Labuan Bajo (ANTARA) - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Siru mendapatkan pelatihan keamanan dan keselamatan destinasi yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat.
 
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di Desa Wisata Siru dalam menghadapi berbagai potensi risiko di destinasi wisata," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kamis, (26/9).
 
Kegiatan yang mengusung tema risiko mitigasi di destinasi wisata merupakan rangkaian kegiatan dalam program Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) yang dilakukan Disparekrafbud Manggarai Barat.
 
Desa Wisata Siru terletak di Kecamatan Lembor dan resmi menjadi desa wisata sejak tahun 2021 dengan menawarkan potensi agrowisata Ngalor Kalo, pertanian atau perkebunan, dan juga view point dari Masjid Jabal Nur.
 
Frans Teguh menjelaskan pengelolaan desa wisata memerlukan kolaborasi yang kuat dari semua pihak di desa dengan menerapkan semangat Sustainable Development Goals (SDGs) atau program pembangunan berkelanjutan.
 
“Sehingga melahirkan penggiat atau champions yang tidak mudah menyerah mengembangkan dan menerapkan desa wisata yang tangguh, yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat, penjagaan ekosistem yang berkelanjutan melalui upaya konservasi lingkungan serta peningkatan pertumbuhan ekonomi," kata Frans.
 
Frans Teguh menambahkan desa wisata juga perlu menyediakan jasa layanan seperti rumah makan lokal maupun homestay yang dikelola warga lokal dengan tetap menerapkan unsur budaya atau lokalitas yang merupakan nilai otentik dan orisinal yang melekat pada masyarakat mengingat desa wisata dibangun berlandaskan konsep Based Community.
 
Frans juga mendorong Desa Wisata Siru agar mampu menawarkan dan menampilkan daya tarik yang bisa menjadi pembeda dengan daya tarik di desa wisata lainnya.
 
“Membangun desa wisata berarti membangun untuk masyarakat dengan pendekatan Based Community yang mengutamakan kepentingan masyarakat, lalu di samping itu membangun atau menciptakan desa wisata itu harus berani tampil, menawarkan sisi menarik, berbeda, unik, khas, juga otentik yang membedakannya dengan yang lain, ini dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan berkarakter bagi setiap pengunjung yang datang,” katanya.
 
Sekretaris Disparekrafbud Manggarai Barat Chrispin Mesima mengharapkan melalui kegiatan tersebut Desa Wisata Siru akan lebih aktif dalam memanfaatkan potensi lokal dan pengetahuan yang diperoleh.
 
"Hal ini diharapkan dapat memicu partisipasi dalam pengelolaan baik di lokasi ini maupun di Desa Siru contohnya, pemanfaatan area di belakang masjid yang memiliki pemandangan menarik, sawah, dan sungai untuk meningkatkan daya tarik wisata desa,” ungkapnya.
 
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Siru Syamlan menyampaikan melalui kegiatan tersebut ia mendapatkan banyak wawasan baru tentang bagaimana pengamanan dan keselamatan di tempat wisata.
 
"Kami kini memahami bagaimana menangani kecelakaan atau kejadian tak terduga yang mungkin dialami oleh tamu," katanya.
 
Sementara itu, pelatihan mitigasi risiko di destinasi Wisata Desa Siru yang dipandu langsung oleh Sahabuddi selaku Project Officer Asia Pacific Alliance for Disaster Management (APAD) dan kegiatan ini diakhiri dengan simulasi penanganan ketika terjadi kecelakaan di destinasi wisata.


Baca juga: BPOLBF teken MoU dengan investor di Parapuar

Baca juga: BPOLBF kukuhkan Gugus Tugas Pengelolaan Kawasan Parapuar

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024