Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai, NTT mengimbau warga untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus guna mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang rawan terjadi dalam musim hujan.

"Lakukan gerakan 3M plus secara rutin di rumah dan lingkungan sekitar," kata Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Jefrin Haryanto dihubungi dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis.

Gerakan 3M yang perlu dilakukan warga yakni mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

Selain itu, ada poin plus yakni seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

"Keberhasilan menekan kasus DBD bukan hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan," ungkap Jefrin.

Jefrin juga meminta warga untuk memastikan tidak ada genangan air di wadah atau barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk serta menjadi jumantik mandiri, memeriksa tempat penampungan air minimal satu kali setiap minggu.

"Segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, terutama disertai nyeri otot, bintik merah, atau mimisan," ujarnya.

Menurut Jefrin kasus DBD di Manggarai mengalami penurunan signifikan dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2024 tercatat sebanyak 279 kasus DBD dan sejak Januari-Oktober 2025, jumlah kasus DBD yang dilaporkan baru mencapai 76 kasus.

"Secara keseluruhan, jumlah 76 kasus tersebut menunjukkan bahwa penyebaran DBD di Kabupaten Manggarai masih terjadi di hampir semua wilayah, namun dengan tingkat kejadian yang cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Dalam upaya pencegahan dan penanganan DBD, lanjut dia, Dinkes Manggarai dalam tahun 2025 menetapkan strategi bertajuk 'Manggarai Bebas Jentik' dengan pendekatan pencegahan berbasis masyarakat.

Strategi itu, di antaranya melakukan pemetaan wilayah rawan DBD berdasarkan tren kasus tahun-tahun sebelumnya untuk menentukan prioritas intervensi.

Selanjutnya, meningkatkan surveilans aktif melalui pelaporan cepat dari puskesmas dan pemantauan kasus secara real time dan memperkuat sistem kewaspadaan dini (SKD) agar respon cepat dapat dilakukan saat terjadi peningkatan kasus.

"Kami juga melakukan monitoring rutin angka bebas jentik (ABJ) di rumah tangga, sekolah, kantor, dan fasilitas umum untuk menilai keberhasilan upaya pencegahan," kata Jefrin.

Upaya pencegahan kasus DBD lainnya yang dilakukan Dinkes Manggarai yakni secara rutin melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat melalui media sosial, sekolah, tempat ibadah, dan kegiatan lintas sektor agar masyarakat aktif menjaga kebersihan lingkungan.

"Kami juga melakukan koordinasi lintas sektor dengan pemerintah desa, kecamatan, sekolah, dan lembaga masyarakat untuk melaksanakan kegiatan gotong royong bersih lingkungan serta melakukan fogging focus pada wilayah yang ditemukan kasus DBD," katanya.


Pewarta : Gecio Viana
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025