Kupang (Antara NTT) - Sejumlah pusat pembelanjaan modern di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur ditutup pada perayaan Tahun Baru Imlek 2568 karena pemiliknya mudik merayakan Imlek di kampung halaman.

Seperti disaksikan di Kupang, Sabtu pagi, sebagian besar pusat pembelanjaan dan gerai sereta rumah toko ditutup guna menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2568 Konzili dan diperkirakan baru akan dibuka pada Senin mendatang.

Nampak sejumlah pengunjung berjalan di lorong pertokoan elektronik yang tutup, di Kawasan Flobamora Mall dan Hypermart, Toko Kharisma Komputer dalam Kota Kupang, pada Sabtu (28/1) sambil memantau pusat pembelajaan lain di sekitar.

Karena sehari menjelang Tahun Baru Imlek 2568, ribuan warga keturunan Tionghoa dari Kupang mudik ke sejumlah daerah masing-masing atau memilih berlibur di rumah bersama keluarga atau aktivitas lainnya untuk menghabiskan tahun Baru Imlek 2568 Konzili.

"Umumnya mereka bepergian keluar namun ada juga yang tetap berada di tempat, tetapi tidak membuka toko atau geraynya untuk beraktivitas, karena hari raya Imlek," kata Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTIN) Nusa Tenggara TImur (NTT), David Tjung Kenenbudi.

Apalagi katanya Imlek 2568/2017 merupakan kesempatan meningkatkan relasi antarpribadi sesama etnis Tionghoa dengan etnis lainnya daerah setempat.

"Peguyuban punya harapan khusus. Dengan tahun baru Imlek ini, bukan hanya sekadar merayakan tahun baru melainkan bisa ada perubahan sikap setiap individu dan memperbaharui hubungan antara pribadi dengan pribadi etnis Tionghoa dan etnis lainnya," katanya.

Ia mengatakan, untuk semua orang Tionghoa, Imlek kali ini merupakan momen yang tepat karena ada harapan baru bagi setiap orang, khususnya etnis Tionghoa untuk berbenah dan semakin meningkatkan kepedulian sosial.

"Imlek bagi warga keturunan Tionghoa di NTT merupakan momentum istimewah untuk melihat kebelakang dan ke depan dalam kepedulian sosial, karena I,lek sesungguhnya memiliki fungsi spiritual, sekaligus fungsi sosial," katanya.

Menurut dia, perayaan Imlek juga akan mempererat hubungan kekeluargaan dan berbagi dengan sesama, termasuk berbagi kebahagiaan dan kegembiraan dengan penduduk lokal.

Dia menyebut lebih kurang 80 persen etnis Tionghoa yang berdomisili di wilayah NTT berprofesi sebagai pengusaha. Oleh karena itu, di tahun monyet api ini, etnis Tionghoa bertekat untuk berbuat lebih bagi NTT.

Pupuk toleransi
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Nusa Tenggara Timur Niti Susanto mengemukakan, perayaan Tahun Baru Imlek 2568/2017 merupakan kesempatan untuk memupuk semangat toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

"Selain itu, perayaan Tahun Baru Imlek juga merupakan kesempatan yang tepat, hususnya etnis Tionghoa untuk berbenah dan meningkatkan kepedulian sosial, meningkatkan relasi pribadi dengan seama dan etnis lain," katanya.

Perayaan Imlek bagi warga keturunan Tionghoa, di samping mengandung makna spiritual, juga fungsi sosial, katanya.

Menurut dia, perayaan Imlek dapat mempererat hubungan kekeluargaan dan berbagi dengan sesama, termasuk untuk berbagi kebahagiaan dan kegembiraan.

Dia menyebutkan, lebih kurang 80 persen etnis Tionghoa yang berdomisili di NTT adalah pengusaha sehingga berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah setempat.

Niti Susanto yang juga pengusaha, berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mendukung perputaran roda ekonomi, dan program baru untuk mencapai kemandirian ekonomi NTT. 

"Sinergitas di antara pengusaha dan pemerintah, sangat penting untuk bisa mencapai kemandirian ekonomi NTT," katanya.

Ia mengatakan pada setiap Imlek, orang Tionghoa berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional.

Ucapan terima kasih terutama kepada Abdurahman Wahid atau Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri yang ketika memimpin pemerintah membolehkanwarga Tionghoa merayakan Imlek secar terbuka, dan mentapkannya sebagai hari libur nasional.

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2025