Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan berdasarkan hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, masih tinggi sehingga tetap pada Level IV (Awas).
"Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya-timur laut 7 km dari pusat erupsi," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu.
Wafid menyampaikan hal tersebut dalam laporan khusus perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki Level IV (Awas) tanggal 20 Juli 2025.
Wafid menyampaikan dalam pengamatan gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200-1000 meter dari puncak.
"Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 17.7-31.8 derajat Celcius," katanya.
Lebih lanjut, data kegempaan dari tanggal 19-20 Juli 2025 hingga pukul 06.00 WITA yakni, 11 kali gempa hembusan, empat kali Gempa harmonik, 31 kali gempa tremor non-harmonik, enam kali gempa low frequency (LF), enam kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan 11 kali gempa tektonik jauh.
"Pada malam hari terlihat sinar api di sekitar puncak yang menandakan material pijar berada di dekat kawah," ujarnya.
Secara visual, lanjut Wafid, teramati aktivitas pelepasan gas berupa uap air bertekanan yang membentuk asap putih tebal, mengindikasikan adanya peningkatan suhu di area kawah.
Sementara itu, data seismik mencatat penurunan gempa Vulkanik dan gempa low frequency (LF).
Data deformasi menunjukkan bahwa hasil pemantauan Global Navigation Satellite System (GNSS) masih merekam pola inflasi yang berlangsung selama sepekan terakhir. Pola ini mengindikasikan adanya migrasi magma dari kedalaman menuju zona yang lebih dangkal.
Hal ini diperkuat oleh tren kenaikan data tiltmeter dalam periode yang sama, yang menunjukkan inflasi terjadi lebih dekat ke kawah sekitar radius 4 km dibandingkan dengan lokasi stasiun GNSS yang berada pada jarak 6,5 km dari kawah.
Kombinasi kedua data deformasi itu, kata Wafid, mengindikasikan adanya peningkatan tekanan dalam konduit yang kaya akan gas, seiring dengan menurunnya jumlah gempa Vulkanik Dalam dan gempa low frequency.
"Kondisi ini berpotensi mengarah pada erupsi eksplosif dan/atau aliran lava," katanya.
Lebih lanjut, karena tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih Level IV (Awas), pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi sebut aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih Level IV