So'e - TTS (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Christie melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meninjau calon lokasi Sekolah Unggulan Garuda.
"Sebagai pembantu Pak Presiden Prabowo Subianto, saya sebagai menteri Kehutanan berkewajiban memastikan apa yang dicita-citakan menciptakan pendidikan yang berkualitas melalui SMA Garuda ini terlaksana," kata Menhut Raja Antoni, di Soe, Timor Tengah Selatan, NTT, Senin, (13/1).
Menhut meminta jajarannya untuk mengidentifikasi lahan yang nantinya bisa dipergunakan untuk SMA Garuda. Ia menyebut skema yang terbaik saat ini adalah menggunakan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK).
Ada tiga lokasi yang dicek langsung oleh Menteri Kehutanan dan Wamendiktisaintek. Namun secara nasional terdapat empat lokasi yang direncanakan untuk dibangun SMA Garuda.
"Ada rencana 4, salah satunya di sini, dari Kementerian Kehutanan sudah meminta staf di sini untuk mengidentifikasi lahan yang bisa dipergunakan untuk SMA Garuda ini," ujar Menhut.
SMA Unggulan Garuda akan dibangun di empat wilayah, yakni Ibu Kota Nusantara (IKN), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara.
Lebih lanjut kata dia, pada prinsipnya pihaknya sudah menyampaikan skema sementara dan nanti akan diputuskan skema yang terbaik.
Sebagai informasi KHDTK merupakan kawasan hutan yang secara khusus diperuntukkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan kehutanan, pendidikan dan pelatihan kehutanan serta religi dan budaya.
Oleh sebab itu, Menhut Raja Antoni mengatakan nantinya kawasan hutan tersebut bisa digunakan untuk fungsi pendidikan namun hutan tetap dijaga.
"Artinya. Hutannya tetap bisa dijaga tetap bisa jadi kawasan hutan, tetapi nanti Ibu Stella bisa membangun SMA Garuda ini. Dengan komitmen akan lebih hijau vegetasinya lebih baik, sekali lagi tidak ada deforestasi tetapi juga fungsi pendidikannya berjalan," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wamendiktisaintek Prof Stella Christie mengatakan pihaknya memerlukan lahan 20 hektare. Namun ia memastikan tidak seluruhnya akan dibangun sekolah.
"Diperlukan sekitar 20 hektare tetapi tidak semua dibangun. Jadi seperti living lab juga, jadi siswanya bisa mengerti kehutanan. Kebudayaan alam kita. Jadi yang dibangun hanya kecil sekali," tuturnya.
Dia juga mengatakan harapan itu juga adalah visi langsung dari Presiden Prabowo yang memang ingin memberikan akses pada pendidikan berkualitas,
Di wilayah TTS ujar Wamendiktisaintek, adalah permintaan khusus dari Presiden Prabowo yang mana menginginkan sendiri agar ada sekolah tersebut.
"Iya kita ingin bahwa di daerah situ ada dibangun. Maka di sinilah kita meninjau. Bersyukur sekali hari ini Pak Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bisa menemani kita bekerja bergerak cepat agar bisa dijalankan," tambahnya.
Pemerintah menargetkan akan membangun 20 Sekolah Unggulan Garuda hingga tahun 2029. Sekolah unggulan itu akan tersebar di hampir setiap provinsi.
Baca juga: Waka Komisi X DPR RI dorong pendidikan SD negeri dan swasta gratis
Baca juga: Artikel - Menghapus kesenjangan melalui program transformasi sekolah
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menhut-Wamendiktisaintek cek lokasi pembangunan SMA Garuda di NTT