Jakarta (ANTARA) -
Direktur Utama PT Rajawali Nusindo Wahyu Sakti memastikan penyaluran bantuan pangan untuk mengatasi tingkat stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dipastikan terealisasi 100 persen pada awal Oktober ini.
 
“Pengiriman paket bantuan sebanyak 438 ribu paket dilaksanakan dalam dua tahap dan selesai pada minggu ini,” kata dia melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.  PT Rajawali Nusindo adalah perusahaan bergerak di bidang distribusi dan perdagangan.
 
Dia mengatakan pada 2024, setidaknya Provinsi NTT mendapat kuota bantuan pangan stunting berupa telur dan daging ayam 438 ribu paket dengan penyaluran dalam dua tahap.
 
Ratusan ribu paket pangan tersebut, nantinya disalurkan kepada 73 ribu keluarga risiko stunting (KRS) di NTT berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
 
“Penyaluran dilakukan dalam dua tahap, di mana setiap tahapannya disalurkan sebanyak 219 ribu paket," kata dia.
 
Penyaluran di Provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di tujuh kabupaten/kota, terdiri atas Atambua dengan kuota 15.534 paket, Ende (17.766), Komodo (43.128), Kupang (48.438), Maumere (26.265), Soe (24.294), dan Waingapu (43.779).
 
“Setiap paket terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam,” ucap dia.
 
Ia berharap, kerja sama penyaluran bantuan pangan tersebut dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting serta ibu hamil, sehingga dapat turut menurunkan tingkat prevalensi stunting di salah satu provinsi yang terletak di Indonesia timur tersebut.

Selain masalah stunting, persoalan kesehatan masyarakat di NTT sebagai hal yang cukup mendesak dan memerlukan perhatian serius.
 
Berdasarkan berbagai laporan, NTT salah satu provinsi kedua dengan angka stunting tertinggi di Indonesia, setelah Provinsi Papua Pegunungan.
 
Pada 2023, prevalensi stunting di Provinsi NTT 37,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita di Provinsi NTT mengalami stunting.
Berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat per Februari 2024, prevalensi stunting di NTT 15,2 persen atau 61.961 anak stunting.

Baca juga: Pj. Gubernur NTT tekankan pangan lokal untuk atasi stunting

Baca juga: PLN-Pemkab TTS luncurkan Desa Berdaya Bebas Stunting

Pewarta : Chairul Rohman
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024