Kupang (Antara NTT) - Perang tanding antarwarga dua desa di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus, Rabu.

Warga Desa Lewonara sempat mengepung Desa Lewobunga dengan senjata rakitan, parang, tombak, busur dan panah serta bom rakitan, namun tidak ada korban jiwa.

Wakil Bupati Flores Timur Valens Tukan yang dikonfirmasi dari Kupang membenarkan adanya penyerangan susulan dari warga Desa Lewonara untuk mengusir warga Desa Lewobunga dari lokasi yang disengketakan, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.

"Memang ada dua atau tiga warga yang terkena serpihan bom ikan, tetapi saat pengepungan Desa Lewobunga, aparat keamanan cepat bergerak sehingga tidak terjadi pertumpahan darah," katanya.

Dia mengatakan situasi keamanan di lokasi saat ini cukup baik. Aparat keamanan yang diperbantukan dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka tetap berjaga-jaga di lokasi.

"Mereka biasanya menyerang pada pagi dan sore hari. Saat ini sudah ada 50 anggota Brimob di lokasi untuk melakukan pengamanan," katanya.

Dia mengatakan, ada juga bantuan tambahan anggota TNI dari Maumere dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju Larantuka, untuk selanjutnya masuk ke wilayah Adonara dengan menggunakan kapal motor pada Rabu malam.

Menutup dialog

Wakil Bupati Flores Timur Valens Tukan menambahkan warga Desa Lewonara yang terus melakukan penyerangan ini tetap menutup diri untuk melakukan dialog dengan pihak luar.

Karena itu, pemerintah sudah melakukan pertemuan dengan pemangku adat dan para kepala desa dari seluruh Adonara untuk membantu melakukan pendekatan dengan warga dua desa yang sedang bertikai di wilayah Kecamatan Adonara Timur itu.

Mereka dibagi dalam dua tim masing-masing satu tim ke Desa Lewonara dan satu tim lainnya ke Desa Lewobunga.

"Kita berupaya melibatkan semua pemangku kepentingan. Saya baru selesai pertemuan dengan para kepala desa dan juga bertemu dengan tokoh-tokoh adat dan juga Raja Lamahala untuk meminta bantuan agar mereka bisa melakukan pendekatan dengan warga di dua desa tersebut," katanya.

Dia berharap, dalam satu atau dua hari ke depan, sudah ada jalan keluar untuk meredam situasi yang terus memanas antara kedua warga desa bertetangga itu.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024