Kupang (ANTARA) - Tim SAR gabungan pada Selasa (28/1) ini berhasil menemukan seorang pria bernama Auria da Costa Montero (60) yang pada Ahad (26/1) lalu terseret banjir bandang akibat curah hujan yang tinggi di Kabupaten Belu.

“Korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia, setelah dilakukan pencarian sejak hari Ahad,” kata Kapolsek Tasifeto Timur, IPDA Yusran dari Atambua, Selasa, (28/1).

Korban banjir bandang merupakan warga Dusun Halimea, Eda Fatubaa, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Dia menjelaskan bahwa jasad korban ditemukan pertama kali oleh masyarakat di dalam sungai kecil dalam posisi tertelungkup di atas tumpukan kayu dan sekujur tubuhnya berlumuran lumpur.

Setelah di masukkan ke dalam kantong mayat, pihaknya bersama Basarnas Atambua dan anggota Babinsa Koramil Wedomu, langsung membawa jasad korban menuju rumah duka.

"Korban ditemukan sekitar pukul 09.30 Wita pagi tadi oleh salah satu warga setempat bernama Siprinaus Lau,” ujar dia.

Usai mendapat informasi dari warga, kami bersama tim gabungan langsung berangkat menuju lokasi penemuan. Setelah dilakukan pengecekan ternyata betul merupakan korban yang hanyut terbawa banjir yang sudah dalam keadaan meninggal dunia," tutur Kapolsek.

"Korban kita temukan dalam posisi tertelungkup di atas tumpukan kayu dan sekujur tubuhnya berlumuran lumpur. Setelah kita keluarkan dari sungai, jasad korban kita masukan dalam kantong mayat dan kemudian mengevakuasi jasad korban ke rumah duka" katanya menambahkan.

Kapolsek Tasifeto Timur menuturkan keluarga dari korban Auria Da Costa Montero menolak dilakukan autopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah.

"Setelah tiba di rumah duka, kita sampaikan belasungkawa dan serahkan jasad mendiang ke keluarga. Atas peristiwa ini, Keluarga korban menerima dan menolak dilakukan otopsi terhadap jasad korban dengan membuat surat pernyataan penolakan otopsi dan surat pernyataan menerima kematian korban sebagai musibah," katanya menjelaskan.

Dia menambahkan bahwa dengan ditemukannya jasad korban maka secara otomatis proses pencarian dihentikan.

Kami atas nama bapak Kapolres Belu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak baik dari Basarnas, Brimob, Babinsa dan masyarakat yang selama 3 hari terakhir, kami tidak kenal lelah bersama-sama melakukan pencarian dan Alhamdulillah korban akhirnya ditemukan" cakap Kapolsek.

Korban dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir pada Ahad (26/1/2025) sekitar pukul 13.30 WITA.

Kapolsek Tasifeto Timur, IPDA Yusran, menjelaskan kejadian bermula ketika dua saksi mata, Desembriana (10) dan Kelvin (12) yang sedang menuju sawah, melihat korban hanyut di sungai kecil yang sedang meluap akibat banjir.

"Menurut keterangan dari kedua saksi, saat itu keduanya hendak ke sawah menyusul orang tua mereka. Pada saat di TKP tepatnya di sungai (kali kecil), kedua saksi tidak berani menyeberang karena arusnya besar dan keduanya duduk di tepi sungai" kata Kapolsek.

"Tidak lama kemudian kedua saksi melihat korban di sungai sudah hanyut terbawa banjir dengan memeluk sebuah kayu. Melihat kejadian tersebut, kedua saksi kembali melaporkan kejadian tersebut ke keluarga korban dan anggota kita bhabinkamtibmas desa Fatubaa" katanya.

Usai menerima laporan, Kapolsek Tastim bersama anggota yang juga disokong personel Polres Belu, Brimob Batalyon A Pelopor dan Basarnas Atambua langsung bergerak melakukan pencarian dengan menyisir sepanjang sungai yang menjadi lokasi hilangnya korban karena terseret banjir bandang.

"Pencarian kita lakukan dari siang hingga malam hari, namun hanya ditemukan sebuah pakaian yang diduga milik korban. Karena sudah larut malam dan situasi tidak memungkinkan, pencarian dihentikan sementara dan kita rencanakan dilanjutkan senin pagi," ucap Kapolsek Tastim.

Keesokan harinya, Senin (27/1), aparat gabungan dari Polsek Tastim, Brimob, Basarnas dan Samapta Polres Belu, melakukan pencarian korban dengan berjalan kaki menyisir bantaran sungai dan bendung Haektrit dengan menggunakan perahu karet.

Baca juga: BMKG imbau warga Manggarai Barat waspadai cuaca ekstrem

Akibat cuaca buruk, Pencarian korban yang dilakukan dari pagi hingga sore hari terpaksa dihentikan dan keesokan harinya Selasa (28/1), korban akhirnya ditemukan di sungai yang cukup jauh dari lokasi awal kejadian dalam kondisi meninggal dunia.*

Baca juga: Badan Geologi - Pemkab Matim kaji kondisi tanah di Desa Pangleleng


Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025