Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyalurkan 5.000 kilogram beras serta bantuan lain untuk para korban konflik antar dua desa di Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur< yang terjadi pada Senin (21/10) lalu.

Penjabat (Pj) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto dalam kunjungannya ke lokasi kejadian sejak Rabu (23/10) hingga Kamis (24/10) ini mengatakan bantuan yang diberikan itu untuk membantu warga yang terdampak oleh konflik tersebut.

“Semoga bantuan yang diberikan bisa membantu warga di sini,” katanya.

Selain beras pemerintah, Pemprov NTT juga membantu menyalurkan 130 lembar kasur, 48 tenda gulung, 80 selimut, 176 paket makanan anak, dan 270 paket makanan siap saji. Selain itu juga disalurkan baju kaos dan celana, pakaian dalam, mi instan, dan beberapa bantuan lainnya untuk meringankan beban masyarakat.

Lebih lanjut dalam kunjungan kerja ke lokasi konflik tersebut, ia meminta maaf kepada warga di Kecamatan Adonara Barat karena kelengahan pemda sehingga peristiwa yang bermula dari masalah perbatasan itu terjadi.

Andriko meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur dan jajaran untuk secepatnya segera menangani dan melakukan upaya-upaya rekonsiliasi dan mediasi dengan terus melakukan koordinasi bersama Forkopimda dan pihak-pihak terkait agar permasalahan konflik ini dapat segera teratasi.

“Agar Pj Bupati Flores Timur dan jajaran serta Forkopimda untuk diurus segala sesuatunya. Ini sudah terjadi, kita harus tanggap urus ini semua. Prinsipnya jajaran pemprov akan selalu mendukung untuk selesaikan ini persoalan,” ujar dia.

Khusus para korban jiwa, luka-luka, dan yang mengungsi, kata dia, semua bantuan, pakaian, makanan, alas tempat tidur, kebutuhan dapur semuanya akan disiapkan oleh pemerintah. "Sekecil apapun yang para korban butuhkan akan disiapkan oleh pemda,” ucap Andriko.

Andriko juga mengharapkan masyarakat desa setempat dapat tetap tenang dan menahan diri dan tidak mudah terprovokasi serta mengikuti proses hukum.

“Saya juga mengimbau kepada kita semua, warga masyarakat di sini untuk tidak mudah terprovokasi, dan jangan menyimpan dendam. Hati yang panas untuk kita sejukan karena kita tidak ingin ini semua terulang lagi di kemudian hari. Percayakan semua kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memfasilitasi proses semuanya sesuai aturan agar berjalan baik ke depan,” jelas Andriko.

Baca juga: Polisi bagikan sembako kepada 177 jiwa korban konflik antardesa di Adonara

Baca juga: Polisi bilang situasi keamanan terkini di Adonara kondusif
Baca juga: Pj Gubenur selesaikan konflik antar desa di Adonara

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024