Kupang (ANTARA) - Kapolres Flores Timur, AKBP Deny Abrahams mengatakan, personil TNI dan Polri, termasuk satu SSK Brimob masih disiagakan di Pulau Adonara pascabentrok antarwarga dua desa di wilayah itu pada Rabu (5/6) lalu.
"Situasi keamanan sudah kondusif, tetapi pasukan masih saya siagakan di Adonara, menunggu negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat," kata AKBP Deny Abrahams ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/6).
Bentrok antarwarga Desa Wewit dan Nubalema-2 di Kecamatan Adonara Tengah, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu, menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Selain korban jiwa, sekitar lima rumah warga juga ikut dibakar, walaupun bangunan tidak terbakar seluruhnya karena masyarakat berhasil memadamkan kobaran api.
Bentrok itu dipicu oleh pemuda mabuk yang melontarkan ancaman kepada warga desa tetangga, yang kemudian menyulut perkelahian antarwarga Desa Wewit dan Desa Nubalema-2.
Kapolres AKBP Deny Abrahams menambahkan, saat ini sedang diupayakan mediasi perdamaian antara tokoh-tokoh masyarakat dan adat dari dua desa yang bertikai.
Ia menegaskan penarikan pasukan dari Pulau Adonara dapat dilakukan jika proses negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat, dan tokoh masyarakat dari dua desa sudah berhasil dilakukan, dan menjamin tidak terjadi kekacauan lagi.
"Situasi keamanan sudah kondusif, tetapi pasukan masih saya siagakan di Adonara, menunggu negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat," kata AKBP Deny Abrahams ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/6).
Bentrok antarwarga Desa Wewit dan Nubalema-2 di Kecamatan Adonara Tengah, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu, menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Selain korban jiwa, sekitar lima rumah warga juga ikut dibakar, walaupun bangunan tidak terbakar seluruhnya karena masyarakat berhasil memadamkan kobaran api.
Bentrok itu dipicu oleh pemuda mabuk yang melontarkan ancaman kepada warga desa tetangga, yang kemudian menyulut perkelahian antarwarga Desa Wewit dan Desa Nubalema-2.
Kapolres AKBP Deny Abrahams menambahkan, saat ini sedang diupayakan mediasi perdamaian antara tokoh-tokoh masyarakat dan adat dari dua desa yang bertikai.
Ia menegaskan penarikan pasukan dari Pulau Adonara dapat dilakukan jika proses negosiasi perdamaian oleh tokoh-tokoh adat, dan tokoh masyarakat dari dua desa sudah berhasil dilakukan, dan menjamin tidak terjadi kekacauan lagi.