Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan berbagai upaya pengendalian hama belalang kembara (locusta migratio manilensis Meyen) yang mengalami peningkatan saat memasuki musim penghujan di wilayah tersebut.
"Upaya terkini kami bekerja sama dengan The Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian dunia yang berada di bawah PBB untuk pengendalian dari udara," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur Nico Pandarangga ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (26/11/2022).
Nico Pandarangga menjelaskan penanggulangan hama belalang yang difasilitasi oleh FAO akan dilakukan dengan dua cara yakni penyemprotan dari darat dan udara. Berdasarkan informasi yang diterima oleh dinas dari FAO, penyemprotan akan dilakukan dari udara menggunakan pesawat ATR.
Untuk menindaklanjuti Project Inception Workshop dari FAO dan Kementerian Pertanian pada Juli 2022 lalu, dinas telah melakukan pelatihan dan bimbingan teknis penanganan belalang kembara pada 15 November 2022. Pelatihan itu melibatkan petugas brigade yang dilatih untuk menangani belalang secara serentak.
Kini, masih menurut dia, pihaknya tengah menanti informasi pelaksanaan penyemprotan dari FAO yang melibatkan seluruh infrastruktur pengendalian hama yang telah dibentuk oleh pemerintah daerah yakni Brigade dan Regu Pengendalian Hama (RPH) hingga tingkat desa. Adapun tugas RPH adalah memantau dan mengendalikan hama belalang kembara dan organisme pengganggu tanaman lain bersama petugas.
Selain rencana penyemprotan yang difasilitasi FAO, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah melakukan upaya pengendalian populasi belalang kembara dengan pengendalian kimiawi melalui Tim Brigade Proteksi Tanaman Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur pada 29.735 titik.
Dinas pun mengajak partisipasi masyarakat dalam penanganan belalang kembara dengan cara menukar satu kg imago belalang kembara yang masih hidup dengan uang tunai.
"Pemda menyiapkan dana pengendalian secara kimia dan mekanik satu kg belelang terbang seharga Rp5.000 sebanyak 10 ton dan ditampung dalam lubang untuk dijadikan pupuk," kata Nico.
Belalang Kembara merupakan salah satu jenis belalang yang sering mengalami ledakan populasi di Kabupaten Sumba Timur sejak tahun 1973-1975, selanjutnya muncul lagi pada tahun 1999-2002. Pada tahun 2016, serangan hama ini muncul setiap tahun dengan jumlah yang sempat berkurang.
Namun, kata Nico, populasi ini meningkat bila dibandingkan dengan awal Oktober 2021 dan telah menyebar pada 22 kecamatan di Sumba Timur.
Pada awal musim tanam tahun ini sampai dengan bulan April, Nico menyebut total kerusakan tanaman yang dilaporkan akibat serangan hama belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur telah mencapai 3.316,35 hektare dari 20.497,30 hektare luas tanam, yang terdiri dari jagung seluas 2.786,81 hektare dari 9.743,40 hektare luas tanam.
Lalu padi seluas 521,24 hektare dari 10.466,90 hektare luas tanam dan kacang tanah seluas 8 hektare dari 287 hektare luas tanam.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar berperan aktif dalam pengendalian populasi belalang kembara di wilayah masing-masing," kata Nico.
Baca juga: Sumba Timur butuh bantuan pemerintah pusat untuk atasi hama belalang
Baca juga: Tanaman padi seluas 400 ha di Sumba Tengah diserang hama belalang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Sumba Timur lakukan upaya pengendalian hama belalang