Kupang (ANTARA) - Pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Dr. Marianus Kleden menilai pertemuan Surya Paloh dengan Gubernur DKI Anies Baswedan merupakan bentuk menakut-nakuti PDI Perjuangan dan Jokowi.

"Ada semacam gertakan dari Surya Paloh terhdap PDIP dan juga kepada Jokowi sendiri. Saya yang capek-capek mendukung Jokowi, kok, Gerindra yang dapat enaknya'," kata Marianus Kleden kepada ANTARA di Kupang, Selasa (30/7).

Marinus mengemukakan hal itu berkaitan dengan wacana yang dibangun oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang akan mendukung Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai calon presiden periode 2024 - 2029 serta dampak hubungan NasDem dengan PDIP dan Jokowi.

Meskipun tidak diungkapkan secara eksplisit, menurut Marinus, rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo demi persatuan bangsa akan dieksekusi melalui rekrutmen menteri dengan mempertimbangkan keterwakilan Gerindra. Begitu pula, partai-partai lain yang sebelumnya berada di kubu yang berseberangan dengan Jokowi pada Pilpres 2019.

NasDem, kata Marianus, merasa khawatir jika Gerindra memborong semua sehingga partai ini tidak mendapat tempat sesuai dengan harapan. "NasDem akanbertanya di manakah posisi saya yang selama ini setia mendukung Jokowi, antara lain, melalui Metro TV, memberikan efek yang signifikan," kata Marianus.

Oleh karena itu, sikap Surya Paloh dan NasDem harus bisa dipahami sebagai bentuk kekecewaan terhadap PDI Perjuangan dan Jokowi yang memberi angin bagi Prabowo dan Gerindra untuk bergabung dalam pemerintahan. Ketua DPP Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). Kedatangan Anis Baswedan untuk menghadiri undangan makan siang dari Surya Paloh untuk membicarakan terkait pembangunan Provinsi DKI Jakarta. (ANTARA FOTO/Fauzi/am).
 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024