Kupang (Antara NTT) - Pasar Oebobo Kota Kupang, salah satu dari sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dilengkapi alat penakar atau tera timbangan untuk memastikan hasil timbangan pedagang tepat.

"Pemerintah Kota Kupang bekerjasama dengan unit pelayanan teknis Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi untuk memasang mesin tera atau alat penakar timbangan untuk memastikan barang yang dibeli konsumen di pasar itu sesuai berat bersihnya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang Yeri Padji Kana saat peresmian Pasar Oebobo, Senin.

Menurut dia, alat timbangan berupa mesin penakar timbangan itu dipasang untuk memberikan kepastian bagi para pedagang yang berbelanja di pasar itu bahwa yang ditimbang di tingkat pedagang saat transaksi benar jumlahnya.

"Artinya jika ada permainan timbangan pedagang dapat terlihat langsung dan pembeli bisa langsung komplain ke pedagangnya untuk ditambah jumlahnya," kata Yeri.

Dia mengatakan, baru saja memasang peralatan itu di Pasar Oebobo sebagai percontohan dan akan dipasang di sejumlah pasar tradisional lainnya, seperti Pasar Kasih Naikoten, Pasar Oeba, Kuanino dan Pasar Penfui.

"Secara perlahan namun akan kita manfaatkan teknologi itu agar konsumen tidak dirugikan dan para pedagang tidak seenaknya bermain-main dengan alat ukur timbang itu," kata Yeri.

Dia menyebut, peralatan yang terpasang dari UPTD Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu akan dimanfaatkan secara gratis oleh para pembeli. "Silahkan jika konsumen ragu-ragu dengan hasil timbangan yang dimiliki penjual saat membeli barang, bisa manfaatkan timbangan atau alat tera itu," katanya.

Dia menyebut, peralatan tera timbangan itu ditempatkan pada salah satu kios pasar yang dibangun di Pasar Oebobo itu yang secara keseluruhan berjumlah 63 unit. "Jadi 62 unit lainnya diperuntukan bagin pedagang," katanya.

Selain 63 unit kios pasar juga dibangun 164 meja (lapak) jualan di pasar tersebut yang berada di atas lahan seluas 1.200 meter persegi, dengan anggaran pembangunan Rp6,8 miliar.

Sedangkan untuk Pasar Oeba, dibangun sejumlah item pengerjaan, antara lain, 12 kios, satu los untuk 52 unit meja (lapak) jualan, satu unit bak air serta dua tempat pembuangan sampah sementara dengan alokasi anggaran Rp945 juta.

"Anggaran ini dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2016 dan dibangun di atas lahan seluas 1.106 meter persegi dengan jangka waktu 110 hari," katanya.

Menurut Yeri, berkaitan dengan penataan dan teknis pemanfaatan akan diatur oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kupang. "Kita akan berkoordinasi dengan PD Pasar untuk pelaksanaan teknis kepada para pedagang," katanya.

Wali Kota Kupang Jonas Salean saat peresmian pasar tersebut mengatakan Pemerintah Kota Kupang akan terus melakukan upaya revitalisasi semua pasar tradisional yang ada di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu agar tetap hidup dan menjadi pilihan warga untuk melakukan transaksi barang.

Meskipun secara perlahan, kata Jonas Salean upaya itu akan terus dilakukan sehingga kehidupan pasar tradisional tidak mati karena perkembangan sejumlah pasar modern, seperti mal, super market dan hypermart serta lainnya.

"Saya berharap terus dirawat semua fasilitas yang ada agar tetap nyaman dan terus menjadi pilihan warga berbelanja di tempat ini. Saya dan istri juga nanti mulai berbelanja di Pasar Oebobo ini," kata Jonas Salean.

Untuk infrastruktur jalan di lingkungan pasar tersebut, akan segera dibangun di 2017 ini dan menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Kupang. "Kita akan anggarkan dalam APBD Perubahan ini agar segera dibenahi jalan di lingkungan pasar ini. Semuanya harus hotmix," kata Jonas Salean. 

Pewarta : Yohanes Adrianus
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024