2023 terdapat 2.700 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa 11 ribu orang.
Kebutuhan air itu dipastikan akan terus bertambah dengan makin banyaknya perumahan yang dibangun di daerah itu.
Dengan makin banyak perumahan, kebutuhan air bersih yang bersumber dari SPAM Kali Dendeng juga akan terus bertambah
“Kita berharap agar dalam waktu dekat sudah ada pemasangan sambungan pipa baru ke rumah-rumah yang sebelumnya sudah disurvei oleh PDAM. Apalagi bulan Agustus nanti sudah mulai masuk puncak musim kemarau,” ujar dia.
Kebutuhan akan air bersih di Kota Kupang memang sangat tinggi. Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur seharusnya Kota Kupang memiliki pasokan air sendiri dan tidak bergantung kepada pasokan dari luar kota.
Selama ini masyarakat Kota Kupang mengandalkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari Bendungan Tilong yang diresmikan pada tahun 2003.
Namun dalam perjalanannya, kebutuhan air dari bendungan yang dibangun dengan nilai Rp590 miliar itu belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga di Kota Kupang khususnya di pinggiran kota.
Masyarakat masih berharap pada pasokan tangki air, yang bersumber dari sejumlah sumur bor yang dibangun perseorangan di Kota Kupang.
Saat SPAM Kali Dendeng diresmikan pada Desember 2023, SPAM itu bakal memenuhi kebutuhan air minum warga Kota Kupang dan sekitarnya.
Proyek yang dibangun sejak tahun 2020 dengan menghabiskan anggaran Rp173 miliar itu menjadi jawaban terhadap persoalan air yang di Kota Kupang dan sekitarnya.
Air memang selalu menjadi persoalan besar di Provinsi NTT, utamanya saat musim kemarau. Oleh karena itu, kehadiran SPAM Kali Dendeng tersebut bisa menjawab kekurangan air warga.
Kepala Bagian Hubungan Pelanggan Perumda Air Minum Kota Kupang Ferdy Jeremias menyatakan proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) NTT, dibangun dengan debit air 150 liter per detik.
“Seharusnya dengan debit air sebesar itu kami sudah bisa bisa melayani 12 ribu sambungan rumah sesuai target, tetapi saat ini baru 4 ribu sambungan rumah yang terpasang,” ujar dia.
Proses penyambungan ke sejumlah rumah baru tidak segampang yang dipikirkan karena perlu melalui survei bekerja sama dengan BPPW NTT, yang nantinya akan memasang pipa-pipa sambungan ke rumah warga.
Saat ini proses pendataan masih terus dilakukan oleh BPPW NTT dan Perumda Air Kota Kupang agar penyaluran air bersih dari SPAM Kali Dendeng sampai di rumah tangga yang belum mendapatkan sambungan air.
Ada beberapa kepala keluarga yang dinilai tidak layak untuk menerima air bersih dari SPAM Kali Dendeng, karena memang sebelumnya sudah mendapatkan air bersih dari sumber yang lain.
“Jadi yang sudah dapat air dari sumber yang lain, misalnya, air dari Kabupaten Kupang, tidak bisa terima lagi program air bersih dari SPAM Kali Dendeng ini,” ucap dia.
PDAM Kota Kupang menargetkan pemasangan sambungan rumah bisa terealisasi semuanya pada akhir tahun 2024 sehingga warga bisa menikmati air bersih secara layak.
Sekda Kota Kupang Ade Manafe mengatakan bahwa kehadiran SPAM Kali Dendeng yang masih terus berproses akan membantu mencukupi kebutuhan air warga Kota Kupang.
Baca juga: Presiden Joko Widodo resmikan SPAM kali Dendeng di Kota Kupang
Baca juga: Ombudsman bilang warga Kota Kupang masih keluhkan minimnya air bersih
Baca juga: PUPR: 6.400 rumah tangga akan mennikmati air bersih dari SPAM Raknamo
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aliran SPAM Kali Dendeng ringankan beban warga Kupang