Kupang (Antara NTT) - Yoseph Blikololong seorang pemulung di Kota Kupang mendirikan dua sekolah gratis bagi sejumlah anak dari keluarga kurang mampu di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Ada PAUD dan SMP yang saat ini tengah saya rintis berkat hasil dari memulung saya yang telah ditekuni sejak 2004," katanya, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Senin.
Ia mengaku karena keterbatasan biaya, PAUD yang didirikan sejak 2008 kemudian diberi nama Peduli Kasih itu, menggunakan salah satu ruangan di rumahnya yang dinilai cocok untuk dijadikan kelas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk belajar dan bermain.
PAUD tersebut terletak di Kompleks STIBA, Jalan Timor Raya Kilometer 6, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Sedangkan SMP Surya Mandala Kupang yang ia kelola sejak 2011 itu, dengan cara menyewa empat ruangan bekas taman kanak-kanak, milik salah seorang pengusaha di Kota Kupang menggunakan uang sewaan per tahun mencapai Rp12 juta.
Pembiayaan sekolah itu termasuk untuk membayar gaji atau menurutnya hanya uang transpor bagi sembilan guru SMP dan satu guru PAUD berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per bulan.
Yoseph mengaku dirinya berusaha mendirikan PAUD dan SMP dari hasil memulungnya selama bertahun-tahun dalam sebulan bisa memperoleh Rp4 jutaan. Namun uang tersebut harus dibagi dua dengan penyedia barang-barang yang diambilnya dari salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kupang.
Dia berusaha mendirikan kedua sekolah itu karena merasa prihatin dengan sejumlah anak-anak yang di Kota Kupang seharusnya berada di bangku sekolah, namun dalam kesehariaan mereka hanya bermain dan berdagang.
"Awalnya niat saya ini ditolak oleh istri dan anak-anak saya. Karena memang kehidupan ekonomi kami tidak stabil, apalagi saya harus membiayai istri dan enam anak saya itu," katanya lagi.
Namun dalam perjalanan, secara perlahan-lahan, istri dan anak-anaknya itu kemudian mulai memahaminya, bahkan mendukung dirinya untuk mendirikan kedua sekolah itu.
Hingga saat ini sudah ada 22 murid PAUD, dan sudah ada sekitar 60-an siswa SMP yang telah ditampung dan mendapatkan pendidikan secara gratis.
Meilanie, salah satu orang tua murid PAUD mengaku bahwa pembukaan PAUD yang didirikan oleh Yoseph Blikololong cukup meringankan beban keluarganya.
"Biasanya kalau PAUD yang lain kami harus bayar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu agar anak saya bisa sekolah di PAUD. Tetapi, di sini gratis sehingga kami cukup terbantu, apalagi suami saya hanya buruh bangunan," ujarnya lagi.
Masuk PAUD tersebut, dirinya hanya membelikan baju seragam bagi anaknya, sedangkan alat-alat tulis serta bermain telah disiapkan oleh PAUD yang dikelola Yoseph Blikololong tersebut.
Ia berharap agar jangan hanya orang seperti Yoseph Blikololong saja yang mendirikan sekolah gratis tersebut, tetapi kalau bisa pemerintah juga mendirikan sekolah gratis di Kota Kupang agar masyarakat yang tidak mampu bisa menyekolahkan anak-anaknya.
"Ada PAUD dan SMP yang saat ini tengah saya rintis berkat hasil dari memulung saya yang telah ditekuni sejak 2004," katanya, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Senin.
Ia mengaku karena keterbatasan biaya, PAUD yang didirikan sejak 2008 kemudian diberi nama Peduli Kasih itu, menggunakan salah satu ruangan di rumahnya yang dinilai cocok untuk dijadikan kelas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk belajar dan bermain.
PAUD tersebut terletak di Kompleks STIBA, Jalan Timor Raya Kilometer 6, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Sedangkan SMP Surya Mandala Kupang yang ia kelola sejak 2011 itu, dengan cara menyewa empat ruangan bekas taman kanak-kanak, milik salah seorang pengusaha di Kota Kupang menggunakan uang sewaan per tahun mencapai Rp12 juta.
Pembiayaan sekolah itu termasuk untuk membayar gaji atau menurutnya hanya uang transpor bagi sembilan guru SMP dan satu guru PAUD berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per bulan.
Yoseph mengaku dirinya berusaha mendirikan PAUD dan SMP dari hasil memulungnya selama bertahun-tahun dalam sebulan bisa memperoleh Rp4 jutaan. Namun uang tersebut harus dibagi dua dengan penyedia barang-barang yang diambilnya dari salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kupang.
Dia berusaha mendirikan kedua sekolah itu karena merasa prihatin dengan sejumlah anak-anak yang di Kota Kupang seharusnya berada di bangku sekolah, namun dalam kesehariaan mereka hanya bermain dan berdagang.
"Awalnya niat saya ini ditolak oleh istri dan anak-anak saya. Karena memang kehidupan ekonomi kami tidak stabil, apalagi saya harus membiayai istri dan enam anak saya itu," katanya lagi.
Namun dalam perjalanan, secara perlahan-lahan, istri dan anak-anaknya itu kemudian mulai memahaminya, bahkan mendukung dirinya untuk mendirikan kedua sekolah itu.
Hingga saat ini sudah ada 22 murid PAUD, dan sudah ada sekitar 60-an siswa SMP yang telah ditampung dan mendapatkan pendidikan secara gratis.
Meilanie, salah satu orang tua murid PAUD mengaku bahwa pembukaan PAUD yang didirikan oleh Yoseph Blikololong cukup meringankan beban keluarganya.
"Biasanya kalau PAUD yang lain kami harus bayar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu agar anak saya bisa sekolah di PAUD. Tetapi, di sini gratis sehingga kami cukup terbantu, apalagi suami saya hanya buruh bangunan," ujarnya lagi.
Masuk PAUD tersebut, dirinya hanya membelikan baju seragam bagi anaknya, sedangkan alat-alat tulis serta bermain telah disiapkan oleh PAUD yang dikelola Yoseph Blikololong tersebut.
Ia berharap agar jangan hanya orang seperti Yoseph Blikololong saja yang mendirikan sekolah gratis tersebut, tetapi kalau bisa pemerintah juga mendirikan sekolah gratis di Kota Kupang agar masyarakat yang tidak mampu bisa menyekolahkan anak-anaknya.