Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengharapkan agar penyelenggaraan festival pariwisata di setiap kabupaten/kota setempat harus memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat di daerah itu.
"Festival pariwisata itu dibikin harus ada nilai ekonomi bagi warga masyarakat setempat, kalau tidak ada itu berarti buang-buang biaya percuma," katanya di Kupang, Jumat (25/10).
Dia mengatakan, biaya relatif besar yang dikeluarkan pemerintah untuk sebuah kegiatan festival harus memiliki dampak balik secara ekonomi yang dirasakan secara nyata oleh masyarakat di sekitarnya.
Gubernur Viktor mencontohkan seperti festival Li Ngae di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, yang dihadirinya beberapa waktu lalu.
Baca juga: NTT prioritaskan transaksi ekonomi pada Festival Li Ngae
Baca juga: Merangsang lama tinggal wisatawan di NTT lewat festival
"Saya tanya ke pedagang keuntungan mereka sampai tiga juta rupiah per hari selama festival itu, ini yang dimaksud dengan dampak ekonomi," katanya.
Untuk itu gubernur meminta agar pelaksanaan festival yang digelar ke depan seperti Festival Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Festival Fulan Fehan di Kabupaten Belu, dirancang secara baik agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
"Jadi kalau pelaksanaan festival selama empat hari berarti dampak ekonominya tidak boleh kurang dari Rp1 miliar," katanya.
Dia mengatakan, di lokasi festival harus disediakan tempat tinggal, tempat makan-minum agar para tamu yang datang sehingga bisa menginap lebih lama.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat setempat juga perlu dipersiapkan secara baik agar mampu melayani para tamu yang datang.
"Harus ada penginapan, restoran di Mulut Seribu, di Fulan Fehan, agar ketika festival digelar tamu-tamu tidak hanya datang langsung pulang tetapi ada biaya yang dikeluarkan untuk ekonomi masyarakat setempat," katanya.
Dia menambahkan, NTT sudah dianugerahkan potensi keindahan alam dan budaya yang sangat melimpah sehingga pemerintah dan masyarakat harus dimanfaatkan secara tepat untuk peningkatan kesejahteraan.
Baca juga: Festival pariwisata di NTT belum mampu datangkan wisman secara masif
Baca juga: NTT gelar enam festival pariwisata dalam bulan ini
"Festival pariwisata itu dibikin harus ada nilai ekonomi bagi warga masyarakat setempat, kalau tidak ada itu berarti buang-buang biaya percuma," katanya di Kupang, Jumat (25/10).
Dia mengatakan, biaya relatif besar yang dikeluarkan pemerintah untuk sebuah kegiatan festival harus memiliki dampak balik secara ekonomi yang dirasakan secara nyata oleh masyarakat di sekitarnya.
Gubernur Viktor mencontohkan seperti festival Li Ngae di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, yang dihadirinya beberapa waktu lalu.
Baca juga: NTT prioritaskan transaksi ekonomi pada Festival Li Ngae
Baca juga: Merangsang lama tinggal wisatawan di NTT lewat festival
"Saya tanya ke pedagang keuntungan mereka sampai tiga juta rupiah per hari selama festival itu, ini yang dimaksud dengan dampak ekonomi," katanya.
Untuk itu gubernur meminta agar pelaksanaan festival yang digelar ke depan seperti Festival Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Festival Fulan Fehan di Kabupaten Belu, dirancang secara baik agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
"Jadi kalau pelaksanaan festival selama empat hari berarti dampak ekonominya tidak boleh kurang dari Rp1 miliar," katanya.
Dia mengatakan, di lokasi festival harus disediakan tempat tinggal, tempat makan-minum agar para tamu yang datang sehingga bisa menginap lebih lama.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat setempat juga perlu dipersiapkan secara baik agar mampu melayani para tamu yang datang.
"Harus ada penginapan, restoran di Mulut Seribu, di Fulan Fehan, agar ketika festival digelar tamu-tamu tidak hanya datang langsung pulang tetapi ada biaya yang dikeluarkan untuk ekonomi masyarakat setempat," katanya.
Dia menambahkan, NTT sudah dianugerahkan potensi keindahan alam dan budaya yang sangat melimpah sehingga pemerintah dan masyarakat harus dimanfaatkan secara tepat untuk peningkatan kesejahteraan.
Baca juga: Festival pariwisata di NTT belum mampu datangkan wisman secara masif
Baca juga: NTT gelar enam festival pariwisata dalam bulan ini