Kupang (ANTARA) - Sebanyak 35 dokter gigi dan dokter gigi spesialis memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut gratis bagi masyarakat di dua kabupaten di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilakukan Yayasan Kembara Nusa.
Pencetus Kembara Nusa drg Safira Khairina dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (28/10) sore mengatakan kegiatan sosial itu untuk menjembatani kesenjangan tenaga medis di Indonesia timur, khususnya Pulau Sumba.
"Kurangnya akses layanan kesehatan dapat menyebabkan penyakit gigi dan mulut tidak tertangani dengan baik. Oleh karena itu, kami di Kembara Nusa mengajak rekan-rekan tenaga medis dan non-medis untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kesehatan gigi dan mulut," katanya.
Dalam kegiatan sosial itu, mereka melibatkan dua dokter umum dan 20 relawan non-medis untuk membantu masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Timur.
Dia menjelaskan berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2018, jumlah dokter gigi yang tersedia untuk melayani kesehatan gigi dan mulut NTT masih tergolong minim, yaitu 271 dokter gigi di 402 puskemas di NTT.
Fakta ini juga diperkuat oleh data profil Kesehatan Indonesia 2022 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, menunjukkan adanya ketimpangan sebaran tenaga medis antara Pulau Jawa-Bali dan luar dua pulau tersebut.
Baca juga: Kemenkes perpanjang PIN Polio untuk perluas cakupan
Baca juga: Kata Dokter: Tangani mata malas pada anak untuk guna cegah kebutaan saat dewasa
Ketersediaan dokter gigi lebih banyak di Pulau Jawa dan Sumatra, sedangkan di wilayah timur seperti Provinsi Papua mengalami kekurangan dokter gigi tertinggi mencapai 86,5 persen, diikuti Papua Barat 78,4 persen, dan Maluku 77 persen.
Dia mengatakan dalam pelayanan kesehatan gratis itu kurang lebih 711 orang dilayani terdiri atas anak-anak, dewasa, dan lansia dengan rincian di Kabupaten Sumba Barat Daya 341 pasien dan Sumba Timur 370 pasien.
Koordinator Pusat Pengembangan Anak (PPA) GKS Mata Sumba Barat Daya Adriana Zogara mengatakan langkah baik dari para dokter dan relawan Kembara Nusa sejalan dengan visi pihaknya untuk turut meningkatkan kesehatan fisik anak-anak.
"Semoga kesempatan ini dapat menjadi berkah berkelanjutan yang dapat membantu anak-anak memperoleh akses layanan perawatan gigi dan mulut," ujar dia.
Kepala Desa Matawai Kabupaten Sumba Timur Pawali Ince Rambu Yaku memberikan apresiasi terhadap kegiatan bakti sosial tersebut.
"Kami sangat bersyukur sekali atas kedatangan tim dokter dan relawan ke desa kami yang lokasinya sangat jauh dan telah memberikan pelayanan optimal kepada setiap warga baik anak-anak maupun dewasa," ujar dia.
Pencetus Kembara Nusa drg Safira Khairina dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (28/10) sore mengatakan kegiatan sosial itu untuk menjembatani kesenjangan tenaga medis di Indonesia timur, khususnya Pulau Sumba.
"Kurangnya akses layanan kesehatan dapat menyebabkan penyakit gigi dan mulut tidak tertangani dengan baik. Oleh karena itu, kami di Kembara Nusa mengajak rekan-rekan tenaga medis dan non-medis untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kesehatan gigi dan mulut," katanya.
Dalam kegiatan sosial itu, mereka melibatkan dua dokter umum dan 20 relawan non-medis untuk membantu masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Timur.
Dia menjelaskan berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2018, jumlah dokter gigi yang tersedia untuk melayani kesehatan gigi dan mulut NTT masih tergolong minim, yaitu 271 dokter gigi di 402 puskemas di NTT.
Fakta ini juga diperkuat oleh data profil Kesehatan Indonesia 2022 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, menunjukkan adanya ketimpangan sebaran tenaga medis antara Pulau Jawa-Bali dan luar dua pulau tersebut.
Baca juga: Kemenkes perpanjang PIN Polio untuk perluas cakupan
Baca juga: Kata Dokter: Tangani mata malas pada anak untuk guna cegah kebutaan saat dewasa
Ketersediaan dokter gigi lebih banyak di Pulau Jawa dan Sumatra, sedangkan di wilayah timur seperti Provinsi Papua mengalami kekurangan dokter gigi tertinggi mencapai 86,5 persen, diikuti Papua Barat 78,4 persen, dan Maluku 77 persen.
Dia mengatakan dalam pelayanan kesehatan gratis itu kurang lebih 711 orang dilayani terdiri atas anak-anak, dewasa, dan lansia dengan rincian di Kabupaten Sumba Barat Daya 341 pasien dan Sumba Timur 370 pasien.
Koordinator Pusat Pengembangan Anak (PPA) GKS Mata Sumba Barat Daya Adriana Zogara mengatakan langkah baik dari para dokter dan relawan Kembara Nusa sejalan dengan visi pihaknya untuk turut meningkatkan kesehatan fisik anak-anak.
"Semoga kesempatan ini dapat menjadi berkah berkelanjutan yang dapat membantu anak-anak memperoleh akses layanan perawatan gigi dan mulut," ujar dia.
Kepala Desa Matawai Kabupaten Sumba Timur Pawali Ince Rambu Yaku memberikan apresiasi terhadap kegiatan bakti sosial tersebut.
"Kami sangat bersyukur sekali atas kedatangan tim dokter dan relawan ke desa kami yang lokasinya sangat jauh dan telah memberikan pelayanan optimal kepada setiap warga baik anak-anak maupun dewasa," ujar dia.