Jakarta (ANTARA) - Bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen memastikan penanganan korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur berjalan sesuai skema dan cepat teratasi berkat perhatian yang diberikan oleh pemerintah pusat.
"Kami merasa sangat diperhatikan pusat, dan dari hasil rapat tadi, kami mendapatkan kepastian bahwa langkah-langkah percepatan penanganan bisa dilakukan dengan baik," kata dia seusai rapat tingkat menteri membahas penanganan pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Pratikno di Jakarta, Jumat.
Dalam rapat koordinasi yang berlangsung tertutup itu, ia menjelaskan bahwa berbagai langkah konkret telah disepakati untuk memastikan percepatan pemulihan, khususnya bagi warga terdampak yang saat ini masih berada di hunian sementara.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur menilai berbagai persoalan yang masih tertunda telah diidentifikasi dengan baik, dan telah ada komitmen yang jelas untuk menanganinya. Hal ini mencakup baik kebutuhan di hunian sementara (huntara) maupun persiapan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak.
Dia menekankan bahwa salah satu langkah nyata yang paling berarti dan yang telah disepakati adalah segera dimulainya pembangunan hunian tetap (huntap) pertama di lokasi Nobo Leto.
"Kita sudah sepakat dalam rapat tadi bahwa kick-off pembangunan hunian tetap di Nobo Leto akan segera dilakukan. Persoalan akses jalan masuk yang masih menjadi kendala juga sudah mendapat titik terang, dan mudah-mudahan dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih ada sekitar 4.000 warga mengungsi sejak erupsi pertama pada 4 November 2024 hingga saat ini Maret 2025.
BNPB memastikan 250 keluarga sudah menempati rumah hunian sementara dan 469 keluarga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, lainnya mengungsi mandiri dengan bantuan dana tunggu hunian dari pemerintah.
Maka dengan langkah ini, Bupati Flores Timur berharap warga yang selama ini menunggu kepastian bisa mulai melihat harapan yang lebih jelas terkait masa depan mereka. "Untuk pembangunan hunian tetap ini adalah awal yang baik bagi masyarakat," ucapnya.
Adapun Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi delapan kilometer (8.000 meter) ke udara dari puncak sehingga membuat Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status kesiapsiagaan dari level III menjadi level IV (Awas), Kamis (20/3).
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan bahwa tinggi kolom abu teramati lebih kurang delapan kilometer di atas puncak atau sekitar 9.584 meter dari permukaan laut saat erupsi yang terjadi pada Kamis malam pukul 22.56 Wita.
Badan Geologi merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki termasuk pengunjung ataupun wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, dan tidak beraktivitas secara sektoral pada arah barat daya - utara - timur laut gunung api itu sejauh delapan kilometer demi keselamatan bersama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bupati Flores Timur pastikan penanganan korban Lewotobi sesuai skema