Kupang (ANTARA) - Hama belalang kumbara dilaporkan kembali menyerang tanaman pertanian di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur sehingga membuat para petani setempat pasrah menerima kenyataan tersebut.
Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Migdon Abolla yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Kamis (23/5) mengakui telah menerima laporan mengenai serangan hama belalang di Pulau Sumba.
Dia mengatakan, serangan hama belalang kumbara terhadap tanaman petani di wilayah itu sudah mulai berlangsung sejak April 2019. Hampir tiap tahun hama belalang menyerang tanaman pertanian di Sumba, namun sampai sejauh ini belum berhasil ditangani pemerintah.
Berdasarkan laporan sementara, hama belalang tersebut tersebar pada sekitar 30 spot, dan telah merusak puluhan hektare tanaman pertanian milik petani di wilayah itu. "Kami telah mengirim tim ke lapangan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya untuk menanganinya," katanya.
Dari hasil koordinasi ini baru bisa dipastikan pola penanganan lapangan, serta kebutuhan peralatan serta obat-obatan yang diperlukan oleh petugas di lapangan nantinya.
"Tetapi kita ingin penanganannya lebih cepat, karena setiap saat hama ini terus berkembang," katanya dan mengharapkan paling lambat akhir Mei ini sudah bisa ada langkah konkrit penanganan di lapangan.
Baca juga: Pemerintah Didesak Tangani Hama Belalang
Baca juga: Serangan Hama Belalang Siklus 10 Tahunan
Hama belalang kumbara sedang menyerang tanaman pertanian di Pulau Sumba. (ANTARA FOTO/ist)
Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Migdon Abolla yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Kamis (23/5) mengakui telah menerima laporan mengenai serangan hama belalang di Pulau Sumba.
Dia mengatakan, serangan hama belalang kumbara terhadap tanaman petani di wilayah itu sudah mulai berlangsung sejak April 2019. Hampir tiap tahun hama belalang menyerang tanaman pertanian di Sumba, namun sampai sejauh ini belum berhasil ditangani pemerintah.
Berdasarkan laporan sementara, hama belalang tersebut tersebar pada sekitar 30 spot, dan telah merusak puluhan hektare tanaman pertanian milik petani di wilayah itu. "Kami telah mengirim tim ke lapangan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya untuk menanganinya," katanya.
Dari hasil koordinasi ini baru bisa dipastikan pola penanganan lapangan, serta kebutuhan peralatan serta obat-obatan yang diperlukan oleh petugas di lapangan nantinya.
"Tetapi kita ingin penanganannya lebih cepat, karena setiap saat hama ini terus berkembang," katanya dan mengharapkan paling lambat akhir Mei ini sudah bisa ada langkah konkrit penanganan di lapangan.
Baca juga: Pemerintah Didesak Tangani Hama Belalang
Baca juga: Serangan Hama Belalang Siklus 10 Tahunan