Jakarta (ANTARA) - Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar menampik adanya keabsahan pelaksanaan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang mengemuka akhir-akhir ini, pasalnya MLB tidak memenuhi syarat sebagaimana AD/ART organisasi.
"Kalau di media diisukan ada pelaksanaan MLB di Surabaya dan akan ditutup di Jombang, dan dihadiri oleh setiap PW, kemudian cabang, kemudian akan silaturahim kepada sesepuh, maka itu sebuah kebohongan belaka," ujar Anwar Iskandar dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (23/12).
Ia menjelaskan terdapat kecacatan dalam penyelenggaraan MLB ini. Pertama, MLB tidak melibatkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kedua, MLB harus diikuti 50 persen lebih dari Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah NU (PWNU) di seluruh Indonesia.
"Dan nyatanya 100 persen dari cabang dan PW seluruh Indonesia menyatakan menolak adanya Muktamar Luar Biasa," kata kiai yang juga menjabat Ketua Umum MUI ini.
Kiai Anwar pun menyampaikan bahwa pada acara itu seluruh PC dan PWNU se-Jawa Tengah menyatakan menolak adanya MLB yang tidak sejalan dengan peraturan organisasi tersebut.
Sementara itu Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menilai Muktamar Luar Biasa (MLB) sebagai lelucon. Pasalnya, berdasarkan hasil penelusurannya, sampai saat tak ditemukan satu pun cabang NU yang mendukung acara tersebut.
"Ini organisasi besar. Ini organisasi mapan. Masak bikin acaranya melalui zoom, daring. Aneh," kata dia.
Fahrur menduga tujuan dibalik wacana MLB ini sebagai pembentukan opini. Pada taraf selanjutnya, manuver ini bertujuan untuk mendegradasi atau membuat kesan bahwa kepemimpinan Ketua Umum PBNU saat ini, Yahya Cholil Staquf, tidak solid.
Baca juga: PBNU segera undang Muhaimin Iskandar untuk membahas PKB
Baca juga: PBNU akan panggil lima Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel
"Kalau di media diisukan ada pelaksanaan MLB di Surabaya dan akan ditutup di Jombang, dan dihadiri oleh setiap PW, kemudian cabang, kemudian akan silaturahim kepada sesepuh, maka itu sebuah kebohongan belaka," ujar Anwar Iskandar dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (23/12).
Ia menjelaskan terdapat kecacatan dalam penyelenggaraan MLB ini. Pertama, MLB tidak melibatkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kedua, MLB harus diikuti 50 persen lebih dari Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah NU (PWNU) di seluruh Indonesia.
"Dan nyatanya 100 persen dari cabang dan PW seluruh Indonesia menyatakan menolak adanya Muktamar Luar Biasa," kata kiai yang juga menjabat Ketua Umum MUI ini.
Kiai Anwar pun menyampaikan bahwa pada acara itu seluruh PC dan PWNU se-Jawa Tengah menyatakan menolak adanya MLB yang tidak sejalan dengan peraturan organisasi tersebut.
Sementara itu Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menilai Muktamar Luar Biasa (MLB) sebagai lelucon. Pasalnya, berdasarkan hasil penelusurannya, sampai saat tak ditemukan satu pun cabang NU yang mendukung acara tersebut.
"Ini organisasi besar. Ini organisasi mapan. Masak bikin acaranya melalui zoom, daring. Aneh," kata dia.
Fahrur menduga tujuan dibalik wacana MLB ini sebagai pembentukan opini. Pada taraf selanjutnya, manuver ini bertujuan untuk mendegradasi atau membuat kesan bahwa kepemimpinan Ketua Umum PBNU saat ini, Yahya Cholil Staquf, tidak solid.
Baca juga: PBNU segera undang Muhaimin Iskandar untuk membahas PKB
Baca juga: PBNU akan panggil lima Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel