Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan pelaku wisata yang berlayar di perairan Labuan Bajo untuk meningkatkan kewaspadaan ketika di langit mulai bermunculan awan-awan konvektif yang berbentuk seperti kembang kol dan berwarna putih keabu-abuan dan bahkan berwarna hitam.
Awan tersebut adalah awan
cumulonimbus atau awan petir yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan memicu kenaikan tinggi gelombang lebih dari yang diprakirakan.
"Jika di wilayah darat berpotensi terjadi angin puting beliung, hal yang sama juga dapat terjadi di laut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (1/4/2024).
Dia menjelaskan puting beliung di wilayah laut disebut waterspout.
Ia mengatakan prakiraan tinggi gelombang laut, pihaknya merujuk pada prakiraan gelombang dari Stasiun Maritim Tenau-Kupang.
Wilayah perairan pariwisata Labuan Bajo, kata dia, berada pada pembagian dua wilayah perairan yaitu Selat Sape bagian utara dan selatan.
Untuk Selat Sape bagian utara tinggi gelombang masih dalam kategori rendah atau 0,25 -1,25 meter dan Selat Sape bagian selatan berkisar 1,25-2,5 meter atau kategori sedang.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau seluruh warga di daerah itu untuk berhati-hati dan mewaspadai adanya perubahan cuaca yang dapat terjadi saat musim pancaroba.
"Wilayah kabupaten Manggarai Barat saat ini berada pada peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba)," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran.
Ia menjelaskan secara umum kondisi cuaca di daerah itu cerah berawan, berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang hingga sore hari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG imbau nelayan waspadai angin kencang di Perairan Labuhan Bajo