Kupang (ANTARA) - Ratusan hektare tanaman petani di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan terserang hama ulat dan berpotensi gagal panen.
Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli di Kupang, Sabtu (1/2) mengakui, serangan hama hampir terjadi di seluruh wilayah di daerah itu.
Dia menerangkan, berdasarkan hasil pendataan sementara, sudah ada sekitar 400 lebih hektare tanaman petani yang terserang hama ulat.
"Saya hampir setiap hari mendapat laporan langsung dari para petani dan kepala desa, baik datang langsung di rumah jabatan, kantor dan juga melalui telpon, SMS dan WhatsApp," ujarnya.
Ulat tentara (Spidoptera frugiperda) berjalan melata di atas daun tanaman jagung. (ANTARA FOTO/HO-ist)
Para kepala desa menyampaikan keresahan warga karena padi dan jagung mereka di serang hama semacam ulat kecil berwarna hijau. Jenis ulat ini memakan pucuk muda jagung dan padi sehingga praktis tanaman petani jadi mati.
Mengenai langkah penanganan, dia mengatakan melakukan advokasi para petani untuk menyiapkan tanaman pangan pengganti yang lebih bertahan di tengah kekurangan air.
Namun jika kekeringan terus meluas yang berdampak pada rawan pangan, maka tentu nanti pemda menyatakan daerah dalam keadaan bencana kekeringan/rawan pangan sehingga ada kebijakan intervensi pangan dari pemda.
"Saya juga sudah perintahkan para kades agar di tahun 2020 perbanyak program padat karya yakni masyarakat di upah dengan beras dan program pemberdayaan wirausaha, untuk menggeser mindset masyarakat ke arah sektor industri dan jasa," jelas dia.
Hama ulat menyerang tanaman jagung milik petani di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA FOTO/HO- Humas dan Protokol Setda Kabupaten Alor)
Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli di Kupang, Sabtu (1/2) mengakui, serangan hama hampir terjadi di seluruh wilayah di daerah itu.
Dia menerangkan, berdasarkan hasil pendataan sementara, sudah ada sekitar 400 lebih hektare tanaman petani yang terserang hama ulat.
"Saya hampir setiap hari mendapat laporan langsung dari para petani dan kepala desa, baik datang langsung di rumah jabatan, kantor dan juga melalui telpon, SMS dan WhatsApp," ujarnya.
Mengenai langkah penanganan, dia mengatakan melakukan advokasi para petani untuk menyiapkan tanaman pangan pengganti yang lebih bertahan di tengah kekurangan air.
Namun jika kekeringan terus meluas yang berdampak pada rawan pangan, maka tentu nanti pemda menyatakan daerah dalam keadaan bencana kekeringan/rawan pangan sehingga ada kebijakan intervensi pangan dari pemda.
"Saya juga sudah perintahkan para kades agar di tahun 2020 perbanyak program padat karya yakni masyarakat di upah dengan beras dan program pemberdayaan wirausaha, untuk menggeser mindset masyarakat ke arah sektor industri dan jasa," jelas dia.