Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalokasikan bantuan sebanyak 3.990 meteran listrik gratis untuk dipasang di rumah warga yang sampai kini belum menikmati listrik.
“Kami telah mengalokasikan bantuan sebanyak 3.990 meteran listrik gratis untuk warga yang akan dipasang pada 2020,” kata Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT Lecky Frederich Koli kepada Antara di Kupang, Kamis (19/12).
Dia mengakui masih banyak rumah tangga warga di NTT yang belum menikmati listrik hingga saat ini karena kesulitan biaya penyambungan dan pemasangan meteran listrik.
Kondisi ini, lanjut dia, yang membuat rasio elektrifikasi listrik di NTT tidak bergerak naik secara signifikan dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air.
Baca juga: 14 rumah warga di Pulau Ternate mulai nikmati listrik
Baca juga: 150 rumah di Belu nikmati listrik dari PLTA
Bupati Timor Tengah Selatan Epy Tahun melakukan pemotongan pita sebagai simbol peresmian pengoperasian listrik untuk delapan desa yang menyebar di dua kecamatan di antaranya Nunbena dan Mollo Utara di kabupaten setempat. (ANTARA FOTO/HO-Humas PT PLN UIW NTT)
Lecky Koli menjelaskan, alokasi bantuan tersebut menyasar rumah tangga miskin pada desa-desa yang menyebar di 21 kabupaten yang telah dipetakan pemerintah provinsi menjadi fokus penanganan kemiskinan.
“Memang banyak rumah tangga yang masih gelap gulita karena kesulitan biaya pemasangan listrik meskipun sudah dijangkau jaringan listrik PLN, karena itu pemerintah hadirkan bantuan yang direalisasikan di tahun depan,” katanya.
Dia mengatakan, terkait alokasi bantuan meteran listrik ini, pemerintah provinsi menyiapkan anggaran mencapai sekitar Rp4 miliar lebih.
Secara terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT, Ignatius Rendroyoko mengemukakan kondisi rasio elektrifikasi listrik di NTT hingga Oktober 2019 tercatat baru mencapai 84,68 persen.
Untuk mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi ini, kata dia, dibutuhkan dukungan berbagai pihak terutama pemerintah daerah berupa subsidi anggarannya bagi rumah tangga di daerahnya yang tidak mampu biaya penyambungan meteran.
"Bantuan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta tentu sangat diharapkan sehingga semakin banyak rumah warga yang terlistriki dan rasio elektrifikasi bisa naik secara drastis," katanya.
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, meresmikan pembangunan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Alor, Selasa (10/12/2019). (ANTARA FOTO/HO-Humas PT PLN UIW NTT)
Dia mengatakan, pihaknya sendiri telah berupa membantu penyambungan listrik melalui Program One Man One Hope (OMOH) dengan dengan mengumpulkan dana yang disisihkan para pegawai di lingkungan PLN setempat.
Dia menambahkan, hingga November 2019, nilai bantuan yang berhasil terkumpulkan sebesar Rp483.259.000 yang dimanfaatkan untuk penyambungan listrik gratisbagi 658 kepala keluarga yang tersebar di seluruh NTT.
“Kami telah mengalokasikan bantuan sebanyak 3.990 meteran listrik gratis untuk warga yang akan dipasang pada 2020,” kata Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT Lecky Frederich Koli kepada Antara di Kupang, Kamis (19/12).
Dia mengakui masih banyak rumah tangga warga di NTT yang belum menikmati listrik hingga saat ini karena kesulitan biaya penyambungan dan pemasangan meteran listrik.
Kondisi ini, lanjut dia, yang membuat rasio elektrifikasi listrik di NTT tidak bergerak naik secara signifikan dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air.
Baca juga: 14 rumah warga di Pulau Ternate mulai nikmati listrik
Baca juga: 150 rumah di Belu nikmati listrik dari PLTA
“Memang banyak rumah tangga yang masih gelap gulita karena kesulitan biaya pemasangan listrik meskipun sudah dijangkau jaringan listrik PLN, karena itu pemerintah hadirkan bantuan yang direalisasikan di tahun depan,” katanya.
Dia mengatakan, terkait alokasi bantuan meteran listrik ini, pemerintah provinsi menyiapkan anggaran mencapai sekitar Rp4 miliar lebih.
Secara terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT, Ignatius Rendroyoko mengemukakan kondisi rasio elektrifikasi listrik di NTT hingga Oktober 2019 tercatat baru mencapai 84,68 persen.
Untuk mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi ini, kata dia, dibutuhkan dukungan berbagai pihak terutama pemerintah daerah berupa subsidi anggarannya bagi rumah tangga di daerahnya yang tidak mampu biaya penyambungan meteran.
"Bantuan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta tentu sangat diharapkan sehingga semakin banyak rumah warga yang terlistriki dan rasio elektrifikasi bisa naik secara drastis," katanya.
Dia menambahkan, hingga November 2019, nilai bantuan yang berhasil terkumpulkan sebesar Rp483.259.000 yang dimanfaatkan untuk penyambungan listrik gratisbagi 658 kepala keluarga yang tersebar di seluruh NTT.