Kupang (ANTARA) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur mengklaim bahwa dari hasil survei, sekitar 80 persen peserta seleksi calon taruna-taruni Akademi Kepolisian di NTT merasa puas dengan rangkaian seleksi yang dilakukan.

"Dari hasil survei selama pelaksanaan seleksi, 80 persen peserta merasa puas dengan pelaksanaan rangkaian seleksi tersebut ," kata Kabid Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy di Kupang, Rabu, (10/7/2024).

Dia menjelaskan hal itu karena dari proses seleksi sampai pengumuman hasil setiap tahapan seleksi dilakukan transparan dan selalu diawasi oleh pengawas internal maupun eksternal.

Mantan Kapolres Timor Tengah Selatan itu mengatakan bahwa terdapat 379 responden yang diambil surveinya dan dari jumlah tersebut, 303 orang menyatakan sangat puas dan 75 orang menyatakan cukup puas.

Ariasandy menambahkan bahwa pelaksanaan seleksi dilakukan secara transparan dan diawasi oleh pengawas internal dan eksternal, untuk kelulusan calon taruna di tingkat panitia daerah melalui kuota reguler dan kuota Mabes Polri.

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) tahun 2024, kuota Polda NTT mendapatkan kuota reguler sebanyak enam orang dengan rincian lima orang laki-laki dan satu orang perempuan.

"Untuk pemeringkatan berdasarkan nilai akademik, nilai psikologi, dan nilai jasmani," ujar dia.

Dari hasil seleksi, enam orang yang mengisi kuota reguler adalah Yudhina Nasywa Olivia yang lahir dan besar di Kupang, merupakan anak dari anggota Polri yang berdinas di SPN Polda NTT dan sudah lama menetap di NTT.

Kemudian lima laki-laki adalah Arvid Theodore Situmeang, yang lahir di Jakarta dan anak dari Kabidkum Polda NTT yang sudah bertugas selama tiga tahun di Polda NTT. Lalu Raynold Arauna Hutabalian, lahir di Kupang, yang orang tuanya bekerja sebagai PNS di Kota Kupang.

Lalu yang keempat adalah Mario Cristian Bernalo Tafuy, lahir di Kupang dan sekolah di Kupang yang orang tuanya anggota Polri dinas di Polres Kupang dan merupakan asli Timor, NTT. Lalu Bintang Lijaya, kelahiran Lakafehan dan besar di Atambua kabupaten Belu, yang mana orang tuanya Asli dari Timor, NTT.

Yang terakhir adalah Ketut Arya Adityanatha, lahir di Mataram dan merupakan putra dari seorang anggota Polri yang berdinas di Polda NTT dan sudah berdinas selama 1 tahun 1 bulan 8 hari.

Selain mendapat kuota regular, Polda NTT juga mendapat kuota Mabes Polri sebanyak lima orang yang mana dalam penentuannya ditunjuk oleh Mabes Polri untuk mengikuti seleksi Tingkat Pusat dan Kuota Mabes Polri ini tidak mengganggu DIPA Polda NTT.

Lima nama calon taruna kuota Mabes Polri itu adalah Lucky Nuralamsyah, putra dari anggota Polri yang berdinas di Ditlantas Polda NTT dan sejak lahir dan besar di Manggarai.

Lalu Madison Juan Raphael Kana Silalahi, putra anggota Polri yang berdinas di Polda NTT dan lamanya di NTT hingga mendaftar catar Akpol 2024 selama 2 tahun 3 bulan 19 hari.

Kemudian Mochamad Rizq Sanika Marzuki, putra dari anggota Polri yang pernah berdinas di Polda NTT dan lamanya di NTT hingga mendaftar catar Akpol 2024 selama 1 tahun 2 bulan 22 hari.

Baca juga: Polda NTT bantah kurang prioritaskan putra NTT dalam proses pendaftaran Akpol

Lalu Timothy Abishai Silitonga, putra dari anggota Polri yang berdinas di Polda NTT dan lamanya di NTT hingga mendaftar Catar Akpol 2024 selama 7 bulan 26 hari. Serta Brian Lee Sebastian Manurung, putra dari Pegawai Kejaksaan RI dan sudah lama di NTT hingga mendaftar catar Akpol 2024 selama 1 Tahun 5 bulan 15 hari.

Baca juga: 10 catar akpol panda Polda NTT gugur pemeriksaan kesehatan tahap satu

Penyampaian Kabid Humas Polda NTT ini juga menanggapi berita viral dan negatif yang menyebut proses rekrutmen akpol kali ini hanya mementingkan orang dari luar NTT.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024