Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo mengatakan gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) disebabkan karena terdapat pola sirkulasi Eddy di Selat Makasar bagian utara.

"Selain itu, pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-30 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur–Tenggara dengan kecepatan 4 - 30 knot," kata Ota Welly Thalo di Kupang, Kamis (1/8).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan faktor yang menjadi penyebab terjadinya gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini.

Berdasarkan hasil pantauan, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Sulawesi Selatan, Perairan Halmahera, Perairan Sorong, Laut Banda, Perairan Kepulauan.

Selain perairan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, dan perairan Laut Arafuru. "Kondisi inilah yang mengakibatkan adanya peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," kata Wlly Thalo menjelaskan.

Baca juga: Tekanan rendah di Filipina picu gelombang tinggi di perairan NTT

Dia menambahkan, saat ini tinggi gelombang 1.25 - 2.5 meter berpeluang terjadi di perairan Utara Flores, Selat Alor, Selat Ombai dan Selat Wetar.

Sementara tinggi gelombang 2.5 - 4.0 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kupang-Pulau Rote, Laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Sawu, Selat Sumba bagian Barat dan perairan selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia selatan NTT dan Selat Sape.

Karena itu, dia mengharapkan agar perlu ada perhatian terhadap risiko tinggi keselamatan pelayaran. 

Baca juga: Gelombang di perairan NTT mencapai 5 meter
Baca juga: Perbedaan tekanan di Australia-Asia picu angin kencang di NTT

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024