Kupang (ANTARA News NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat memilih membatalkan pelaksaan Tour de Flores (TdF) di daratan Pulau Flores tahun 2018, karena event tahunan berbau internasional itu tidak dikemas dengan baik oleh panitia penyelenggara.
"Setelah saya menjabat gubernur (Gubernur NTT, red), saya melihat bahwa pelakanaan event tahunan itu tak dikemas dengan baik sebagai sebuah daya dorong wisata, sehingga saya memilih untuk membatalkannya (TdF 2018)," kata Gubernur Laiskodat di Kupang, Rabu (12/12).
Demikian alasan yang dikemukakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait dengan penundaan event tahunan Tour de Flores 2018, yang seharusnya dilaksanakan pada September 2018 di daratan Pulau Flores.
"Saya tahu bahwa event tersebut untuk mempromosikan sekaligus memperkenalkan objek wisata di Nusa Tenggara Timur kepada para peserta Tour de Flores, namun sayangnya pihak penyelenggara tidak menyiapkannya dengan baik," katanya.
"Kalau tidak disiapkan dengan baik, ngapain diadakan. Sama saja dengan membuang-buang uang. Ini alasan saya untuk menunda pelaksanaannya dalam tahun ini," kata Gubernur Laiskodat yang juga politisi dari Partai NasDem itu.
Ia mengatakan untuk TdF 2019, pemerintah provinsi akan mencari pihak penyelenggara yang nota bene adalah putra daerah sehingga bisa mengemasnya dengan lebih baik agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat NTT di Pulau Flores.
Baca juga: Tour de Fores 2018 ditunda
Baca juga: TdF belum rangkul pengusaha lokal
Penyelenggaraan Tour de Flores selama ini, selalu mendapat kritik tajam dari masyarakat, karena tidak memberi manfaat apa-apa bagi orang Flores.
"Saya menghendaki agar pelaksanaan Tour de Flores dipersiapkan lebih matang dengan melibatkan masyarakat di destinasi-destinasi wisata yang dilewati. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat harus lebih siap dan disiapkan secara matang dalam mengembangkan potensi wisatanya di daerah masing-masing, seperti pentas seni budaya, ekonomi kreatif, kuliner, dan lainnya sehingga bisa dinikmati peserta tour.
"Disini masyarakat kita bisa mendapat keuntungan dari tour tersebut. Kalau persiapannya tidak betul dan asal-asalan, sebaiknya ditunda saja, agar tidak merugikan pemerintah dari sisi anggaran yang disiapkan," demikian Gubernur Viktor Laiskodat.
Baca juga: TdF 2016 masih menyisahkan utang
Baca juga: 67 pebalap jelajahi etape terpanjang TdF 2017
"Setelah saya menjabat gubernur (Gubernur NTT, red), saya melihat bahwa pelakanaan event tahunan itu tak dikemas dengan baik sebagai sebuah daya dorong wisata, sehingga saya memilih untuk membatalkannya (TdF 2018)," kata Gubernur Laiskodat di Kupang, Rabu (12/12).
Demikian alasan yang dikemukakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait dengan penundaan event tahunan Tour de Flores 2018, yang seharusnya dilaksanakan pada September 2018 di daratan Pulau Flores.
"Saya tahu bahwa event tersebut untuk mempromosikan sekaligus memperkenalkan objek wisata di Nusa Tenggara Timur kepada para peserta Tour de Flores, namun sayangnya pihak penyelenggara tidak menyiapkannya dengan baik," katanya.
"Kalau tidak disiapkan dengan baik, ngapain diadakan. Sama saja dengan membuang-buang uang. Ini alasan saya untuk menunda pelaksanaannya dalam tahun ini," kata Gubernur Laiskodat yang juga politisi dari Partai NasDem itu.
Ia mengatakan untuk TdF 2019, pemerintah provinsi akan mencari pihak penyelenggara yang nota bene adalah putra daerah sehingga bisa mengemasnya dengan lebih baik agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat NTT di Pulau Flores.
Baca juga: Tour de Fores 2018 ditunda
Baca juga: TdF belum rangkul pengusaha lokal
Penyelenggaraan Tour de Flores selama ini, selalu mendapat kritik tajam dari masyarakat, karena tidak memberi manfaat apa-apa bagi orang Flores.
"Saya menghendaki agar pelaksanaan Tour de Flores dipersiapkan lebih matang dengan melibatkan masyarakat di destinasi-destinasi wisata yang dilewati. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat harus lebih siap dan disiapkan secara matang dalam mengembangkan potensi wisatanya di daerah masing-masing, seperti pentas seni budaya, ekonomi kreatif, kuliner, dan lainnya sehingga bisa dinikmati peserta tour.
"Disini masyarakat kita bisa mendapat keuntungan dari tour tersebut. Kalau persiapannya tidak betul dan asal-asalan, sebaiknya ditunda saja, agar tidak merugikan pemerintah dari sisi anggaran yang disiapkan," demikian Gubernur Viktor Laiskodat.
Baca juga: TdF 2016 masih menyisahkan utang
Baca juga: 67 pebalap jelajahi etape terpanjang TdF 2017