Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Pulau Timor bagian Nusa Tengara Timur (NTT) memperketat pemeriksaan terhadap pelintasan ternak dari Timor Leste untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika.
"Titik-titik wilayah perbatasan kami perketat agar pelintasan ternak babi harus diperiksa sampel darahnya," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandez ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Kamis (10/10).
Dia mengemukakan hal itu terkait upaya pemerintah daerah di wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika dari negara tetangga itu.
Menurutnya, hingga saat ini belum terdeksi adanya kasus serangan virus demam babi Afrika yang menyerang ternak milik warga setempat.
Namun, pemerintahannya tetap berupaya melakukan antisipasi dini karena daerah setempat berbatasan langsung dengan Oecusse, Timor Leste.
Baca juga: TRC untuk cegah masuknya virus demam babi Afrika ke NTT
"Karena itu di titik pelintasan seperti Wini, Napan, dan Haumeni Ana, kami perketat pemeriksaan pelintasan ternak yang masuk dari Timor Leste," ujarnya.
Bupati Timor Tengah Utara dua periode itu mengatakan, juga akan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah perbatasan untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelintasan ternak.
Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat telah mengeluarkan surat edaran meminta semua daerah untuk waspada terhadap masuknya virus demam babi Afrika dari negeri seberang Timor Leste.
"Surat edaran tersebut juga untuk surveillance pengambilan sampel pada beberapa titik lokasi perbatasan, untuk memastikan virus tersebut belum menular ke wilayah NTT," kata Asisten II Setda NTT, Semuel Rebo.
Menurutnya, sampai sekarang belum ada laporan mengenai kasus ternak yang terserang virus demam babi, yang terjadi di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Belum ada laporan kasus, tetapi perlu kewaspadaan karena wilayah kita berbatasan langsung dengan negara Timor Leste," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT minta waspada terhadap virus babi Afrika
"Titik-titik wilayah perbatasan kami perketat agar pelintasan ternak babi harus diperiksa sampel darahnya," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandez ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Kamis (10/10).
Dia mengemukakan hal itu terkait upaya pemerintah daerah di wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika dari negara tetangga itu.
Menurutnya, hingga saat ini belum terdeksi adanya kasus serangan virus demam babi Afrika yang menyerang ternak milik warga setempat.
Namun, pemerintahannya tetap berupaya melakukan antisipasi dini karena daerah setempat berbatasan langsung dengan Oecusse, Timor Leste.
Baca juga: TRC untuk cegah masuknya virus demam babi Afrika ke NTT
"Karena itu di titik pelintasan seperti Wini, Napan, dan Haumeni Ana, kami perketat pemeriksaan pelintasan ternak yang masuk dari Timor Leste," ujarnya.
Bupati Timor Tengah Utara dua periode itu mengatakan, juga akan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah perbatasan untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelintasan ternak.
Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat telah mengeluarkan surat edaran meminta semua daerah untuk waspada terhadap masuknya virus demam babi Afrika dari negeri seberang Timor Leste.
"Surat edaran tersebut juga untuk surveillance pengambilan sampel pada beberapa titik lokasi perbatasan, untuk memastikan virus tersebut belum menular ke wilayah NTT," kata Asisten II Setda NTT, Semuel Rebo.
Menurutnya, sampai sekarang belum ada laporan mengenai kasus ternak yang terserang virus demam babi, yang terjadi di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Belum ada laporan kasus, tetapi perlu kewaspadaan karena wilayah kita berbatasan langsung dengan negara Timor Leste," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT minta waspada terhadap virus babi Afrika