Kupang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Timur menilai sekolah punya peran penting dalam mengarahkan anak didiknya untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan dan Perhutani Sosial, DLHK NTT Anindya Widaryati kepada wartawan di Kupang, Jumat, (7/6) mengatakan bahwa DLHK punya program yang bernama Adiwiyata yang memang bertujuan untuk terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
"Kami sebenarnya sangat mengharapkan generasi muda ini justru yang punya peran aktif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan," katanya.
Tentunya ujar dia, hal-hal kecil bisa dimulai dari sekolah dengan dukungan dari pihak sekolah sendiri dengan menggerakkan program Adiwiyata tersebut dengan mulai dari pemilahan sampah, hemat energi serta beberapa hal lain yang tujuannya untuk menjaga lingkungan.
Program Adiwiyata ini sebenarnya sudah dijalankan dan beberapa sekolah di NTT. Dan ada dua sekolah yang mendapatkan predikat Adiwiyata.
Dua sekolah itu ada di Kabupaten Ende dan di Kabupaten Nagekeo. Mereka terpilih mendapatkan predikat tersebut karena anak-anak di sekolah tersebut selalu diajarkan untuk menjaga lingkungan yang dimulai dari sekolah.
DLHK sendiri juga tambah dia telah mengusulkan agar pelestarian lingkungan masuk dalam muatan lokal di sekolah. Namun hal ini butuh kolaborasi dua instansi yakni DLKH dan juga Dinas Pendidikan NTT.
"Seharusnya sudah dimasukkan dalam kurikulum sekolah berkaitan dengan gerakan berbasis lingkungan di sekolah," tambah dia.
Menurut dia kaum remaja yang masih berada di bangku sekolah punya peran penting dalam menjaga lingkungan. Karena itu dukungan serta dorongan terus dilakukan agar generasi muda di NTT tetap peduli terhadap lingkungan.
Helda seorang remaja (20) asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang ditemui di acara peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 mengatakan bahwa dirinya telah melakukan aksi edukasi pengelolaan dan pemilahan sampah serta sosialisasi terkait perubahan iklim di sekolahnya.
Baca juga: Save the Children peringatkan efek domino krisis iklim pada anak
Baca juga: Lembata inisiasi penanaman 1.000 bakau dan malapari
“Saya berharap kaum muda menyadari bahwa saat ini kondisi iklim tidak baik baik saja. Sehingga kita sebagai kaum muda perlu kolaborasi bersama membangun dan menjaga lingkungan,” ujar Helda.
Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan dan Perhutani Sosial, DLHK NTT Anindya Widaryati kepada wartawan di Kupang, Jumat, (7/6) mengatakan bahwa DLHK punya program yang bernama Adiwiyata yang memang bertujuan untuk terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
"Kami sebenarnya sangat mengharapkan generasi muda ini justru yang punya peran aktif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan," katanya.
Tentunya ujar dia, hal-hal kecil bisa dimulai dari sekolah dengan dukungan dari pihak sekolah sendiri dengan menggerakkan program Adiwiyata tersebut dengan mulai dari pemilahan sampah, hemat energi serta beberapa hal lain yang tujuannya untuk menjaga lingkungan.
Program Adiwiyata ini sebenarnya sudah dijalankan dan beberapa sekolah di NTT. Dan ada dua sekolah yang mendapatkan predikat Adiwiyata.
Dua sekolah itu ada di Kabupaten Ende dan di Kabupaten Nagekeo. Mereka terpilih mendapatkan predikat tersebut karena anak-anak di sekolah tersebut selalu diajarkan untuk menjaga lingkungan yang dimulai dari sekolah.
DLHK sendiri juga tambah dia telah mengusulkan agar pelestarian lingkungan masuk dalam muatan lokal di sekolah. Namun hal ini butuh kolaborasi dua instansi yakni DLKH dan juga Dinas Pendidikan NTT.
"Seharusnya sudah dimasukkan dalam kurikulum sekolah berkaitan dengan gerakan berbasis lingkungan di sekolah," tambah dia.
Menurut dia kaum remaja yang masih berada di bangku sekolah punya peran penting dalam menjaga lingkungan. Karena itu dukungan serta dorongan terus dilakukan agar generasi muda di NTT tetap peduli terhadap lingkungan.
Helda seorang remaja (20) asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang ditemui di acara peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 mengatakan bahwa dirinya telah melakukan aksi edukasi pengelolaan dan pemilahan sampah serta sosialisasi terkait perubahan iklim di sekolahnya.
Baca juga: Save the Children peringatkan efek domino krisis iklim pada anak
Baca juga: Lembata inisiasi penanaman 1.000 bakau dan malapari
“Saya berharap kaum muda menyadari bahwa saat ini kondisi iklim tidak baik baik saja. Sehingga kita sebagai kaum muda perlu kolaborasi bersama membangun dan menjaga lingkungan,” ujar Helda.