Istanbul (ANTARA) - Paus Fransiskus berharap konflik di Timur Tengah, yang diwarnai kekerasan dan darah, tidak semakin meluas.
Ketika berbicara kepada umat setelah membaca Doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (4/8), Fransiskus menyampaikan kekhawatirannya atas ketegangan di kawasan tersebut.
"Serangan, bahkan yang ditargetkan, dan pembunuhan tidak akan pernah menjadi solusi. Serangan tidak membantu untuk mengikuti jalan keadilan, jalan perdamaian, tetapi malah menimbulkan lebih banyak kebencian dan balas dendam," kata pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Ia juga menyerukan keberanian untuk melanjutkan dialog sehingga pertempuran di Jalur Gaza segera berhenti dan agar para sandera segera dibebaskan, sambil terus menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada penduduk di daerah kantong Palestina itu.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Hamas Palestina.
Hampir 39.600 warga Palestina tewas sejak saat itu dan hampir 91.400 orang terluka, kata otoritas kesehatan setempat.
Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah terbatasnya pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Badan peradilan utama PBB yang berbasis di Belanda itu kemudian memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang--sebelum kemudian kota di Gaza selatan itu diserang pada 6 Mei 2024.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Paus Fransiskus - Dubes Rusia bahas proposal perdamaian untuk Ukraina
Baca juga: Paus Fransiskus khawatirkan Timteng, menyerukan dialog dan diplomasi
Baca juga: Paus Fransiskus sebut Industri senjata "ambil untung dari kematian"
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Paus Fransiskus berharap konflik berdarah di Timur Tengah tidak meluas
Ketika berbicara kepada umat setelah membaca Doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (4/8), Fransiskus menyampaikan kekhawatirannya atas ketegangan di kawasan tersebut.
"Serangan, bahkan yang ditargetkan, dan pembunuhan tidak akan pernah menjadi solusi. Serangan tidak membantu untuk mengikuti jalan keadilan, jalan perdamaian, tetapi malah menimbulkan lebih banyak kebencian dan balas dendam," kata pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Ia juga menyerukan keberanian untuk melanjutkan dialog sehingga pertempuran di Jalur Gaza segera berhenti dan agar para sandera segera dibebaskan, sambil terus menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada penduduk di daerah kantong Palestina itu.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Hamas Palestina.
Hampir 39.600 warga Palestina tewas sejak saat itu dan hampir 91.400 orang terluka, kata otoritas kesehatan setempat.
Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah terbatasnya pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Badan peradilan utama PBB yang berbasis di Belanda itu kemudian memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang--sebelum kemudian kota di Gaza selatan itu diserang pada 6 Mei 2024.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Paus Fransiskus - Dubes Rusia bahas proposal perdamaian untuk Ukraina
Baca juga: Paus Fransiskus khawatirkan Timteng, menyerukan dialog dan diplomasi
Baca juga: Paus Fransiskus sebut Industri senjata "ambil untung dari kematian"
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Paus Fransiskus berharap konflik berdarah di Timur Tengah tidak meluas