Kupang (ANTARA) - Gelanggang Olahraga (GOR) Flobamora di Bilangan Oepoi Kupang pada Kamis (24/10/2019), tampak penuh sesak dengan lautan manusia.

Ada sekitar 1.917 orang kepala desa, 194 lurah,  268 camat dan para kepala bagian (Kabag) Tata Pemerintahan se-NTT, para bupati/wali kota serta wakil bupati se-NTT hadir pada saat itu. 

Mereka hadir untuk memenuhi undangan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) untuk mengikuti rapat kerja (Raker) bersama, dengan tema Sinergitas dan Kolaborasi Membangun NTT dimulai dari Desa dan Kelurahan Untuk Mewujudkan NTT Bangkit Menuju Sejahtera.

Menjadi pertanyaan, kenapa rapat kerja tersebut harus digelar. Mengapa Gubernur VBL mesti menggelar raker bersama para kepala desa dan lurah di NTT? Apakah itu tidak membuang-buang waktu dan energi?

Tampaknya tidak. Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dengan kesadaran penuh ingin berinteraksi langsung dengan para kepala desa, lurah dan para camat di NTT. Interaksi ini tampaknya tidak sekadar berkomunikasi atau dialog semata. 

Gubernur VBL ingin mengetahui dan mendengar aspirasi dari para kepala desa, para lurah dan camat yang merupakan garda terdepan dalam pembangunan di Nusa Tenggara Timur.

Sebaliknya para kepala desa, lurah, camat juga bisa mendengar program dan agenda kerja apa yang bakal dilakukan Pemerintah NTT di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakilny Josef A Nae Soi. 

Tetapi lebih jauh dari itu, dengan berkumpul bersama para kepala desa, para lurah dan para camat, juga para bupati/wali kota, Gubernur VBL ingin menyatukan semua pemangku kepentingan ini untuk menyatakan tekad bersama, yakni membangun sebuah mimpi besar, NTT Bangkit Menuju Sejahtera. 

Inilah alasan mendasar mengapa para kepala desa, para lurah, para camat perlu hadir pada raker gubernur tersebut?. Membangun NTT dengan wilayah yang demikian luas ini, dengan warga yang menghuni di begitu banyak pulau tidak hanya butuh energi besar, tetapi juga butuh solidaritas dan soliditas ekstra. 

Gubernur VBL sangat yakin, seperti di berbagai kesempatan dia kemukakan, bahwa solidaritas dan soliditas sangat dibutuhkan untuk membangun NTT.   Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (tengah) bersama Ketua DPRD NTT Emelia Nomleni (bersarung) dan para bupati se-NTT pada rapat kerja Gubernur NTT di GOR Flobamora Kupang, Kamis (24/10/2019). (ANTARA FOTO/HO-Humas Setda NTT) "Tidak ada orang yang hebat sendiri. Membangun NTT ibarat bermain bola kaki. Semua pemain punya peran dan kontribusi.Tidak ada yang jago sendiri," kata Gubernur VBL.

Itu sebabnya Gubernur VBL memberi apresiasi yang tinggi kepada semua yang hadir. "Hari ini saya gembira sekali karena bertemu langsung dengan ujung tombak pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan di daerah ini. Mari kita mengubah cara kerja kita agar NTT bisa bangkit menuju sejahtera," katanya.

Kepada para kepala desa, para lurah dan semua yang hadir, Gubernur VBL membeberkan sejumlah agenda pembangunan dengan menjadikan pariwisata sebagai prime mover (penggerak utama). 

Di sektor pariwisata, Gubernur VBL mematok tekad besar menjadikan NTT sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia. Pariwisata harus dibangun sebagai industri yang bisa mendatangkan efek ekonomi yang luar biasa untuk masyarakat. 

Sebagai orang yang sudah makan garam di dunia bisnis, Gubernur VBL ingin sektor pariwisata NTT harus bisa mendatangkan uang untuk masyarakat sendiri.  

Kekayaan pariwisata NTT luar biasa. Dari laut sampai puncak gunung, dari tarian hingga situs-situs, serta memiliki destinasi wisata NTT komplit.
 
Gubernur VBL berpikir jauh ke depan agar keunggulan destinasi wisata ini mendatangkan manfaat ekonomi yang besar.  Efek ekonomi itu hanya mungkin kalau orang datang ke NTT. 

Wisatawan perlu ditarik masuk ke NTT untuk mengunjungi destinasi-destinasi yang ada di setiap kabupaten untuk membawa uang masuk ke wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.

Bagaimana caranya untuk menarik masuk wisatawan ke NTT? "Gelar festival di setiap kabupaten dan siapkan produk unggulan untuk disuguhkan kepada wisatawan," ujarnya. 

Kepada para peserrta raker, Gubernur VBL menandaskan setiap kabupaten di NTT harus menghasilkan minimal lima produk unggulan dan wajib menggelar dua festival setiap tahun.  

Semua elemen masyarakat dan kepala desa, lurah, camat dan hingga bupati harus ambil peran dalam menghasilkan produk dan juga terlibat aktif dalam penyelenggaraan festival. Sekda NTT Benediktus Polo Maing (kiri) bersama para bupati se-NTT saat berlangsungnya rapat kerja Gubernur NTT di GOR Flobmora Kupang, Kamis (24/10/2019). (ANTARA Foto/HO-Humas Setda NTT) "Saya mau agar setiap kabupaten itu minimal dapat menghasilkan lima produk unggulan, yang didukung oleh BUMDes, koperasi hingga kabupaten. Dan juga harus mampu menjual produk kepada seluruh kabupaten yang ada di NTT. 

Para pejabat mulai dari bupati hingga kepala desa juga harus membeli termasuk para anggota DPRD. Ini yang dinamakan ada produk ada pasar sehingga menghasilkan ekonomi daerah yang baik," kata mantan politisi dari NasDem itu.

Setiap kabupaten juga diharapkan mampu merancang dan melaksanakan dua festival setiap tahun. "Kita siapkan dengan benar agar setiap festival harus mendatangkan peningkatan ekonomi masyarakat. Semua masyarakat harus berpartisipasi," katanya.

Ia menjelaskan setiap festival dengan kehadiran atraksi budaya, tarian, atau wisata alam harus memiliki narasi. Narasi ini penting untuk membuat orang terpikat dengan festival yang ada. 

"Sekarang ini prime mover kita adalah pariwisata. Pariwisata itu tempat membuat orang datang. Kita di NTT ini harus siapkan narasi mengenai budaya atau atraksi tarian atau tempat wisata alamnya," katanya.

Di arena festival ini produk-produk unggulan dipasarkan. Semua produk lokal harus dipromosikan pada saat festival itu berlangsung. 

Semua elemen masyarakat harus menggunakan tenun ikat daerah. Bayangkan dampak ekonomi dari kegiatan ini. Berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh para penenun, pemilik warung, dan pelaku usaha kecil jika festival diselenggarakan dalam empat sampai lima hari? "Bisa mencapai Rp1 miliar lebih," ujar Gubernur VBL.

Dengan penuh kegembiraan, Gubernur VBL meniupkan semangat membangun agar NTT segera maju melalui kebangkitan ekonomi pariwisata. 

"Mimpi besar kita agar sebagian besar ekonomi masyarakat harus dikerjakan dengan benar, sebab ke depannya akan ada digitalisasi ekonomi," katanya.

Gubernur VBL kemudian mencontohkan, bila ada pameran produk di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), maka gubernur melalui teknologi yang ada sudah bisa mengetahui sistem pemasarannya.

Gubernur VBL juga menuturkan bagaimana tekad Presiden Jokowi membangun Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih hebat.  Para bupati se-Nusa Tenggara Timur tengah medengar dialog publik antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dengan pewawancara Dr David Pandie dari Undana Kupang dalam rapat kerja Gubernur NTT di GOR Flobamora Kupang, Kamis (24/10/2019). (ANTARA Foto/HO-Humas Setda NTT) "Presiden kita Pak Jokowi ini orang hebat. Dengan percepatan program kerja yang hebat dan kolaborasi yang luar biasa. Beliau mati-matian bekerja untuk pembangunan nasional yang hebat, juga di NTT". 

"Nah, kalau para pimpinan di provinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan serta desa tidak melakukan perubahan yang hebat, maka presiden akan jalan sendiri. Ini tidak boleh," katanya menegaskan. 

"Kita harus sejalan dengan Bapak Presiden. Saya belum mendapatkan presiden yang mencintai NTT seperti Pak Jokowi. Kita manfaatkan momen ini,"  kata Gubernur VBL disambut tepuk tangan peserta rapat.

Ia juga berpesan pada semua peserta rapat agar membangun sinergi dan kolaborasi tanpa melihat perbedaan suku dan agama. "Kita kerja jangan pilih suku, agama atau marga". 

"Itu yang selama ini membuat masalah pembangunan di NTT. Harus saling mengikat satu sama lain untuk mendukung pembangunan. Buat masyarakat senang dan bangga dengan tugas dan jabatan yang kita miliki mulai dari gubernur hingga lurah dan kepala desa," ujarnya.

Dari raker tersebut terasa sekali semangat, spirit untuk bangkit membangun NTT. Semangat dan spirit itu menjadi vitamin buat warga NTT untuk bangkit, sebab membangun NTT ini ibarat orang bermain sepak bola. (Kerja sama Biro Humas Setda NTT) Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kanan) saat dialog publik tentang pembangunan di Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/HO-HUmas Setda NTT)

Pewarta : Laurensius Molan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024