Kupang (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Selatan meluncurkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Desa Berdaya Kolbano Bebas Stunting untuk menekan angka stunting.
"Hal ini merupakan upaya dari PLN untuk menyelasarkan program dengan pemerintah daerah," kata General Manager PLN UIW NTT Ajrun Karim di Kupang, Kamis, (19/9).
Kegiatan peluncuran tersebut dihadiri oleh Camat Kolbano, Kepala Desa Kolbano, Babinsa dan Babinkamtibmas setempat yang masuk dalam Tim Monitoring Stunting Desa. Selain itu juga kegiatan itu juga dihadiri oleh 53 Anak Stunting penerima manfaat dan 19 ibu hamil.
Dia mengatakan ada beberapa program yang akan dilaksanakan untuk pemberdayaan ekonomi dan pola hidup sehat.
"Bantuan yang diberikan nantinya akan dikelola dan dipantau oleh Tim Monitoring Stunting Desa," ujarnya.
Ajrun Karim juga menyampaikan stunting merupakan perjuangan seluruh elemen masyarakat NTT sehingga untuk mengatasinya membutuhkan dukungan dan peran aktif semua pihak.
“PLN UIW NTT pun punya tanggung jawab yang sama untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat," ujar dia.
Asisten Manejer Keuangan dan Umum PLN UIW NTT Roy Teopilus mengatakan isu stunting saat ini masih menjadi isu kesehatan nasional yang harus ditanggulangi bersama.
"Pada kegiatan ini kami akan berkolaborasi dengan Yayasan JPM bersama dengan Tim Monitoring Stunting Desa. Diharapkan dalam setiap tahapan prosesnya kami dapat saling memonitor selama satu tahun serta memastikan program ini berdampak positif bagi penerima manfaat,” Ujarnya.
Untuk diketahui stunting merupakan masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah satu kabupaten di NTT dengan angka stunting tertinggi yakni 20-40 persen pada 2024.
Ia mengatakan edukasi terkait gizi juga disampaikan kepada anak-anak dan orang tua di Desa Kolbano. Para Relawan juga membuka kelas inspirasi yang mengajarkan masyarakat desa tersebut untuk menerapkan pola hidup sehat.
Program Desa Berdaya ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan, kata dia, namun mengutamakan edukasi pentingnya nilai gizi terhadap kesehatan dan kesejahteraan, budi daya kebun gizi (sayur), budi daya ikan lele, perbaikan sarana air bersih dan distribusi Pembagian Makanan Tambahan (PMT), agar terciptanya peningkatan konsumsi makanan bergizi serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: PLN aktifkan listrik 24 jam pada daerah terisolir di NTT
"Harapannya dengan adanya kegiatan ini juga angka stunting di Desa Kolbano menurun," ujar dia.
Baca juga: PLN NTT dan BI bersinergi manfaatkan limbah operasional untuk co-firing
Dalam kesempatan tersebut PLN membagikan sejumlah bantuan berupa telur, beras, dan beberapa kebutuhan lainnya.
"Hal ini merupakan upaya dari PLN untuk menyelasarkan program dengan pemerintah daerah," kata General Manager PLN UIW NTT Ajrun Karim di Kupang, Kamis, (19/9).
Kegiatan peluncuran tersebut dihadiri oleh Camat Kolbano, Kepala Desa Kolbano, Babinsa dan Babinkamtibmas setempat yang masuk dalam Tim Monitoring Stunting Desa. Selain itu juga kegiatan itu juga dihadiri oleh 53 Anak Stunting penerima manfaat dan 19 ibu hamil.
Dia mengatakan ada beberapa program yang akan dilaksanakan untuk pemberdayaan ekonomi dan pola hidup sehat.
"Bantuan yang diberikan nantinya akan dikelola dan dipantau oleh Tim Monitoring Stunting Desa," ujarnya.
Ajrun Karim juga menyampaikan stunting merupakan perjuangan seluruh elemen masyarakat NTT sehingga untuk mengatasinya membutuhkan dukungan dan peran aktif semua pihak.
“PLN UIW NTT pun punya tanggung jawab yang sama untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat," ujar dia.
Asisten Manejer Keuangan dan Umum PLN UIW NTT Roy Teopilus mengatakan isu stunting saat ini masih menjadi isu kesehatan nasional yang harus ditanggulangi bersama.
"Pada kegiatan ini kami akan berkolaborasi dengan Yayasan JPM bersama dengan Tim Monitoring Stunting Desa. Diharapkan dalam setiap tahapan prosesnya kami dapat saling memonitor selama satu tahun serta memastikan program ini berdampak positif bagi penerima manfaat,” Ujarnya.
Untuk diketahui stunting merupakan masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah satu kabupaten di NTT dengan angka stunting tertinggi yakni 20-40 persen pada 2024.
Ia mengatakan edukasi terkait gizi juga disampaikan kepada anak-anak dan orang tua di Desa Kolbano. Para Relawan juga membuka kelas inspirasi yang mengajarkan masyarakat desa tersebut untuk menerapkan pola hidup sehat.
Program Desa Berdaya ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan, kata dia, namun mengutamakan edukasi pentingnya nilai gizi terhadap kesehatan dan kesejahteraan, budi daya kebun gizi (sayur), budi daya ikan lele, perbaikan sarana air bersih dan distribusi Pembagian Makanan Tambahan (PMT), agar terciptanya peningkatan konsumsi makanan bergizi serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: PLN aktifkan listrik 24 jam pada daerah terisolir di NTT
"Harapannya dengan adanya kegiatan ini juga angka stunting di Desa Kolbano menurun," ujar dia.
Baca juga: PLN NTT dan BI bersinergi manfaatkan limbah operasional untuk co-firing
Dalam kesempatan tersebut PLN membagikan sejumlah bantuan berupa telur, beras, dan beberapa kebutuhan lainnya.