Kupang (ANTARA) - Kerinduan masyarakat di Pulau Seraya Besar, Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur untuk menikmati penerangan dari listrik, akhirnya terpenuhi juga, setelah sekian lama dilanda kegelapan akibat tak ada jaringan listrik dari PLN ke pulau itu.
General Mangaer PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko mengemukakan pihaknya telah mengalirkan listrik untuk 162 rumah tangga di Desa Seraya Maranu, Pulau Seraya Besar, Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores.
"Saat ini pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal 190 kWp sudah beroperasi dan telah mengalirkan listrik untuk 162 rumah warga di Seraya Maranu, Pulau Seraya Besar," katanya di Kupang, Selasa (23/7).
Ia mengatakan, Pulau Selayar Besar merupakan bagian dari sasaran pembangunan listrik untuk pulau-pulau kecil yang menyebar di Kabupaten Manggarai Barat, wilayah bagian paling barat Pulau Flores.
Ia menyebutkan sejumlah desa di pulau-pulau kecil lainnya sedang dalam proses untuk dilisitriki. Di antaranya, Desa Papagarang di Pulau Papagarang, Desa Pasir Putih di Pulau Mesa, dan Desa Batu Tiga di Pulau Boleng.
Baca juga: Rasio desa berlistrik di NTT mendekati 87,95 persen
Rendroyoko menjelaskan penyaluran listrik di pulau-pulau kecil tersebut menggunakan PLTS komunal yang akan beroperasi 24 jam. "Untuk pasokan material PLTS semua diangkut dengan kapal laut dari Jakarta ke Labuan Bajo dan selanjutnya ke Pulau Selayar Besar," katanya.
Rendroyoko mengatakan kehadiran PLTS di pulau-pulau kecil ini sebagai strategi PLN dalam menyiasati pembangunan kelistrikan untuk wisata pelosok. Upaya yang dilakukan ini, sekaligus untuk percepatan program peningkatan rasio elektrifikasi maupun meningkatkan pembangunan pembangkit listrik memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT).
"Dengan potensi panas matahari yang bagus kita manfaatkan untuk membangun PLTS karena pulau-pulau kecil tidak terjangkau jaringan transmisi PLN yang eksisting di pulau besar seperti Pulau Flores, Pulau Timor," katanya.
Ia menambahkan masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil nantinya akan menikmati listrik dengan meteran kilowatt hour (kwh) limiter yang bisa digunakan semua energi secara merata.
Baca juga: Tinggal 12 desa di Kabupaten Sikka yang belum berlistrik
Baca juga: PLN NTT bangun tiga unit PLTS untuk masyarakat Alor
General Mangaer PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko mengemukakan pihaknya telah mengalirkan listrik untuk 162 rumah tangga di Desa Seraya Maranu, Pulau Seraya Besar, Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores.
"Saat ini pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal 190 kWp sudah beroperasi dan telah mengalirkan listrik untuk 162 rumah warga di Seraya Maranu, Pulau Seraya Besar," katanya di Kupang, Selasa (23/7).
Ia mengatakan, Pulau Selayar Besar merupakan bagian dari sasaran pembangunan listrik untuk pulau-pulau kecil yang menyebar di Kabupaten Manggarai Barat, wilayah bagian paling barat Pulau Flores.
Ia menyebutkan sejumlah desa di pulau-pulau kecil lainnya sedang dalam proses untuk dilisitriki. Di antaranya, Desa Papagarang di Pulau Papagarang, Desa Pasir Putih di Pulau Mesa, dan Desa Batu Tiga di Pulau Boleng.
Baca juga: Rasio desa berlistrik di NTT mendekati 87,95 persen
Rendroyoko menjelaskan penyaluran listrik di pulau-pulau kecil tersebut menggunakan PLTS komunal yang akan beroperasi 24 jam. "Untuk pasokan material PLTS semua diangkut dengan kapal laut dari Jakarta ke Labuan Bajo dan selanjutnya ke Pulau Selayar Besar," katanya.
Rendroyoko mengatakan kehadiran PLTS di pulau-pulau kecil ini sebagai strategi PLN dalam menyiasati pembangunan kelistrikan untuk wisata pelosok. Upaya yang dilakukan ini, sekaligus untuk percepatan program peningkatan rasio elektrifikasi maupun meningkatkan pembangunan pembangkit listrik memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT).
"Dengan potensi panas matahari yang bagus kita manfaatkan untuk membangun PLTS karena pulau-pulau kecil tidak terjangkau jaringan transmisi PLN yang eksisting di pulau besar seperti Pulau Flores, Pulau Timor," katanya.
Ia menambahkan masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil nantinya akan menikmati listrik dengan meteran kilowatt hour (kwh) limiter yang bisa digunakan semua energi secara merata.
Baca juga: Tinggal 12 desa di Kabupaten Sikka yang belum berlistrik
Baca juga: PLN NTT bangun tiga unit PLTS untuk masyarakat Alor