Kupang (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak seluruh lapisan masyarakat di SBD untuk menciptakan suasana kondusif jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada November mendatang.
“Jangan mengonsumsi minuman keras dan gunakan senjata tajam dengan baik dan benar,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Pendeta (Pdt) Irene Takandjandji dari Sumba, Sabtu, (24/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari FKUB dalam memberikan imbauan kepada masyarakat di Kabupaten SBD jelang pelaksanaan Pilkada di daerah itu.
Dia mengatakan bahwa mengonsumsi minuman keras dan membawa benda tajam di SBD memang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan serta keseharian masyarakat Kabupaten SBD.
Hal ini karena baik minuman keras dan benda tajam berupa parang merupakan tradisi masyarakat SBD sejak dahulu kala. Namun perlu juga diketahui, pentingnya penggunaan senjata tajam sebagaimana mestinya agar tidak berakhir pada tindakan kriminal.
Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat SBD untuk bergandengan tangan menjaga situasi kondusif demi keharmonisan bersama dan terciptanya kerukunan antar umat beragama.
Pendeta Irene juga mengatakan bahwa Provinsi NTT telah dikenal dengan slogan sebagai Nusa Terindah Toleransi, yakni provinsi dengan berbagai adat istiadat dari masing-masing daerah di 22 Kabupaten/Kota serta memiliki beragam pemeluk agama namun tetap hidup rukun dan harmonis tanpa adanya sekat akibat perbedaan tersebut.
Dijelaskan, toleransi dan kerukunan yang selama ini terjalin di dalam keberagaman yang ada di Provinsi NTT telah menjadi contoh dan tolak ukur atau role model bagi kerukunan masyarakat di provinsi lain.
Keharmonisan dari kerukunan tersebutlah yang menjadikan NTT sebagai salah satu provinsi dengan angka toleransi tertinggi, baik toleransi antar agama maupun komponen masyarakat sendiri.
“Untuk itu masyarakat Kabupaten SBD harus bisa menjaga slogan Provinsi NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi tersebut dengan baik. Budaya damai dan saling menghormati yang dimiliki wajib terus dilestarikan agar semua yang hidup di Kabupaten SBD bisa merasa aman, nyaman dan tentram,” tegasnya.
Masyarakat Kabupaten SBD juga dimintanya untuk dapat menyaring secara baik informasi yang beredar dan jangan mudah percaya terhadap berita-berita hoaks yang tersebar liar di lingkungan masyarakat maupun media sosial.
Ujaran kebencian dan isu-isu sesat yang ingin memprovokasi massa demi kepentingan individu maupun golongan tertentu harus bisa lawan, agar masyarakat tidak terpecah belah hanya karena hal-hal yang tidak bermutu seperti itu.
Baca juga: KPU NTT sarankan cagub-cawagub daftarkan diri pada hari pertama
Dia juga mengatakan menjelang Pilkada 2024, masyarakat harus bisa proaktif mendukung pemerintah agar seluruh rangkaian pilkada itu berjalan aman, lancar dan kondusif.
Baca juga: Polres Mabar gelar sispamkota amankan Pilkada 2024
“Masyarakat Kabupaten SBD harus bisa mendukung penuh dan membantu pemerintah serta pihak aparat yang ada di NTT untuk menyukseskan Pilkada tahun 2024 di wilayah Provinsi NTT khususnya di wilayah Kabupaten SBD,” tutupnya.
“Jangan mengonsumsi minuman keras dan gunakan senjata tajam dengan baik dan benar,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Pendeta (Pdt) Irene Takandjandji dari Sumba, Sabtu, (24/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari FKUB dalam memberikan imbauan kepada masyarakat di Kabupaten SBD jelang pelaksanaan Pilkada di daerah itu.
Dia mengatakan bahwa mengonsumsi minuman keras dan membawa benda tajam di SBD memang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan serta keseharian masyarakat Kabupaten SBD.
Hal ini karena baik minuman keras dan benda tajam berupa parang merupakan tradisi masyarakat SBD sejak dahulu kala. Namun perlu juga diketahui, pentingnya penggunaan senjata tajam sebagaimana mestinya agar tidak berakhir pada tindakan kriminal.
Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat SBD untuk bergandengan tangan menjaga situasi kondusif demi keharmonisan bersama dan terciptanya kerukunan antar umat beragama.
Pendeta Irene juga mengatakan bahwa Provinsi NTT telah dikenal dengan slogan sebagai Nusa Terindah Toleransi, yakni provinsi dengan berbagai adat istiadat dari masing-masing daerah di 22 Kabupaten/Kota serta memiliki beragam pemeluk agama namun tetap hidup rukun dan harmonis tanpa adanya sekat akibat perbedaan tersebut.
Dijelaskan, toleransi dan kerukunan yang selama ini terjalin di dalam keberagaman yang ada di Provinsi NTT telah menjadi contoh dan tolak ukur atau role model bagi kerukunan masyarakat di provinsi lain.
Keharmonisan dari kerukunan tersebutlah yang menjadikan NTT sebagai salah satu provinsi dengan angka toleransi tertinggi, baik toleransi antar agama maupun komponen masyarakat sendiri.
“Untuk itu masyarakat Kabupaten SBD harus bisa menjaga slogan Provinsi NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi tersebut dengan baik. Budaya damai dan saling menghormati yang dimiliki wajib terus dilestarikan agar semua yang hidup di Kabupaten SBD bisa merasa aman, nyaman dan tentram,” tegasnya.
Masyarakat Kabupaten SBD juga dimintanya untuk dapat menyaring secara baik informasi yang beredar dan jangan mudah percaya terhadap berita-berita hoaks yang tersebar liar di lingkungan masyarakat maupun media sosial.
Ujaran kebencian dan isu-isu sesat yang ingin memprovokasi massa demi kepentingan individu maupun golongan tertentu harus bisa lawan, agar masyarakat tidak terpecah belah hanya karena hal-hal yang tidak bermutu seperti itu.
Baca juga: KPU NTT sarankan cagub-cawagub daftarkan diri pada hari pertama
Dia juga mengatakan menjelang Pilkada 2024, masyarakat harus bisa proaktif mendukung pemerintah agar seluruh rangkaian pilkada itu berjalan aman, lancar dan kondusif.
Baca juga: Polres Mabar gelar sispamkota amankan Pilkada 2024
“Masyarakat Kabupaten SBD harus bisa mendukung penuh dan membantu pemerintah serta pihak aparat yang ada di NTT untuk menyukseskan Pilkada tahun 2024 di wilayah Provinsi NTT khususnya di wilayah Kabupaten SBD,” tutupnya.