Kupang (ANTARA News NTT) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo di Kabupaten Manggara Barat, Pulau Flores, NTT dilaporkan kewalahan menangani pasien demam berdarah dengue (DBD), karena minimnya tenaga medis di RS milik pemerintah itu.

"Semua tenaga perawat, tenaga analis, farmasi, dan dokter yang bertugas di puskesmas-puskesmas setempat, dikerahkan semuanya ke RSUD Komodo untuk melayani pasien DBD," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (22/2).

Menurut dia, pasien DBD harus mendapat pelayanan cepat karena penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini tidak ada obatnya.

"Walaupun pasiennya cukup banyak, setiap hari lebih dari 30 orang di RSUD Komodo, tapi kami bisa tangani dengan baik berkat dukungan tenaga medis yang dibajak dari puskesmas-puskesmas yang ada di Labuan Bajo dan sekitarnya," katanya.

Ia menjelaskan RSUD Komodo di Labuan Bajo menjadi pusat penanganan dan perawatan pasien DBD, karena pemerintahannya menerapkan manajemen pelayanan satu pintu agar penyakit tersebut tidak menyebar kemana-mana.

"Jadi hanya satu manajemen pelayanan untuk semua pasien yang positif DBD. Kalau penuh baru bisa dialihkan ke Puskesmas yang ada di Kota Labuan Bajo," katanya dan menambahkan jumlah pasien DBD di Manggarai Barat hingga saat ini tercatat 452 orang, dengan lima orang pasien di antaranya meninggal dunia.

Menurut Maria Geong, kasus DBD di Manggarai Barat menunjukkan trend menurun, namun pihaknya masih tetap intensif untuk menangani secara serius, karena status KLB DBD di ujung barat Pulau Flores itu belum dicabut.

Baca juga: Lima orang tewas akibat serangan DBD di Manggarai Barat
Baca juga: DBD di Manggarai Barat sudah mencapai 452 kasus

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024