Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa mengatakan pemerintah Provinsi NTT tidak menggelar kegiatan balap sepeda Tour de Flores (TdF) dan Tour de Timor (TdT) dalam tahun ini, 2019 seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Ada pergeseran orientasi kebijakan sehingga kegiatan seperti Tour de Flores dan Tour de Timor tidak digelar dalam tahun 2019 ini," kata Wayan di Kupang, Selasa (21/5), tanpa menjelaskan pergeseran orientasi kebijakan tersebut.
Ia mengatakan, kegiatan balap sepeda TdF dan tur sepeda TdT yang digelar sebelumnya merupakan bagian dari promosi pariwisata di provinsi berbasiskan kepulauan itu. Upaya promosi melalui kedua kegiatan ini, telah menunjukkan bahwa sektor pariwisata di provinsi setempat semakin menggeliat.
Wayan mengatakan, sejalan dengan kebutuhan pembangunan pariwisata maka orientasi pemerintah provinsi setempat diutamakan pada pembangunan destinasi sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) periode 2018-2023.
"Terjadi pergeseran orientasi kebijakan dari sebelumnya yang menonjolkan promosi, sekarang lebih pada membangun destinasi," kata mantan Kepala Bappeda Provinsi NTT itu.
Baca juga: TdF 2018 dibatalkan karena tak dikemas dengan baik
Menurut Wayan, kebijakan ini tidak berarti mengurangi komitmen dalam membangun pariwisata. Pemerintah provinsi menginginkan adanya keseimbangan dengan adanya perbaikan destinasi wisata.
"Karena pemasaran atau promosi yang baik menjadi sangat sulit kalau destinasi yang dipasarkan tidak sesuai dengan kenyataan," katanya. dan menambahkan pada 2019 ini, pihaknya fokus membangun sejumlah destinasi wisata di antaranya Goa Monyet dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao.
Selain itu, Pantai Liman di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Kampung Adat Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kawasan Praimadita di Kabupaten Sumba Timur, kawasan Moru di KabupatenAlor, kawasan sekitar Kelimutu di Kabupaten Ende, dan kawasan Lamalera di Kabupaten Lembata.
"Orientasi kita sekarang adalah memperbaiki destinasi-destinasi wisata yang ada untuk memenuhi unsur atraksi, aktivitas, aksesibilitas, akomodasi, dan amenitas (5A)," demikian Wayan Darmawa.
Baca juga: Wisata Flores Diharapkan Makin Populer
Baca juga: Peserta TdF Memang Bukan Turis
"Ada pergeseran orientasi kebijakan sehingga kegiatan seperti Tour de Flores dan Tour de Timor tidak digelar dalam tahun 2019 ini," kata Wayan di Kupang, Selasa (21/5), tanpa menjelaskan pergeseran orientasi kebijakan tersebut.
Ia mengatakan, kegiatan balap sepeda TdF dan tur sepeda TdT yang digelar sebelumnya merupakan bagian dari promosi pariwisata di provinsi berbasiskan kepulauan itu. Upaya promosi melalui kedua kegiatan ini, telah menunjukkan bahwa sektor pariwisata di provinsi setempat semakin menggeliat.
Wayan mengatakan, sejalan dengan kebutuhan pembangunan pariwisata maka orientasi pemerintah provinsi setempat diutamakan pada pembangunan destinasi sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) periode 2018-2023.
"Terjadi pergeseran orientasi kebijakan dari sebelumnya yang menonjolkan promosi, sekarang lebih pada membangun destinasi," kata mantan Kepala Bappeda Provinsi NTT itu.
Baca juga: TdF 2018 dibatalkan karena tak dikemas dengan baik
Menurut Wayan, kebijakan ini tidak berarti mengurangi komitmen dalam membangun pariwisata. Pemerintah provinsi menginginkan adanya keseimbangan dengan adanya perbaikan destinasi wisata.
"Karena pemasaran atau promosi yang baik menjadi sangat sulit kalau destinasi yang dipasarkan tidak sesuai dengan kenyataan," katanya. dan menambahkan pada 2019 ini, pihaknya fokus membangun sejumlah destinasi wisata di antaranya Goa Monyet dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao.
Selain itu, Pantai Liman di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Kampung Adat Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kawasan Praimadita di Kabupaten Sumba Timur, kawasan Moru di KabupatenAlor, kawasan sekitar Kelimutu di Kabupaten Ende, dan kawasan Lamalera di Kabupaten Lembata.
"Orientasi kita sekarang adalah memperbaiki destinasi-destinasi wisata yang ada untuk memenuhi unsur atraksi, aktivitas, aksesibilitas, akomodasi, dan amenitas (5A)," demikian Wayan Darmawa.
Baca juga: Wisata Flores Diharapkan Makin Populer
Baca juga: Peserta TdF Memang Bukan Turis