Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Dr Ahmad Atang MSi menilai kemungkinan duet Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024 bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun.
"Bagi saya, duet Prabowo-Puan bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun, dan prahara politik bisa saja terjadi sebelum tahun 2024," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat (8/11).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan perkembangan politik nasional pascapertemuan petinggi NasDem dan PKS, serta peluang koalisi PDIP-Gerindra dalam mengusung Prabowo-Puan pada Pilpres 2024.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat terbatas tentang program dan kegiatan bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Presiden dalam arahannya mengatakan untuk mengantisipasi perkembangan politik dunia yang dipicu oleh isu kecil, melakukan reformasi hukum yang memberikan jaminan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras).
Menurut dia, prahara politik bisa terjadi di internal kedua partai politik (PDIP-Gerindra) tersebut sebelum tahun 2024, yang dapat mengganggu kemesraan antara petinggi kedua partai politik tersebut.
Dia menambahkan, jika Prabowo Subianto menjadi calon presiden maka akan ada politik arus balik, di mana pendukung setia Prabowo akan meninggalkannya.
"Ketika Prabowo masuk dalam lingkaran kekuasaan menjadi menteri, maka sepak terjang politik akan terbaca menjadi pembela pemerintah," katanya.
Menurut Ahmad Atang, kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini merupakan kegagalan Prabowo, tetapi keberhasilan Jokowi tidak identik dengan keberhasilan Prabowo.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat disambut oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ketika tiba di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/10/2019). (ANTARA FOTO/HO-Biro Humas Kemhan)
"Bagi saya, duet Prabowo-Puan bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun, dan prahara politik bisa saja terjadi sebelum tahun 2024," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat (8/11).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan perkembangan politik nasional pascapertemuan petinggi NasDem dan PKS, serta peluang koalisi PDIP-Gerindra dalam mengusung Prabowo-Puan pada Pilpres 2024.
Dia menambahkan, jika Prabowo Subianto menjadi calon presiden maka akan ada politik arus balik, di mana pendukung setia Prabowo akan meninggalkannya.
"Ketika Prabowo masuk dalam lingkaran kekuasaan menjadi menteri, maka sepak terjang politik akan terbaca menjadi pembela pemerintah," katanya.
Menurut Ahmad Atang, kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini merupakan kegagalan Prabowo, tetapi keberhasilan Jokowi tidak identik dengan keberhasilan Prabowo.